Liputan6.com, Jakarta - Diabetes adalah kondisi di mana tubuh Anda tidak membuat cukup insulin atau tubuh Anda tidak menggunakan insulin dengan benar.
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang berfungsi dalam membantu tubuh untuk menggunakan gula sebagai energi.
Baca Juga
Jika pankreas tidak bekerja sebagaimana mestinya, pankreas tidak bisa membuat atau melepaskan insulin yang dibutuhkan untuk mengontrol gula darah sehingga mengakibatkan diabetes.
Advertisement
Insulin membawa glukosa dari darah ke dalam sel-sel di seluruh tubuh. Glukosa berasal dari makanan yang dikonsumsi serta pelepasan glukosa alami yang disimpan dalam tubuh.
Bayangkan insulin sebagai "kunci" yang membuka "pintu" sel-sel dalam tubuh. Setelah insulin membuka pintu sel, glukosa dapat meninggalkan aliran darah Anda dan berpindah ke sel-sel untuk digunakan dalam bentuk energi.
Tanpa insulin yang cukup, glukosa tidak bisa masuk ke dalam sel dan malah menumpuk di dalam darah. Menurut situs Cleveland Clinic, ada banyak kondisi yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproduksi dan melepaskan insulin, antara lain:
1. Diabetes gestasional, yaitu diabetes yang dimulai selama kehamilan.
2. Prediabetes, ketika tubuh Anda resisten terhadap insulin (tidak dapat menggunakan insulin sebagaimana mestinya), tetapi kadar gula darah tidak cukup tinggi untuk diagnosis diabetes tipe 2.
3. Diabetes tipe 1, ketika pankreas tidak bisa membuat insulin atau tidak membuat cukup insulin untuk mengontrol gula darah.
4. Diabetes tipe 2, ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin, atau tubuh Anda tidak dapat menggunakan insulin sebagaimana mestinya.
Meski penggunaan insulin dapat membantu mengontrol gula darah, masih banyak yang belum tahu mengenai pengaruh insulin pada kenaikan berat badan, kemampuan penyandang diabetes untuk donor darah serta dampaknya bagi ibu hamil dan bayi yang dikandungnya.
Insulin Sebabkan Tidak Bisa Donor Darah
Banyak yang percaya bahwa penyandang diabetes tidak bisa donor darah. Ada sebuah mitos bahwa dengan mendonorkan darah, tingkat gula darah akan naik. Namun, sebenarnya tidak benar.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Rudi K, SpPD, DipTH, MM, MARS menyampaikan bahwa orang dengan diabetes boleh mendonorkan darahnya selama tidak menggunakan insulin.
"Kalau tanpa insulin boleh," tuturnya dalam media workshop bertajuk "Batasi Konsumsi Gula untuk Cegah Diabetes" pada Kamis (17/11/2022).
"Jadi, penyandang diabetes yang tidak menggunakan insulin dan dalam kondisi yang sehat, ya, artinya bukan lagi tinggi banget gulanya."
Diabetes adalah penyakit metabolisme. Ini mempengaruhi tubuh pasien, bukan darah. Selama pasien tidak memiliki komplikasi kronis diabetes seperti penyakit jantung atau masalah ginjal, tidak ada alasan untuk dia tidak dapat menyumbangkan darah, ujar Dr. Manoj Chadha kepada NDTV.
Ketika akan mendonorkan darah, penyandang diabetes harus mengikuti tindakan persyaratan yang sama seperti orang yang tidak memiliki diabetes, antara lain memenuhi kadar hemoglobin yang minimal, angka gula darah dan tekanan darah yang sehat dan tidak mengalami infeksi di masa lalu.
"Diabetes tidak menyebabkan infeksi seperti penyakit lainnya. Jika seorang pasien layak untuk mendonorkan darah, maka lakukanlah. Mendonorkan darah dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang," ucap dr. Chadha.
Advertisement
Insulin Aman bagi Ibu Hamil
Diabetes dapat menyebabkan masalah selama kehamilan bagi wanita dan bayi dalam kandungannya. Kontrol diabetes yang buruk selama kehamilan meningkatkan kemungkinan cacat lahir dan masalah lain bagi bayi.
Ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius bagi calon ibu. Perawatan kesehatan yang tepat sebelum dan selama kehamilan dapat membantu mencegah cacat lahir dan masalah kesehatan lainnya.
Perawatan yang dapat digunakan yaitu insulin. Anda mungkin khawatir tentang dampak insulin terhadap sang ibu dan si kecil yang ada dalam kandungannya. Meskipun demikian, Rudi menyatakan bahwa penggunaan insulin aman bagi ibu hamil.
"Boleh, justru kita harus pakai insulin. Obat-obatan minum di-switch semua ganti ke insulin," ujarnya.
Insulin adalah pilihan yang sangat aman dalam kehamilan karena tidak melintasi plasenta dan mencapai janin.
Rudi juga mengatakan bahwa insulin merangsang sel untuk menyerap dan menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Ini mencegah kelebihan glukosa mencapai bayi dan mencegah komplikasi apa pun.
Insulin Menaikkan Berat Badan
Penggunaan insulin pada dosis tertentu untuk mengelola kadar gula darah bisa berdampak pada kenaikan berat badan.
"Insulin pada dosis tertentu bisa, karena, kan, dia sifatnya kayak anabolik, gitu, ya. Membuat berat badan lebih tinggi," jelas Rudi.
Seperti dikutip dari situs Verywell Health, alasan insulin dapat menyebabkan kenaikan berat badan adalah karena ketika Anda memulai terapi insulin, semua glukosa ekstra dalam darah dibawa ke dalam tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan. Namun, jika energi yang digunakan kurang dari energi yang dihasilkan tubuh, maka tubuh akan menyimpan kelebihan energi itu sebagai lemak yang tentunya dapat menaikkan berat badan.
Meski demikian, Rudi mengatakan dengan dosis yang tepat dan disesuaikan, kenaikan berat badan tidak akan terlalu besar.
"Tapi kalau porsinya pas, dan dosisnya pokoknya kita sesuaikan, ada kenaikan tapi ya enggak gitu besar, sih," kata Rudi.
Penting untuk diingat bahwa apabila Anda disarankan dokter untuk memakai insulin, tentu hal tersebut berdasarkan pertimbangan medis dan alasan yang baik. Maka dari itu, disarankan jangan berhenti minum insulin dengan alasan untuk menurunkan berat badan.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement