Liputan6.com, Jakarta Tidur merupakan salah satu aktivitas rutin yang kerap dilakukan sehari-hari. Hal ini dikarenakan manusia membutuhkan waktu tidur sekitar 6-8 jam untuk mengistirahatkan kerja tubuh, memperbaiki sel tubuh yang rusak, menetralisir racun dalam tubuh, dan mengembalikan energi tubuh.
Sebagian besar manusia tidur pada malam hari. Kurangnya tidur dapat membuat seseorang merasa lelah dan sulit berkonsentrasi sehingga membuat aktivitas menjadi terganggu pada pagi dan siang hari.
Advertisement
Baca Juga
Untuk mendapatkan tidur yang maksimal dan nyaman setiap orang biasanya memiliki kebiasaan yang berbeda. Salah satunya tidur dengan lampu terang atau menyala, sementara sebagian lainnya lebih nyaman dengan lampu gelap. Kedua kebiasaan tidur tersebut ternyata bukan hanya sebatas pilihan saja.
Namun sebenarnya, jika dikaji dari sisi kesehatan ternyata tidur dengan lampu dimatikan atau tanpa cahaya memiliki pengaruh tersendiri bagi kesehatan. Berikut beberapa keuntungan tidur tanpa lampu bagi kesehatan yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (3/2/2020).
Pengaruh Cahaya Lampu Terhadap Hormon
Tanpa disadari, ketika seseorang tertidur terjadi pengeluaran beberapa hormon yang berperan penting bagi tubuh. Selain hormon pertumbuhan, salah satu hormon yang banyak dikeluarkan saat tidur adalah hormon melatonin.
Pengeluaran hormon melatonin ini sangat dipengaruhi oleh cahaya. Cahaya terang dapat menghambat pengeluaran hormon melatonin. Padahal, hormon melatonin ini sangat bermanfaat bagi tubuh jika dapat dikeluarkan secara normal.
Fungsi utama hormon melatonin ini untuk membuat tidur lebih nyenyak sehingga seseorang bisa mendapatkan tidur yang berkualitas dan mencegah terjadinya insomnia. Di samping itu, hormon melatonin juga memiliki efek antioksidan dan antiperadangan bagi tubuh.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa hormon melatonin ini mampu mencegah penyakit jantung, kanker payudara pada wanita, dan kanker prostat pada pria. Selain itu, hormon ini juga memiliki pengaruh terhadap kesuburan dan siklus menstruasi wanita.
Kelebihan dan kekurangan hormon melatonin ini dapat menyebabkan terjadinya beberapa gangguan di tubuh. Salah satu faktor yang dapat meganggu proses pelepasan hormon melatonin ini adalah cahaya, seperti cahaya lampu.
Advertisement
Terhindar dari Kanker
Manfaat tidur tanpa lampu bagi kesehatan berikutnya adalah dapat terhindar dari kanker. Hal ini telah terbukti dari sebuah studi yang dilakukan pada 10 tahun lalu yang menemukan bahwa 1.670 wanita yang terpapar cahaya lampu malam dengan intens berpeluang 22% lebih tinggi terkena kanker payudara, dibandingkan dengan mereka yang tidur dalam kegelapan total.
Para peneliti menyimpulkan, semua ini disebabkan oleh gangguan hormon melatonin. Masalah seperti ini lebih rentan terjadi pada pekerja shift malam.
Mencegah Kegemukan
Manfaat tidur tanpa lampu berikutnya dapat mencegah kegemukan. Hal ini dikarenakan cahaya pada malam hari berkontribusi terhadap kenaikan berat badan, dengan mengubah waktu asupan makanan.
Pada sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus, dijelaskan bahwa tikus yang terpapar cahaya lampu malam akan bertambah berat badannya. Meskipun telah berolahraga dan porsi makannya disamakan dengan saudara-saudaranya yang tidak terpapar cahaya lampu.
Para ilmuwan juga telah mengkorelasikan kadar melatonin yang rendah dengan diabetes, meskipun tidak diketahui pasti penyebab asalnya, selain melatonin yang terganggu.
Advertisement
Menjaga Kesehatan Mata
Penelitian telah menunjukkan bahwa paparan cahaya kamar yang terang mempersingkat durasi melatonin untuk bekerja, sekitar 90 menit, dibandingkan dengan paparan cahaya redup.
Selain itu, paparan cahaya kamar selama jam-jam tidur biasanya menekan kadar melatonin lebih dari 50%. Jadi, cahaya di kamar tidur kamu menyebabkan masalah. Ditambah dengan adanya gadget membuatnya semakin memburuk.
Tak heran, kalau banyak perangkat modern yang memancarkan cahaya biru dari diode pemancar cahaya (LED), merupakan sinar yang menekan melatonin. Hal ini dikarenakan melanopsin merupakan suatu fotopigmen yang ditemukan dalam sel-sel khusus retina yang terlibat dalam pengaturan ritme sirkadian, yang paling sensitif terhadap cahaya biru.