Indonesia, khususnya di Jakarta, belum bisa dikatakan surga bagi penyandang disabilitas. Alasannya, hampir tidak pernah ditemui para penyandang disabilitas melakukan aktivitas di tempat umum.
"Coba deh, pergi ke mall atau jalan di mana gitu, pernah tidak menemui orang dengan kursi roda dalam jumlah yang banyak? Tidak, 'kan? Maka itu, Jakarta khususnya sama sekali belum bisa dikatakan surga bagi penyandang disabilitas ini," kata Yeni Rosa dari Perhimpunan Jiwa Sehat, saat diwawancarai Health Liputan6.com, di Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Di mata Yeni, Indonesia masih dikatakan tertinggal dengan negara maju lainnya terkait dengan aktivitas yang melibatkan penyandang disabilitas. Di negara maju lainnya, sudah banyak disediakan tempat-tempat bagi para penyandang disabilitas untuk melakukan aktivitas.
"Tidak usah jauh-jauh ke pusat perbelanjaan, deh. Di sini saja (Gedung DPR RI), ketika orang dengan tuna netra menggunakan lift, dia tidak akan pernah tahu sudah sampai di lantai berapa? Idealnya, ada suara seperti 'Lantai 1. Lantai 2. Lantai 3'. Tapi, di sini itu enggak ada," kata Yeni menambahkan.
Yeni kembali menceritakan. Saat menghadiri rapat dengan anggota dewan di Ruang Rapat Komisi VIII yang terletak di Nusantara II, masih ada beberapa teman Yeni pengendara motor roda tiga memarkirkan kendaraannya tersebut di tempat umum. Yang mana menurutnya, tempat parkir motor ke lobby Nusantara II sangatlah jauh.
"Mereka itu kan enggak mampu jalan jauh. Tapi tetap saja mereka disuruh parkir di tempat motor. Lihat saja di luar, parkir motor ke gedung ini jauh banget," kata Yeni.
Hal yang sama pun pernah dirasakan Yeni saat mengadakan acara di hotel. Rata-rata hotel yang ada di sini, lobby hanya boleh dilewati oleh kendaraan roda dua, bukan roda tiga. Jadi, para penyandang disabilitas pengendara motor roda tiga, harus memarkirkannya di tempat yang jauh, dan tak boleh turun di lobby.
"Memang, di sini banyak yang harus diperbaiki," kata Yeni menegaskan
(Adt/Abd)
"Coba deh, pergi ke mall atau jalan di mana gitu, pernah tidak menemui orang dengan kursi roda dalam jumlah yang banyak? Tidak, 'kan? Maka itu, Jakarta khususnya sama sekali belum bisa dikatakan surga bagi penyandang disabilitas ini," kata Yeni Rosa dari Perhimpunan Jiwa Sehat, saat diwawancarai Health Liputan6.com, di Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI, Jakarta, Selasa (10/12/2013).
Di mata Yeni, Indonesia masih dikatakan tertinggal dengan negara maju lainnya terkait dengan aktivitas yang melibatkan penyandang disabilitas. Di negara maju lainnya, sudah banyak disediakan tempat-tempat bagi para penyandang disabilitas untuk melakukan aktivitas.
"Tidak usah jauh-jauh ke pusat perbelanjaan, deh. Di sini saja (Gedung DPR RI), ketika orang dengan tuna netra menggunakan lift, dia tidak akan pernah tahu sudah sampai di lantai berapa? Idealnya, ada suara seperti 'Lantai 1. Lantai 2. Lantai 3'. Tapi, di sini itu enggak ada," kata Yeni menambahkan.
Yeni kembali menceritakan. Saat menghadiri rapat dengan anggota dewan di Ruang Rapat Komisi VIII yang terletak di Nusantara II, masih ada beberapa teman Yeni pengendara motor roda tiga memarkirkan kendaraannya tersebut di tempat umum. Yang mana menurutnya, tempat parkir motor ke lobby Nusantara II sangatlah jauh.
"Mereka itu kan enggak mampu jalan jauh. Tapi tetap saja mereka disuruh parkir di tempat motor. Lihat saja di luar, parkir motor ke gedung ini jauh banget," kata Yeni.
Hal yang sama pun pernah dirasakan Yeni saat mengadakan acara di hotel. Rata-rata hotel yang ada di sini, lobby hanya boleh dilewati oleh kendaraan roda dua, bukan roda tiga. Jadi, para penyandang disabilitas pengendara motor roda tiga, harus memarkirkannya di tempat yang jauh, dan tak boleh turun di lobby.
"Memang, di sini banyak yang harus diperbaiki," kata Yeni menegaskan
(Adt/Abd)