Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, kematian COVID-19 akibat Omicron tidak sampai 1.000-an kasus seperti puncak gelombang COVID-19 varian Delta tahun lalu. Bahkan kemungkinan besar juga tidak menyentuh angka 2.000-an orang meninggal.
Dari data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19, penambahan kematian COVID-19 nasional dalam dua hari ini di atas 100 kasus. Data per 13 Februari 2022, bertambah 111 kasus kematian dan 145 orang meninggal pada 14 Februari 2022.
Advertisement
Baca Juga
"Biasanya dua minggu setelah puncak kasus COVID-19, puncak kematian tercapai. Contoh, Delta ya. Puncak kasus waktu pada 15 Juli 2021 ada 56.000 kasus, lalu puncak kematian pada 27 Juli ada 2.069 orang meninggal," jelas Budi Gunadi saat memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas PPKM pada Senin, 14 Februari 2022.
"Kalau sekarang, puncak kasus akibat Omicron itu 55.000 kasus (per 12 Februari 2022), yang meninggal 111 orang. Dibandingkan Delta ada 2.069 orang meninggal per hari. Mungkin akan ada kenaikan kematian dalam dua pekan, tapi enggak akan sampai 500 atau 1.000 kasus, apalagi mencapai 2.069 seperti Delta."
Kurangi Kematian COVID-19, Vaksinasi Dipercepat
Untuk menghindari jumlah kematian COVID-19 akibat varian Omicron, Budi Gunadi Sadikin mengingatkan para lansia dan punya komorbid segera vaksinasi. Upaya ini mengurangi tingkat kematian dan masuk rumah sakit dengan gejala berat.
"Cara menghindari ini (kematian COVID-19) menyasar tiga kategori orang ya. Kan tadi ada kategori orang (rentan) meninggal. Pertama, lansia, kedua komorbid, dan ketiga orang yang belum vaksinasi lengkap," ucapnya.
"Nah, mengurangi fatality (kematian), cepat-cepat vaksinasi deh. Buat semua yang belum vaksinasi, lansia dan punya komorbid, ayo vaksinasi dua dosis dan booster."
Advertisement