Halal Bihalal Lebaran Bikin Pola Makan Berantakan, Nutrisionis Ungkap Solusinya

Bagaimana cara menyiasati pola makan yang berantakan karena terlalu sering halal bihalal?

oleh Chelsea Anastasia diperbarui 30 Apr 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2023, 09:00 WIB
Jadwal buka puasa
Solusi Perbaiki Pola Makan Setelah Halal Bihalal (sumber foto: pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Usai merayakan hari Lebaran Idul Fitri, sederet agenda makan-makan bersama keluarga dan kerabat tampaknya belum usai. Sebab, umat Muslim kerap kali harus menghadiri halal bihalal pasca Lebaran.

Untuk menjaga tali silaturahmi, tentu kita sebisa mungkin hadir di setiap undangan. Namun, perlu diingat, terlalu sering makan-makan bersama dapat menyebabkan pola makan berantakan.

Menyadari masalah ini, Ketua Pengurus Pusat Indonesia Sport Nutritionist Association (PP-ISNA), Rita Ramayulis menyarankan beberapa solusi agar pola makan tidak terganggu meskipun menghadiri halal bihalal. 

Antisipasi, Sarapan Sebelum Halal Bihalal

Rita mengungkap, hal pertama yang bisa dilakukan adalah antisipasi dengan mengurangi porsi makan sebelum acara.

“Kita sudah sangat pengalaman dengan kondisi (halal bihalal) seperti ini. Maka, hal yang perlu dilakukan adalah antisipasi dengan mengurangi jatah sarapan kita,” tutur nutrisionis lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) tersebut di kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI.

Lengkapi Asupan Gizi pada Malam Hari

Lebih lanjut, ia menyarankan untuk menambah gizi yang belum dipenuhi sebelumnya pada malam hari.

“Jadi, makan yang kandungan gizinya belum kita penuhi ketika halal bihalal dan makan pagi tadi. Makan malam tidak lagi harus (makan) makanan lengkap,” terang Rita.

Sebagai alternatif, wanita tersebut merekomendasikan untuk makan semangkuk sayuran pada malam hari.

“Misalnya, ketika halal bihalal makan opor berkali-kali dan (minum) minuman manis. Apa yang kurang di sana? Kayaknya seratnya kurang deh, kaliumnya kurang deh. Mungkin ada baiknya ketika malam, kita hanya mengonsumsi satu mangkuk sayuran,” ia memberi contoh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perhatikan Porsi Hidangan Utama Saat Halal Bihalal

Ilustrasi halal bihalal bersama kerabat.
Ilustrasi halal bihalal bersama kerabat. (unsplash.com/@luisabrimble)

Mengingat hidangan di acara makan bersama yang biasanya banyak, Rita menyarankan untuk mengurangi porsi hidangan utama.

“Mulailah dari mengambil porsi hidangan utama itu separuh dari porsi pada umumnya,” jelasnya.

Ia mengingatkan, tak perlu khawatir tak kenyang meskipun porsi hidangan utama lebih sedikit. “Yakinlah, kita pasti akan kenyang juga karena akan ada cemilan yang masuk,” terangnya.

Kurangi Makanan dengan Kadar Gula, Garam, dan Lemak Berlebihan

Lebih lanjut, Rita juga mengingatkan untuk mengurangi asupan makanan dengan kadar gula, garam, dan lemak yang tinggi.

“Kalau memungkinkan, makanan yang stimulasinya sangat tinggi, seperti yang kadar gulanya sangat tinggi, kadar lemaknya sangat tinggi, atau kadar garamnya sangat tinggi, kita makan dengan porsi yang lebih rendah,” terangnya.

Rita juga memberi saran untuk memodifikasi asupan makanan. “Misalnya, saya mau ambil makanan manis, tapi minumnya saya pilih air putih saja. Atau ketika saya makan opor, kuahnya tidak saya ambil banyak, karena santan itu berasal dari lemak yang tinggi juga,” ujarnya.


Ketika Makan Ayam, Pilih Dada

ilustrasi dada ayam panggang/unsplash
ilustrasi dada ayam panggang/unsplash

Ketika membicarakan lemak, tentunya tak jauh-jauh dari daging seperti daging ayam. 

Rita mengungkap, daging paha ayam lebih banyak mengandung lemak daripada dada ayam. Oleh sebab itu, para penyuka paha ayam bisa beralih sejenak dengan memilih dada.

“Lemak itu hadir untuk memberikan rasa enak. Begitu juga pada bagian ayam, jadi paha itu memang lebih berlemak,” ia menerangkan.

Jadwalkan Diet Kompensasi

Setelah semua agenda makan-makan selesai, Rita menganjurkan untuk menjadwalkan diet kompensasi. Diet ini bertujuan untuk “mengganti rugi” kelebihan makan sebelumnya. 

“Sehingga, hari selanjutnya kita mencoba hanya makan yang belum kita konsumsi sebelumnya saja,” terangnya.


Hidangkan Kue Lebaran di Tempat yang Lebih Kecil

Resep Kue Kering Nastar Coklat Murah dan Enak
Resep Kue Kering Nastar Coklat Murah dan Enak (Dewi Divianta/Liputan6.com)

Di kesempatan yang sama, Rita juga menganjurkan untuk menghidangkan kue Lebaran di tempat yang lebih kecil. Hal ini dapat dilakukan terutama ketika kita menjadi penerima tamu halal bihalal.

“Sekarang ada toples-toples yang ukurannya kecil-kecil. Mungkin isinya hanya 12 buah nastar. Secara manusiawi, pasti akan mengurangi porsi saat mengambil,” ujar Rita.

Mencicipi Kue Bisa Bantu Kurangi Porsi Makan

Terakhir, Rita menjelaskan bahwa mencicipi kue dapat membantu mengurangi porsi makan. Sebab, ketika mencicip, kita dapat merasa sudah banyak kali menggigit dan otomatis akan mengurangi porsi makan.

“Definisi icip adalah menggigit ujung makanan dengan dua gigi kita. Setelah menggigit, ada sisanya, baru kita makan lagi,” ia menerangkan.

“Ini membuat kita merasa sudah makan banyak karena sudah menggigit banyak kali. Padahal, yang kita gigit hanya ukuran-ukuran kecil saja,” pungkasnya.

Infografis Macam-Macam Kue Kering Khas Lebaran
Infografis Macam-Macam Kue Kering Khas Lebaran. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya