Lebih Rentan, Pasien Kanker Disarankan Lebih Waspada pada COVID-19

Jika dibandingkan pasien lain tanpa penyakit penyerta (komorbid), risiko keparahan pada pasien kanker yang terinfeksi COVID-19 bisa lebih parah.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 12 Sep 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2021, 08:00 WIB
Kenali Gejala dan Penyebab dari Kanker DLBCL yang Menyerang Ari Lasso
DLBCL dapat diatasi dengan pengobatan kemoterapi R-CHOP (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Liputan6.com, Jakarta Jika dibandingkan pasien lain tanpa penyakit penyerta (komorbid), risiko keparahan pada pasien kanker yang terinfeksi COVID-19 bisa lebih parah.

"Secara keseluruhan angka yang terkena COVID-19 bisa lebih tinggi atau lebih banyak dibandingkan pasien orang sehat lainnya. Kalau terkena mungkin gejalanya parah , dibandingkan pasien lain," kata staf Medik Hematologi Onkologi Medik Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Ronald A. Hukom. MHSc, Sp.PD, K-HOM, FINASIM dalam Webinar Talkshow CISC, ditulis Minggu (12/9/2021).

dr Ronald menjelaskan, pada pasien kanker, sistem kekebalan tubuh terganggu (immunocompromised). Belum lagi, lanjutnya, jika pasien kanker memiliki penyakit penyerta (komorbid) lain seperti diabetes, hipertensi, gangguan jantung atau gangguan paru-paru obstruktif.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gangguan sistem kekebalan

"Khusus kanker darah dan limfoma, gangguan sistem kekebalan lebih banyak dibandingkan jenis kanker lain. Pasien limfoma berisiko lebih tinggi akan megalami infeksi yang berkepanjangan dan fatal dibandingkan orang dengan tumor padat," katanya.

Untuk mengantisipasi keparahan penyakit, dr Ronald menyarankan pasien kanker untuk selalu waspada dan menjaga diri dengan protokol kesehatan dan memperhatikan lingkungan agartidak terkena infeksi COVID-19.

"Kalau kita mengalami gejala, harus segera dialaporkan tim medis agar sesegera mungkin dilakukan pemeriksaan," katanya.

 


Tak mesti ke RS

Perkembangan teknologi semenjak pandemi, bisa dimanfaatkan oleh pasien kanker. Jika sebelumnya pasien harus melakukan kontrol rutin ke rumah sakit, kini bisa menggunakan telemedicine.

"Kalau sudah dalam keadaan menyelesaikan pengobatan rutin, biasanya pasien kanker bisa sebulan sekali ketemu dokter untuk minta resep. Namun masa pandemi ini dimungkinankan resep bisa diambil tanpa ke rumah sakit. Jadi bisa dipesan lewat email, atau obat diambil langsung oleh anggota keluarga lain," kata dr Ronald.

"Keluarga yang bersangkutan bisa menemui dokternya. Jadi tidak harus pasien bertemu dokter untuk mengurangi risiko terpapar virus COVID-19," pungkasnya.

 


Infografis Hidup Sehat Hindari Kanker

Infografis Hidup Sehat Hindari Kanker (Liputan6.com/Yoshiro)
Infografis Hidup Sehat Hindari Kanker (Liputan6.com/Yoshiro)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya