Liputan6.com, Jakarta Upaya mendukung pelaksanaan vaksinasi nasional, Indonesia banyak mendapat donasi vaksin COVID-19 gratis dari negara-negara sahabat. Salah satunya, Indonesia baru-baru ini kedatangan 1,4 juta vaksin AstraZeneca yang merupakan donasi dari Belanda dan Jepang.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menuturkan, alasan di balik Indonesia menerima donasi vaksin COVID-19 dalam jumlah berlimpah. Bahwa negara-negara maju melihat Indonesia cepat dalam penyuntikkan.
Advertisement
Baca Juga
"Kenapa Indonesia donasi vaksin banyak? Tadinya, (donasi vaksin) mau dikasih ke Afrika. Problemnya, di sana enggak bisa disuntik, karena cold chain (rantai dingin) sulit, vaksinasi rendah. Akibatnya, banyak sekali vaksin donasi, terutama dari Amerika Serikat yang expired (kedaluwarsa)," tutur Budi Gunadi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, ditulis Kamis (20/1/2022).
"Nah, kan negara-negara (yang kasih) donasi enggak happy. Mereka akhirnya cari negara mana yang suntiknya cepat. Itu kita, Indonesia. Sehingga mereka kasih ke Indonesia."
Donasi merek vaksin COVID-19 paling banyak yang diterima Indonesia, yakni AstraZeneca, Pfizer, dan Moderna. Rata-rata masa kedaluwarsa vaksin donasi berkisar antara 1-3 bulan.
"Jadi, kita mesti cepat suntik," lanjut Budi Gunadi.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Banyak Tawaran Donasi Vaksin ke Indonesia
Budi Gunadi Sadikin menambahkan, negara-negara maju juga membeli vaksin COVID-19 dalam jumlah banyak dari produsen vaksin. Sisa vaksin rupanya banyak, sehingga didonasikan ke negara lain, yakni Indonesia.
"Di luar itu, gap politiknya juga ada. Mereka, negara maju, belinya (vaksin) banyak. Jadi, disimpan, nah begitu mereka suntik, ternyata banyak sisanya juga. Makanya, banyak donasi yang dikirim ke kita," ucapnya.
"Saya dalam posisis ya mau-mau saja, karena toh gratis."
Melihat masa kedaluwarsa vaksin donasi antara 1-3 bulan, Indonesia kini memilih-milih, bahwa setidaknya paling maksimal 3 bulan expired date-nya. Terlebih lagi per Desember 2021, ada 1,1 juta vaksin COVID-19 di Indonesia yang kedaluwarsa.
"Berdasarkan pengalaman itu, kita sekarang agak milih, kalo bisa at least 3 bulan (expired), tapi image Indonesia sebagai negara yang vaksinasinya cepat, jadi kalau ada negara maju yang (vaksin) tinggal sebulan-dua bulan lagi, pasti ditawarinnya ke Indonesia," terang Menkes Budi Gunadi.
"Selama ini, posisi kita usahakan ambil, karena bagaimanapun juga kan vaksin gratis dan itu adalah vaksin-vaksin bagus yang bisa kita berikan ke rakyat."
Advertisement