Menkes Budi: 15 Bulan Terakhir, Kita Tak Ada Lonjakan COVID-19

Dalam kurun waktu 15 bulan terakhir, Indonesia sama sekali tidak ada lonjakan COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 13 Apr 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2023, 18:00 WIB
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kurun waktu 15 bulan terakhir, Indonesia tidak ada lonjakan COVID-19. Secara umum, kasus COVID-19 pada masa transisi pandemi COVID semakin terkendali walau kasus baru harian masih ada penambaha 

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengemukakan, Indonesia termasuk salah satu negara di dunia yang berhasil mengendalikan pandemi COVID-19 dengan baik.

“Sekarang mungkin sudah hampir 15 bulan terakhir kita sama sekali tidak ada lonjakan kasus yang tinggi. Dan kita termasuk dari beberapa negara di dunia yang sudah berhasil menahan tidak ada lonjakan kasus sejak 15 bulan terakhir,” saat sesi ‘Dialog Nusantara: Mewujudkan Sila ke-5 Pancasila Melalui Pembangunan Layanan Kesehatan yang Merata di Seluruh Indonesia’ pada Minggu, 9 April 2023. 

Lebih dari 200 Juta Orang Divaksin

Pengendalian pandemi juga berhasil dengan pencapaian cakupan vaksinasi COVID. Sejak pertengahan tahun lalu, Indonesia mencatatkan, lebih dari 200 juta orang disuntik vaksin COVID-19.

“Satu setengah tahun lalu, sekitar Juni atau Juli tahun lalu itu kita sudah bisa cukup yakin bahwa penetrasi vaksinasi kita sudah lewat 200 juta orang di 6.000 sampai 7.000 pulau di Indonesia. Kemudian pandemi terkendali,” kata Budi Gunadi.

Cakupan vaksinasi COVID-19 tersebut dicapai berkat usaha optimal dan gotong royong dengan semua pihak terutama TNI Polri, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan pihak swasta yang turut membantu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berupaya meningkatkan percepatan vaksinasi dengan membuka vaksinasi massal atau sentra vaksinasi di banyak tempat. Hal ini dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai elemen masyarakat.

Kemenkes juga telah mengeluarkan surat edaran yang menginstruksikan seluruh pos pelayanan vaksinasi COVID-19, Unit Pelaksana Teknis di bawah Kemenkes seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Rumah Sakit (RS) Vertikal, Poltekkes, di seluruh Indonesia untuk melakukan vaksinasi kepada semua target sasaran, tanpa memandang domisili atau tempat tinggal pada KTP.

Bangun Fasilitas Genom Sekuensing

Ilustrasi virus corona, COVID-19, Long COVID
Ilustrasi membangun fasilitas genom untuk mendeteksi virus Corona COVID-19. (Photo by kjpargeter on Freepik)

Penanganan pandemi agar terkendali termasuk tugas yang diberikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Menkes Budi Gunadi Sadikin. Tujuannya, agar cepat bisa diatasi pandemi sehingga masyarakat bisa kembali hidup normal dan ekonomi negara berjalan normal. 

“Kita punya cara sains menangani pandemi ini dengan baik dan relatif cukup cepat karena memang ada beberapa strategi saintifik yang kita pakai. Kita membangun fasilitas genom sekuensing,” terang Budi Gunadi.

“Itu dari 6 fasilitas genom pas saya masuk (jadi Menteri Kesehatan), sekarang sudah ada 50 genom sekuens center yang bisa melakukan analisa dari virus, bagaimana kita bisa mengenali jenis musuhnya. Karena virus bermutasi terus dan di mana mereka berada dengan cepat itu bisa terdeteksi.”

Ketahui Pergerakan Varian Corona Baru

Pembangunan fasilitas genom sekuensing tersebar di 40 lokasi di Indonesia. Pada awalnya, hanya ada 4 lokasi dengan 6 atau 8 alat.

“Dengan kemampuan (deteksi) genom yang luas dan merata, kita bisa mengetahui pergerakan varian-varian baru atau perubahan-perubahan varian baru dari virus itu,” Menkes Budi melanjutkan.

“Dan kita tahu bahwa adanya lonjakan kasus itu bukan karena Lebaran atau liburan tahun baru dan pergerakan mobilitas, secara epidemiologis terbukti karena adanya varian baru.”

Deteksi Virus Cepat, Pandemi Terkendali

Menurut Budi Gunadi Sadikin, kecepatan deteksi varian baru virus Corona dapat menentukan keberhasilan pengendalian pandemi. Sebab, hal ini berpengaruh terhadap kebijakan pengendalian yang diambil.

“Oleh karena itu, pengetahuan kemampuan untuk mendeteksi varian baru dengan cepat itu sangat menentukan, apakah suatu negara bisa mengendalikan pandemi dengan baik,” tuturnya.

“Kita lakukan itu dalam 6 bulan, kita sudah bisa membangun jaringan laboratorium genom dan sinkronisasi di seluruh Indonesia, yang tadi 6 fasilitas genom ternyata realisasinya berpusat di Jawa, sekarang sudah menyebar di daerah lain.”

Mengukur Daya Tahan Kekebalan Masyarakat

Strategi selanjutnya pengendalian pandemi COVID-19 yang tak dilakukan oleh banyak negara adalah Indonesia mengukur daya tahan kekebalan masyarakat terhadap virus Corona. Ini dilakukan dengan sero survei serologi antibodi.

“Kita secara saintifik mengukur daya tahan masyarakat kita. Population immunity (imunitas populasi), kita lakukan yang namanya masif sero survei itu enam bulan sekali sejak 1,5 tahun yang lalu,” imbuh Budi Gunadi.

“Dengan demikian, kita bisa tahu benar, bagaimana kondisi imunitas populasi kita, baik imunitas yang dihasilkan oleh vaksinasi maupun imunitas yang dihasilkan oleh infeksi.”

Berkat mengetahui penyebaran atau kekuatan population immunity, kata Menkes Budi, Indonesia bisa benar-benar menghitung yang secara saintifik, bagaimana kekuatan imunitas populasi terhadap COVID-19.

“Sehingga setiap ada varian baru terdeteksi dari lab genom seperti ini, kalau misalnya ada populasi yang rentan bisa cepat-cepat buat segera vaksinasi,” lanjutnya.

Infografis Yuk Kenali Mutasi Virus Covid-19 Penyebab Varian Baru Bermunculan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Yuk Kenali Mutasi Virus Covid-19 Penyebab Varian Baru Bermunculan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya