[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Pernyataan IAVG tentang Vaksinasi Dunia

Kami di IAVG selalu memperhatikan perkembangan pandemi serta dampaknya pada kesehatan, sosial dan ekonomi, dan selalu memberi dukungan maksimal untuk proses akses vaksin COVID-19 pada berbagai negara di dunia

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 29 Sep 2021, 15:53 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2021, 15:00 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama
Prof Tjandra Yoga Aditama. foto: dok pribadi

Liputan6.com, Jakarta Saya adalah satu dari 12 ekspert internasional yang dipilih tergabung dalam “Independent Allocation Vaccine Group (IAVG)” COVAX yang bertugas memvalidasi pembagian vaksin COVID-19 ke berbagai negara di dunia. Beberapa hari yang lalu kami IAVG COVAX mengeluarkan pernyataan tentang perkembangan vaksinasi COVID-19 di dunia. 

Kami di IAVG selalu memperhatikan perkembangan pandemi serta dampaknya pada kesehatan, sosial dan ekonomi, dan selalu memberi dukungan maksimal untuk proses akses vaksin COVID-19 pada berbagai negara di dunia.

Dalam hal ini, kami di IAVG menyayangkan adanya perkiraan penurunan asupan vaksin yang akan dapat dibagikan ke negara-negara yang membutuhkan pada kuartal empat tahun 2021 ini. Kami juga mengkawatirkan adanya prioritas pendekatan bilateral katimbang solidaritas internasional/multilateral, dan juga adanya kebijakan restriksi ekspor pada sebagian keadaan.

 

Alokasi vaksin

IAVG memprihatinkan relatif rendahnya jumlah vaksin yang diberikan ke COVAX, dan kami di IAVG sekali lagi menekankan kepada produsen vaksin serta negara yang memproduksi vaksin dan sudah tinggi angka cakupan di negaranya agar memberi perhatian pada keadilan ketersediaan vaksin (“vaccine equity”) dan transparansi, serta memberi informasi yang jelas tentang kapasitan produksi serta jadual asupan ke  COVAX. Selain itu, dengan menyadari mungkin perlunya dosis tambahan untuk melindungi kelompok rentan masyarakat dan mereka dengan gangguan kekebalan tubuh (“immune-compromised”), kami di IAVG menganjurkan agar negara-negara mengumpulkan dan menganalisa lebih banyak lagi bukti ilmiah sebelum memutuskan kebijakan pemberian vaksin booster pada masyarakatnya.  

Salah satu upaya untuk membantu pemerataan adalah memprioritaskan alokasi vaksin dari COVAX untuk bulan Oktober ini pada negara-negara yang masih amat rendah cakupan vaksinnya, tentu dengan mempertimbangkan kemungkinan negara-negara itu mendapat vaksin dari sumber lainnya.  Kami di  IAVG juga terus menganalisa informasi dan data tentang masalah kapasitas absorpsi vaksin di negara-negara yang cakupannya masih rendah. 

Juga IAVG menyatakan bahwa masih amat perlu dilakukan advokasi di tingkat internasional dan regional untuk mengatasi kurangnya kemauan politis (“lack of political will”) pada situasi tertentu, yang mengakibatkan gangguan implementasi pemerataan vaksin di dunia. Di sisi lain, negara-negara yang membutuhkan juga perlu mendapat akses pendanaan dan dukungan tehnis untuk implementasi vaksinasi di negaranya. Dalam hal ini organsiasi seperti Bank Dunia dan Bank multilateral lain mungkin dapat membantu, demikian juga organisasi lain seperti lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat madani.

Tentang sumber vaksin yang didapat oleh COVAX maka kami di IAVG berpendapat bahwa donasi memang sumber yang penting, tetapi donasi harus dilihat sebagai upaya tambahan dari pembelian vaksin oleh COVAX sendiri. Jangan sampai donasi malah menggantikan kegiatan pembelian, karena masalah pengurusan dan administrasi donasi ternyata amat rumit dan membuat beban yang tinggi.  

Catatan khusus

Kami di IAVG juga kembali menekankan agar negara yang menyumbangkan vaksin ke COVAX dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan “catatan khusus” tentang negara mana yang boleh menerima sumbangannya (“earmarking”), dan juga negara penyumbang harus menjamin bahwa vaksin sumbangannya jangan punya waktu kedaluwarsa yang singkat sehingga menyulitkan pemanfaatannya di lapangan.

IAVG juga meyoroti bahwa berbagai upaya dan program untuk mengatasi kelompok yang menolak di vaksin (“vaccination hesitancy”) di berbagai negara. Upaya ini seyogyanya bersifat lokal spesifik dan amat memerlukan keterlibatan aktif masyarakat setempat.

Di sisi lain, IAVG juga menyampaikan bahwa di berbagai belahan dunia terjadi keresahan sosial, situasi konflik serta bencana alam, yang tentunya mempengaruhi implementasi vaksinasi. Dalam hal ini maka amat diperlukan solidaritas dan kerjasama internasional untuk mendukung program vaksinasi di negara-negara yang sedang menghadapi berbagai masalah ini.

Sebagai penutup disampaikan bahwa COVAX tetap merupakan mekanisme global utama agar negara-negara mendapat akses vaksin COVID-19 secara adil dan merata. Kami di IAVG siap selalu bekerja mendukung suksesnya program ini.

 

**Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI, Anggota IAVG-COVAX, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi Covid-19.

Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya