Liputan6.com, Jakarta - Usai merayakan hari Lebaran Idul Fitri, sederet agenda makan-makan bersama keluarga dan kerabat tampaknya belum usai. Sebab, umat Muslim kerap kali harus menghadiri halal bihalal pasca Lebaran.
Untuk menjaga tali silaturahmi, tentu kita sebisa mungkin hadir di setiap undangan. Namun, perlu diingat, terlalu sering makan-makan bersama dapat menyebabkan pola makan berantakan.
Baca Juga
Menyadari masalah ini, Ketua Pengurus Pusat Indonesia Sport Nutritionist Association (PP-ISNA), Rita Ramayulis menyarankan beberapa solusi agar pola makan tidak terganggu meskipun menghadiri halal bihalal.
Advertisement
Antisipasi, Sarapan Sebelum Halal Bihalal
Rita mengungkap, hal pertama yang bisa dilakukan adalah antisipasi dengan mengurangi porsi makan sebelum acara.
“Kita sudah sangat pengalaman dengan kondisi (halal bihalal) seperti ini. Maka, hal yang perlu dilakukan adalah antisipasi dengan mengurangi jatah sarapan kita,” tutur nutrisionis lulusan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) tersebut di kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI.
Lengkapi Asupan Gizi pada Malam Hari
Lebih lanjut, ia menyarankan untuk menambah gizi yang belum dipenuhi sebelumnya pada malam hari.
“Jadi, makan yang kandungan gizinya belum kita penuhi ketika halal bihalal dan makan pagi tadi. Makan malam tidak lagi harus (makan) makanan lengkap,” terang Rita.
Sebagai alternatif, wanita tersebut merekomendasikan untuk makan semangkuk sayuran pada malam hari.
“Misalnya, ketika halal bihalal makan opor berkali-kali dan (minum) minuman manis. Apa yang kurang di sana? Kayaknya seratnya kurang deh, kaliumnya kurang deh. Mungkin ada baiknya ketika malam, kita hanya mengonsumsi satu mangkuk sayuran,” ia memberi contoh.
Perhatikan Porsi Hidangan Utama Saat Halal Bihalal
Mengingat hidangan di acara makan bersama yang biasanya banyak, Rita menyarankan untuk mengurangi porsi hidangan utama.
“Mulailah dari mengambil porsi hidangan utama itu separuh dari porsi pada umumnya,” jelasnya.
Ia mengingatkan, tak perlu khawatir tak kenyang meskipun porsi hidangan utama lebih sedikit. “Yakinlah, kita pasti akan kenyang juga karena akan ada cemilan yang masuk,” terangnya.
Kurangi Makanan dengan Kadar Gula, Garam, dan Lemak Berlebihan
Lebih lanjut, Rita juga mengingatkan untuk mengurangi asupan makanan dengan kadar gula, garam, dan lemak yang tinggi.
“Kalau memungkinkan, makanan yang stimulasinya sangat tinggi, seperti yang kadar gulanya sangat tinggi, kadar lemaknya sangat tinggi, atau kadar garamnya sangat tinggi, kita makan dengan porsi yang lebih rendah,” terangnya.
Rita juga memberi saran untuk memodifikasi asupan makanan. “Misalnya, saya mau ambil makanan manis, tapi minumnya saya pilih air putih saja. Atau ketika saya makan opor, kuahnya tidak saya ambil banyak, karena santan itu berasal dari lemak yang tinggi juga,” ujarnya.
Advertisement
Ketika Makan Ayam, Pilih Dada
Ketika membicarakan lemak, tentunya tak jauh-jauh dari daging seperti daging ayam.
Rita mengungkap, daging paha ayam lebih banyak mengandung lemak daripada dada ayam. Oleh sebab itu, para penyuka paha ayam bisa beralih sejenak dengan memilih dada.
“Lemak itu hadir untuk memberikan rasa enak. Begitu juga pada bagian ayam, jadi paha itu memang lebih berlemak,” ia menerangkan.
Jadwalkan Diet Kompensasi
Setelah semua agenda makan-makan selesai, Rita menganjurkan untuk menjadwalkan diet kompensasi. Diet ini bertujuan untuk “mengganti rugi” kelebihan makan sebelumnya.
“Sehingga, hari selanjutnya kita mencoba hanya makan yang belum kita konsumsi sebelumnya saja,” terangnya.
Hidangkan Kue Lebaran di Tempat yang Lebih Kecil
Di kesempatan yang sama, Rita juga menganjurkan untuk menghidangkan kue Lebaran di tempat yang lebih kecil. Hal ini dapat dilakukan terutama ketika kita menjadi penerima tamu halal bihalal.
“Sekarang ada toples-toples yang ukurannya kecil-kecil. Mungkin isinya hanya 12 buah nastar. Secara manusiawi, pasti akan mengurangi porsi saat mengambil,” ujar Rita.
Mencicipi Kue Bisa Bantu Kurangi Porsi Makan
Terakhir, Rita menjelaskan bahwa mencicipi kue dapat membantu mengurangi porsi makan. Sebab, ketika mencicip, kita dapat merasa sudah banyak kali menggigit dan otomatis akan mengurangi porsi makan.
“Definisi icip adalah menggigit ujung makanan dengan dua gigi kita. Setelah menggigit, ada sisanya, baru kita makan lagi,” ia menerangkan.
“Ini membuat kita merasa sudah makan banyak karena sudah menggigit banyak kali. Padahal, yang kita gigit hanya ukuran-ukuran kecil saja,” pungkasnya.
Advertisement