Klarifikasi RSUD Dr Soewandhie Soal Info Pasien Meninggal yang Diduga karena Lambat Ditangani

RSUD Dr Soewandhie memberi klarifikasi terkait informasi pasien meninggal yang diduga karena penanganan rumah sakit yang lambat.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jun 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2023, 17:00 WIB
Dokter
Direktur Utama RSUD Dr Soewandhie dr Billy Daniel Messakh mengatakan, pihaknya telah menyarankan pada pihak keluarga pasien untuk dirujuk ke rumah sakit lain karena ruang rawat inap telah penuh. (Sumber foto: Pexels.com)

Liputan6.com, Jakarta RSUD Dr Soewandhie memberi klarifikasi terkait informasi pasien meninggal yang diduga karena penanganan rumah sakit yang lambat. Diketahui pasien bernama Asiasih (52) warga Tanah Merah, Kota Surabaya.

Direktur Utama RSUD Dr Soewandhie dr Billy Daniel Messakh mengatakan, pihaknya telah menyarankan pada pihak keluarga pasien untuk dirujuk ke rumah sakit lain karena ruang rawat inap telah penuh. Namun, saran tersebut ditolak pihak keluarga pasien.

"Keluarga pasien dua kali menolak dirujuk dengan membuat pernyataan tertulis," ujar Billy Daniel, Sabtu (3/6), dilansir Antara.

Billy Daniel menjelaskan, penolakan pertama dilakukan pihak keluarga pada 27 Mei 2023 pukul 23.40 WIB. Keluarga menolak pasien dirujuk saat di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lalu, penolakan kedua terjadi pada 30 Mei 2023 pukul 16.01 WIB ketika pasien hendak masuk Intensive Care Unit (ICU).

"Pada 27 Mei 2023, pukul 23.40 WIB, pasien datang ke IGD dengan diantar oleh keluarga dengan keluhan lemas pada kedua kaki, sulit berjalan, sesak nafas, batuk, dan pusing. RSUD Dr Soewandhie kemudian menjelaskan bahwa kamar rawat inap penuh, pasien ditawarkan untuk dirujuk ke rumah sakit lain, tetapi keluarga menolak dan menghendaki untuk menunggu di ruang IGD, hingga tersedianya ruangan rawat inap," tutur Billy.

Meski demikian, RSUD Dr Soewandhie tetap memberikan pelayanan dan penanganan medis kepada pasien selama berada di ruang IGD. Penanganan tersebut seperti melakukan rekam jantung dan pemeriksaan laboratorium, serta tindakan medis lainnya.

 

Keluarga Pasien 2 Kali Tolak Saran RSUD Dr Soewandhie

Pada 29 Mei 2023, perawat dan transporter mengantarkan pasien untuk dipindah ke ruang rawat inap.

"Saat di ruangan rawat inap, kondisi menurun dan memerlukan ICU, kita tawarkan ke ICU dan memerlukan persetujuan masuk ICU. Dia (pasien) menolak, karena menolak artinya kami tidak bisa memasukkan dia ke (daftar) inden ICU," ujar Billy.

Pada 31 Mei 2023 pagi, kata Billy, pasien dan keluarga akhirnya setuju untuk masuk ruang ICU.

"Saat itu ICU penuh, maka baru masuk daftar inden ICU tanggal 31 pagi. Di pagi itu, dia masuk nomor 4, siangnya sudah nomor 1 karena ketiga nomor lainnya sudah pindah ruangan. Setelah mendapat inden dan ICU tengah disiapkan, tetapi kondisi pasien semakin memburuk dan dinyatakan meninggal dunia. Kondisi pasien menurun saat sudah berada di ruangan rawat inap, bukan saat di IGD," Billy menuturkan.

DPRD Kota Surabaya Terima Laporan

Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya Reni Astuti menyoroti pelayanan kesehatan di RSUD tersebut usai mendapat laporan warga melalui pesan singkat WhatsApp. Warga melaporkan situasi kritis seorang pasien perihal keluhan pelayanan rumah sakit yang terkesan tidak maksimal dalam memberikan penanganan medis.

Hal itu dialami seorang ibu, Asiasi (52) warga Tanah Kali Kedinding. Kondisinya mengharuskan ia masuk ruang ICU. Namun hal itu tidak dapat dilakukan lantaran pihak RSUD menyatakan ruang ICU penuh.

Berdasarkan laporan, keadaan itu telah dialami pasien sejak datang ke RSUD pada Sabtu (27/5) lalu. Pasien harus menunggu tiga hari di IGD sebelum akhirnya masuk ke ruang perawatan pada Senin (29/5) sebab antre.

"Keselamatan warga menjadi yang utama, siapa pun itu," ujar Reni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya