Penyiar Berita Alami Serangan Stroke Ringan Saat Live, Penglihatan Kabur dan Sulit Bicara

Pada sebuah siaran langsung, penyiar berita asal Oklahoma diduga mengalami stroke mendadak saat sedang membacakan berita melalui teleprompter.

oleh Qorry Layla Aprianti diperbarui 08 Sep 2022, 12:41 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2022, 12:00 WIB
Gambar Ilustrasi Human Brain Stroke
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Penyiar berita Amerika Serikat dari saluran NBC, Julia Chin, mengalami hal yang tidak ia duga-duga ketika sedang bertugas. Di tengah siaran langsung ia mengalami serangan stroke ringan.

Pada saat siaran di pagi hari itu, Julia tengah membaca teleprompter tentang pembatalan peluncuran roket NASA. Biasanya ia bisa dengan lancar dan mulus membacakan apa yang tertulis di teleprompter. Namun, kali itu tidak. Ia terbata-bata saat berbicara lalu ia memutuskan untuk mengatakan bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja saat itu.

"Saya meminta maaf, tampaknya ada sesuatu yang terjadi pada diri saya pagi ini," tutur Julie di tengah siaran langsung itu.

Kemudian, program berita itu dilanjutkan oleh rekannya, Annie Brown, dengan segmen prakiraan cuaca.

Usai kejadian itu, Julia Chin langsung dilarikan ke rumah sakit. Dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa hal yang terjadi pada dirinya saat siaran langsung itu adalah gejala stroke ringan.

“Beberapa hari terakhir ini, masih menjadi misteri. Namun, dokter saya meyakini kalau saya mengalami gejala stroke ringan pada saat siaran langsung di hari Sabtu pagi kemarin. Beberapa dari kalian pasti menyaksikan secara langsung, dan saya sangat menyesali hal tersebut terjadi,” ungkapnya pada unggahan di akun Facebook pribadinya.

Julie mengatakan bahwa sebelum serangan stroke itu terjadi dirinya merasa baik dan sehat. 

"Entah itu muncul dari mana, tapi saya merasa kalau saya baik-baik saja sebelumnya”.

Namun, saat serangan stroke itu datang, Julie mengaku bahwa penglihatannya sempat kabur lalu tangan juga sempat mati rasa.

“Beberapa menit siaran berita, banyak hal aneh yang terjadi. Pertama, saya merasakan kehilangan penglihatan sebagian di satu mata saya. Beberapa saat kemudian, tangan saya seperti mati rasa. Kemudian, saya tahu bahwa saya berada dalam masalah besar ketika mulut saya tidak mau mengucapkan kalimat yang tertera di teleprompter,” lanjutnya.

Julia Chin Mengalami Gejala Stroke Ketika on Air
Pembawa berita, Julia Chin mengalami gejala stroke mendadak ketika sedang siaran langsung. source: New York Post

Rekan Kerja Tanggap, Langsung Telepon 911

Foto yang Diunggah oleh Julia Chin saat Melakukan Pemeriksaan di Rumah Sakit
Foto yang diunggah Julia Chin melalui akun facebooknya saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Source: Facebook/Julie Chin

Beruntung, ia memiliki rekan yang tanggap dengan keadaan darurat yang sedang ia alami. Rekannya tersebut langsung menghubungi 911 ketika menyadari ada hal yang mengganjal terjadi pada Julie.

Julia mengatakan bahwa selepas di rumah, ia menjalani serangkaian tes untuk mengetahui penyebab pasti dari apa yang menimpanya saat siaran berlangsung.

Ia menuturkan bahwa diagnosis sementara yang diderita adalah gejala stroke awal. Namun, tentunya ia masih butuh penanganan lebih lanjut mengenai gejala yang dialaminya seperti mengutip New York Post. 

Metode FAST untuk Mendeteksi Gejala Stroke Umum

Berbicara tentang stroke, gejala untuk setiap jenis stroke berbeda-beda.

Untuk jenis stroke ringan atau isemik transien (TIA) sendiri disebabkan oleh aliran darah ke bagian otak tidak mencukupi.

Menurut ahli penyakit stroke, Larry B. Goldstein, MD, apabila stroke ringan terlambat diobati, maka akan berlanjut ke level stroke berat dalam kurun waktu 10 hari.

Kebanyakan orang yang terkena stroke ringan, justru tidak menyadari dan tidak mengalami gejala apapun.

Maka dari itu, coba kenali dan deteksi stroke sejak dini menggunakan metode FAST untuk mengetahui gejala stroke secara umum seperti mengutip laman Sehat Negeriku. 

  • Face (wajah):Gejala yang dilihat dari wajah seseorang yang tampak tidak normal seperti turun sebelah dan tidak simetris.
  • Arm (lengan): lengan yang tiba-tiba mengalami mati rasa. Cobalah untuk meminta orang tersebut mengangkat tangannya. Jika lengannya terkulai turun, ini juga dapat menjadi peringatan gejala awal stroke.
  • Speech (bicara): orang yang memiliki gejala stroke, dapat dengan mudah dikenali karena kesulitannya dalam berbicara. Coba untuk meminta orang tersebut mengulangi ucapannya. Gejala stroke dilihat dari cara bicara penderita yang menjadi sulit, tidak jelas, atau bahkan tidak bisa bicara.
  • Time (waktu): apabila kamu atau orang di sekitarmu mengalami tanda-tanda tersebut, segeralah memeriksakan diri ke dokter maupun layanan gawat darurat setempat untuk mendapatkan penanganan dan pemeriksaan lebih dini.

Terapi Stroke Ringan

Setelah dokter mendiagnosis stroke ringan, maka tim medis akan memberikan rangkaian pengobatan ke pasien. Selain itu, bisa jadi juga diminta untuk menjalani serangkaian terapi, diantaranya:

  • Melakukan terapi fisik seperti berjalan santai, duduk, berbaring, maupun melakukan gerakan kecil lainnya.
  • Belajar untuk membaca, minum, makan, mandi, buang air. Ini merupakan salah satu dari bagian terapi okupasi pada penyakit stroke ringan.
  • Ajak untuk berkomunikasi dua arah. Baik itu dengan bahasa tubuh (non verbal), maupun secara lisan. Bagian ini merupakan terapi wicara untuk para penderita stroke ringan.
  • Terapi psikologi/psikiatri juga dapat membantu para pengidap stroke untuk mengurangi stres secara mental dan emosional (depresi) yang umumnya kerap kali menyerang penderita stroke.
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya