Liputan6.com, Jakarta - Seorang wanita di Prancis menumbuhkan hidung di lengannya untuk mempersiapkan transplantasi setelah kehilangan sebagian besar hidungnya selama perawatan kanker.
Pada tahun 2013, pasien dari Toulouse, Prancis, dirawat karena kanker rongga hidung dengan radioterapi dan kemoterapi. Pasien itu akhirnya kehilangan sebagian hidungnya. Selama bertahun-tahun, dia hidup tanpa hidung, meskipun ada upaya rekonstruksi dan kegagalan prostetik.
Baca Juga
Wanita yang diketahui bernama Carine itu kehilangan hidungnya delapan tahun lalu karena pengobatan kanker. Hidung Carine terpaksa dibuang melalui operasi pada 2013 karena dia didiagnosis kanker sinus.
Advertisement
Akibat pengobatan kanker itu, Carine tak hanya kehilangan hidung melainkan juga kemampuan membaui. Terlebih, dia tak memiliki kepercayaan diri untuk keluar rumah tanpa hidung.
"Aku berdiam diri di rumah selama delapan tahun terakhir. Ketika kamu sakit, kamu mengisolasi diri dan wajahlah yang pertama kali kamu lihat," ujarnya pada 20 Minutes.
Seperti disinggung sebelumnya, dokter pernah berupaya melakukan cangkok kulit pada Carine untuk menggantikan jaringan yang hilang. Tapi jaringan baru itu mati.
Lalu dokter juga memberinya prostetik atau organ buatan. Tapi kemudian mereka kesulitan membuat prostetik itu tetap pada tempatnya.
Tapi sekarang, berkat teknologi medis yang muncul, dia bisa mendapatkan hidung baru — hidung yang dia kembangkan sendiri.
Hidung khusus itu terbuat dari biomaterial cetak 3D untuk menggantikan tulang rawan. Kerangka biomaterial dibuat khusus untuknya dan kemudian ditanamkan di lengan bawahnya.
Alasan Memilih Kulit Tangan
Para ilmuwan kemudian menggunakan cangkok kulit dari pelipis Carine untuk menutupi hidung pengganti. Hidung kemudian bertumbuh di lengannya selama dua bulan sebelum ditransplantasikan ke wajahnya.
Pada bulan September, ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan cervico-facial menggunakan metode bedah mikro untuk menghubungkan pembuluh darah di lengan ke pembuluh darah di wajah dan berhasil mentransplantasikan hidung. Prosedur baru ini ternyata berhasil, berkat tim di Rumah Sakit Universitas Toulouse dan Institut Claudius Regaud.
Para peneliti memilih tangan sebagai lokasi mengembangkan transplan hidung karena kulit di bagian tersebut lebih tipis dan mirip dengan kulit wajah dibandingkan area tubuh lainnya.
Untuk memastikan proses berjalan lancar, Carine harus rutin ke rumah sakit ketika menumbuhkan jaringan kulit. Setelah dua bulan, hidung baru tersebut benar-benar tumbuh dan tidak mengalami kerusakan.
“Setelah 10 hari dirawat di rumah sakit dan tiga minggu antibiotik, kondisi pasien sangat baik,” kata petugas medis kepada Evening Standard.
Advertisement
Belum Pernah Sebelumnya
Pihak rumah sakit menyatakan, transplantasi semacam itu merupakan yang pertama kali dilakukan.
“Jenis rekonstruksi ini belum pernah dilakukan pada area yang rapuh dan vaskularisasi yang buruk dan dimungkinkan berkat kolaborasi tim medis dengan perusahaan Cerhum, produsen perangkat medis Belgia yang berspesialisasi dalam rekonstruksi tulang,” kata rumah sakit itu.
“Teknik baru ini juga memungkinkan untuk mengatasi keterbatasan tertentu yang disajikan oleh teknik lain.”
Carine mengapresiasi tim dokter yang telah membantunya mendapatkan hidung baru.
"Ini suatu keajaiban, hidung biomaterial ini adalah harapan terakhirku dan aku mengapresiasi para peneliti dan kerja para dokter yang membantuku bertahan," ujarnya.
Menurut sang ibu, kini Carine bisa bernapas lebih baik. Putrinya itu pun bisa kembali membaui. Hanya saja, Carine belum bisa merasakan keberadaan hidungnya. Dokter mengatakan, hal itu akan bisa diperbaiki dengan tindakan operasi lanjutan.