Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Pandu Riono memberi pandangan terkait peningkatan kasus COVID-19 di Jerman dan beberapa wilayah di Eropa.
“Enggak tahu kenapa mereka (Jerman/Eropa) begitu, jenis vaksinnya berbeda, mereka banyak juga yang belum divaksinasi,” kata Pandu kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (19/11/2021).
Advertisement
Baca Juga
Ia juga mengaitkan dengan karakteristik Jerman yang merupakan negara merdeka dengan nilai demokratis tinggi. Hal ini dapat berpengaruh pula pada karakteristik masyarakatnya yang tidak bisa dipaksa untuk vaksinasi.
“Di sisi lain, tidak ada persyaratan-persyaratan yang mengetatkan seperti PeduliLindungi. Orang enggak mau pakai masker, protokol kesehatannya enggak dijaga. Kebanyakan sih prokes yang orang-orangnya enggak mau ikut anjuran dan pemerintah enggak bisa memaksa.”
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Jika Masyarakat Jerman Mengikuti Anjuran
Jika masyarakat Jerman bisa mengikuti berbagai anjuran, kemungkinan lonjakan terjadi sangat kecil. Contoh, hal yang terbilang sederhana adalah menggunakan masker yang berdampak besar.
“Memakai masker itu bisa menurunkan risiko tertular hampir separuhnya, untuk mencegah tuh sebenarnya sederhana, dengan prokes, vaksinasi, dan tes.”
Padahal, keadaan di Jerman terbilang sama dengan negara lainnya dari sisi varian yang menyebar. Varian yang masih mendominasi di dunia adalah Delta.
“Di sana juga enggak ada varian baru, masih Delta semua, seluruh dunia masih Delta kok sekarang.”
Advertisement
Terkait Delta Plus
Berbicara tentang varian Delta, Pandu pun membahas varian turunan dari Delta yakni Delta Plus. Menurutnya, masyarakat tidak usah panik dengan varian ini.
“Varian Delta Plus belum ditemukan di Indonesia, kalau sudah ditemukan pun ya enggak apa-apa. Enggak jauh berbeda dengan Delta sebelumnya.”
“Kalau ada varian baru yang dua kali lipat lebih ganas dari Delta nah itu baru kita harus khawatir. Kalau bedanya hanya 10 persen (tingkat penularan) enggak ada artinya. Enggak mengkhawatirkan, tenang aja.”
Secara umum, untuk situasi COVID-19 di Indonesia saat ini, Pandu mengimbau masyarakat untuk lebih tenang tapi tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan, vaksinasi, dan tes.
Infografis COVID-19 Varian Delta India Hantui Indonesia
Advertisement