5 Penyebab Vagina Terasa Sakit dan Penanganannya, Termasuk Infeksi Bakteri

Ada banyak penyebab vagina terasa sakit, mulai dari infeksi hingga endometriosis.

oleh Tiara Laninda diperbarui 21 Jun 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2023, 20:00 WIB
Ilustrasi vagina
Ilustrasi vagina terasa sakit, ketahui penyebabnya. Photo by Timothy Meinberg on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak penyebab vagina terasa sakit, mulai dari infeksi hingga endometriosis. Beberapa penyebab bisa hilang sendiri dengan sejalannya waktu, tetapi beberapa perlu diobati agar sembuh.

Umumnya vagina tidak terasa rasa nyeri atau sakit. Namun, jika merasakan ketidaknyamanan, sebaiknya segera mencari tahu penyebabnya.

Beberapa penyebab ringan vagina terasa sakit, misalnya karena naik sepeda atau kuda, robekan kecil di vagina setelah hubungan seks, biasanya akan sembuh dengan sendirinya seperti disampaikan oleh dokter kandungan Lyndsey Harper.

"Jenis ketidaknyamanan ini biasanya memiliki penyebab yang jelas dan akan membaik dalam satu atau dua hari. Namun, jika rasa sakit berlangsung atau semakin memburuk, itu tidak normal," jelas Harper kepada Women’s Health.

Penyebab rasa sakit yang lebih serius bisa berupa infeksi menular seksual (IMS), perubahan hormonal, cedera pada vagina, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Hal inilah yang perlu dikonsultasikan ke dokter untuk mengatasinya.  

Lantas, apa saja kemungkinan penyebab serius vagina terasa sakit?

Infeksi Jamur

Kemungkinan penyebab pertama vagina terasa sakit adalah infeksi jamur. Gejala paling umum dari infeksi jamur lebih sering membuat gatal dan terbakar. Hal ini disampaikan oleh dokter kandungan di Mayo Clinic Health System, Gokhan Anil.

"Jamur bisa memengaruhi bagian dalam vagina atau langsung di sekitar vagina, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan kemerahan," kata Anil.

Anil menjelaskan bahwa dalam kondisi ini, ada kemungkinan keluarnya cairan dari vagina.

"Cairannya berwarna putih dan sering digambarkan seperti keju cottage," jelasnya.

Meskipun bisa menggunakan obat bebas untuk mengobati infeksi jamur sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika ini merupakan pertama kalinya Anda mengalami kondisi ini.

Infeksi Bakteri

Infeksi bakteri atau bacterial vaginosis (BV) pada vagina juga dapat menyebabkan gatal dan ketidaknyamanan. Namun, cairan yang mungkin keluar akan lebih encer dan memiliki bau amis.

Menurut dokter di Northwestern Medicine Center for Sexual Medicine and Menopause, Lauren Streicher, kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan berlebihan bakteri di vagina.

"Secara normal, vagina dihuni oleh bakteri baik yang menjaga keseimbangan pH vagina Anda," kata Streicher.

Ketika bakteri baik kalah jumlah oleh bakteri jahat, itulah saat Anda mengalami infeksi bakteri.

Hingga saat ini, para dokter belum yakin apa yang secara pasti menjadi penyebabnya, tetapi hubungan seksual dan masa menstruasi dapat mengganggu pH vagina wanita.

Jika mengalami bacterial vaginosis, dokter dapat memberikan antibiotik dalam waktu singkat untuk mengatasi infeksi dan menghilangkan gejala yang dialami.

Penyakit Menular Seksual (PMS)

Mengobati Kandidiasis Vagina
Ilustrasi Vagina (Credit: pexels.com/Olenka)

Segala jenis penyakit menular seksual (PMS) dapat menyebabkan rasa sakit di area tersebut, seperti herpes, klamidia, hingga gonore. Khusus untuk herpes, biasanya terkait dengan kerusakan saraf atau peradangan, menurut Anil.

"Herpes cenderung memiliki luka khusus yang terlihat dan sangat sensitif jika disentuh," jelas Anil.

Rasa sakit dari PMS lainnya biasanya berasal dari peradangan umum.

"PMS cenderung menyebabkan pembengkakan jaringan vagina yang sensitif terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan, serta terbakar dan gatal," Anil menjelaskan.

Menurut Anil, PMS merupakan salah satu penyebab yang paling mudah ditangani.

"Ada cara yang jelas untuk mengobatinya dengan antibiotik dan metode pencegahan yang jelas, yaitu dengan menjaga kebersihan atau menggunakan kondom," katanya.

Endometriosis

Gambar Ilustrasi Cara Merawat Vagina
Ilustrasi vagina (Sumber: Freepik)

Endometriosis merupakan kondisi yang cukup rumit dan sulit didiagnosis oleh dokter. 

Pada kondisi ini, jaringan rahim tumbuh di tempat di luar rahim, seperti di daerah panggul, perut, atau bahkan tempat lain seperti paru-paru.

Menurut Kantor Kesehatan Wanita (OWH), kondisi ini umumnya lebih sering terjadi pada wanita usia 30-an atau 40-an.

Anik menjelaskan bahwa umumnyan kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

"Ini menyebabkan peradangan kronis dan pembentukan jaringan parut di sekitar jaringan, yang dapat menyebabkan rasa sakit," ungkap Anil.

Rasa sakit dapat muncul dalam beberapa cara, seperti nyeri menstruasi yang sangat parah, nyeri kronis di bagian bawah punggung dan panggul, nyeri saat atau setelah berhubungan seks, nyeri pada usus, serta nyeri saat buang air besar atau kencing.

 

Kekeringan Vagina

Kekeringan vagina disebabkan oleh kurangnya hormon estrogen. Perlu diingat bahwa masalah ini tidak hanya dialami oleh wanita setelah menopause.

"Secara keseluruhan, estrogen adalah hormon pertumbuhan yang meningkatkan aliran darah ke vagina, ketebalan dinding vagina, serta elastisitas dan pelumasan vagina," ungkap Anil.

Tubuh yang kekurangan estrogen dapat menyebabkan rasa sakit yang cukup parah.

Tak jauh berbeda dengan cara mengatasi penyebab lainnya, jika mengalami kondisi ini, Anil menyarankan untuk segera konsultasikan dengan dokter.

Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Infografis Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Aman untuk Ibu Menyusui. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya