Affandi adalah Seorang Maestro Lukisan dari Indonesia dalam Aliran Apa? Ini Biografinya

Affandi adalah seorang maestro lukisan dari indonesia dalam aliran ekspresionisme atau abstrak.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 24 Okt 2023, 13:05 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2023, 13:05 WIB
Affandi
Pelukis Affandi (foto: affandi.org)

Liputan6.com, Jakarta Affandi adalah seorang maestro lukisan dari Indonesia dalam aliran ekspresionisme. Affandi dikenal dengan teknik melukis yang langsung menorehkan tinta dari tube-nya langsung ke kanvas. Ia jarang sekali menggunakan kuas ketika melukis, bila ingin menyapukan tinta yang sudah ada di kanvas, Affandi kerap kali hanya menggunakan jarinya.

Affandi menyebut dirinya “Pelukis Kerbau”, sebutan ini ia sematkan pada dirinya karena ia tidak terlalu memperdulikan teori ketika sedang melukis. Meski begitu dengan berbagai pencapaian dan penghargaan, Affandi membuktikan bahwa dirinya adalah seorang seniman yang memiliki kemampuan yang mumpuni. 

Affandi adalah seorang maestro lukisan dari Indonesia dalam aliran abstrak. Teknik yang digunakan membuat lukisan Affandi tampak tidak beraturan, namun sebenarnya memiliki makna yang mendalam. Berikut ulasan tentang Affandi adalah seorang maestro lukisan dari indonesia dalam aliran Ekspresionisme yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (24/10/2023).

Biografi Affandi

Affandi dan istri
Affandi dan Istri (Sumber: Instagram/affandi_museum)

Affandi Koesoema adalah seorang pelukis berbakat yang dianggap sebagai Maestro Seni Lukis Indonesia dengan gaya abstrak dan romantisme. Ia lahir pada 18 Mei 1907 di Cirebon, Jawa Barat, sebagai anak dari R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon.

Meski berasal dari latar belakang masyarakat kelas bawah, Affandi mendapatkan pendidikan formal yang cukup tinggi. Ia bersekolah di Hollandsch Inlandsche School (HIS), Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), dan Algemeene Middelbare School (AMS) di masa kolonial Belanda, yang hanya sedikit anak Indonesia yang dapat mengaksesnya.

Sebelum berkarir sebagai seorang pelukis, Affandi bekerja sebagai guru dan juga pernah menjadi tukang sobek karcis serta pembuat gambar reklame di sebuah bioskop di Bandung. Namun, minatnya yang mendalam pada seni lukis akhirnya menggeser profesi-profesi lain dalam hidupnya.

Bakatnya dalam seni lukis sangat mencolok, dan seiring berjalannya waktu, ia menjadi salah satu pelukis terkemuka di Indonesia. Pada usia 26 tahun, pada tahun 1933, Affandi menikahi Maryati, seorang gadis asal Bogor, dan mereka memiliki seorang putri yang diberi nama Kartika Affandi.

Affandi juga dikenal karena menjadi bagian dari kelompok Lima Pelukis Bandung, bersama dengan Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, Wahdi, dan ia sendiri sebagai pimpinan kelompok. Kelompok ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan seni rupa di Indonesia.

Pada tahun 1943, di tengah pendudukan tentara Jepang di Indonesia, Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetera Djakarta. Selain karya seni, ia juga ikut dalam berbagai aktivitas yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia, termasuk menghasilkan poster dengan kata-kata "Boeng, ayo boeng" yang merupakan usulan dari Chairil Anwar.

Berkat keahliannya dalam seni lukis, Affandi mendapatkan beasiswa untuk belajar seni di Santiniketan, India. Meskipun akhirnya ditolak karena dianggap sudah mahir dalam seni, ia menggunakan biaya beasiswanya untuk mengadakan pameran keliling India.

Pada tahun 1950-an, Affandi terlibat dalam pemilihan Konstituante sebagai wakil orang-orang yang tidak berpartai. Ia membahas perikebinatangan, bukan perikemanusiaan, yang membuatnya dekat dengan flora, fauna, dan lingkungan. Pada tahun 1955, ketika ia memperjuangkan perikebinatangan, kesadaran masyarakat terhadap lingkungan masih rendah.

Selain itu, Affandi juga menjadi bagian dari pusat Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), organisasi kebudayaan terbesar yang kemudian dibubarkan oleh rezim Suharto. Ia juga berkontribusi dalam Lembaga Seni Rupa bersama dengan tokoh seperti Basuki Resobowo dan Henk Ngantung.

Pada tahun 1960-an, Affandi mengadakan pameran di gedung USIS Jakarta, meskipun saat itu terjadi gerakan anti-imperialis AS yang tengah mengagresi Vietnam, serta boikot terhadap kebudayaan AS di Indonesia.

Affandi adalah salah satu ikon seni Indonesia yang mengukir sejarah dalam seni lukis, dan karyanya terus memengaruhi dan menginspirasi generasi pelukis berikutnya.

Aliran Lukis Affandi

Galeri Museum Affandi
Galeri Museum Affandi (Sumber: Instagram/affandi_museum)

Affandi adalah seorang maestro lukisan dari indonesia dalam aliran ekspresionisme atau abstrak. Ia menggunakan warna dan ekspresi dengan cara yang sangat personal untuk menggambarkan pandangan dan perasaannya terhadap objek yang ia lukis. Affandi sering memadukan warna untuk mengekspresikan apa yang dilihat dan rasakan tentang suatu subjek, dan ia memiliki cara yang sangat khas untuk melukis. 

Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan langsung cairan cat dari tubenya, kemudian ia menyapu cat tersebut dengan jari-jarinya, menciptakan goresan dan tekstur yang unik pada lukisan.

Karya-karya Affandi seringkali sulit dimengerti oleh orang awam, terutama mereka yang tidak akrab dengan seni lukis abstrak atau ekspresionisme. Namun, hal ini justru menambah daya tariknya bagi para pecinta seni, karena karya-karya tersebut memungkinkan penonton untuk menggali lebih dalam dan menafsirkan makna yang lebih dalam.

Selama perjalanan kariernya, Affandi mengadakan berbagai pameran di berbagai negara di seluruh dunia. Ia tidak terlalu tertarik pada teori seni, dan ketika ditanya tentang aliran seni yang ia anut, ia akan bertanya balik kepada kritikus, "aliran apa itu?" Sikap kesederhanaan dan ketidak gemarannya terhadap teori seni menjadikan Affandi sebagai seorang seniman yang fokus pada ekspresi pribadinya dalam karya seni.

Affandi menyebut dirinya "pelukis kerbau",merujuk pada binatang yang sering dianggap dungu dan bodoh. Namun, dengan karya-karyanya yang penuh ekspresi, ia berhasil mengekspresikan pemikiran dan perasaannya dengan sangat kuat melalui lukisan-lukisannya. 

Kesederhanaan dan kesungguhan Affandi dalam melukis menciptakan warisan seni yang berharga dan terkenal di seluruh dunia. Salah satu karyanya, "Para Pejuang 1972," adalah contoh dari ekspresionisme yang khas yang menghiasi dunia seni lukis Indonesia.

Pencapaian Affandi

Affandi
Affandi (Sumber: Instagram/affandi_museum)

Affandi berhasil memperkenalkan karyanya ke berbagai negara di seluruh dunia melalui pameran-pameran yang diselenggarakan di berbagai tempat. Ia memamerkan karyanya di Museum of Modern Art di Rio de Janeiro, Brazil (1966), East-West Center di Honolulu (1988), Festival of Indonesia di Amerika Serikat (1990-1992), Gate Foundation di Amsterdam, Belanda (1993), serta Singapore Art Museum (1994).

Selain itu ia juga telah menggelar pemeran di Centre for Strategic and International Studies di Jakarta (1996), Indonesia-Japan Friendship Festival di Morioka, Tokyo (1997), dan ASEAN Masterworks di Selangor, dan Kuala Lumpur, Malaysia (1997-1998). Setelah wafat, pameran karya-karya Affandi juga beberapa kali diselenggarakan.

Pada tahun 1977, Affandi dianugerahi hadiah perdamaian oleh International Dag Hammershjoeld, sebuah pengakuan atas kontribusinya dalam promosi perdamaian melalui seni. Ia diangkat sebagai anggota Akademi Hak-hak Azasi Manusia yang diangkat oleh Komite Pusat Diplomatic Academy of Peace PAX MUNDI di Castelo San Marzano, Florence, Italia.

Pemerintah Republik Indonesia memberikan penghargaan "Bintang Jasa Utama" kepada Affandi pada tahun 1978, mengakui kontribusi luar biasanya dalam dunia seni. Sejak tahun 1986, Affandi diangkat sebagai anggota Dewan Penyantun ISI (Institut Seni Indonesia), yang menunjukkan pengakuan atas peran dan pengaruhnya dalam dunia seni Indonesia.

Affandi memiliki museum yang didedikasikan untuk karya-karyanya, yaitu Museum Affandi di Yogyakarta. Museum ini didirikan pada tahun 1973 dan menyimpan ribuan lukisan, termasuk karya-karya Affandi sendiri. Museum ini adalah bukti konkret dari warisan seni yang ia tinggalkan.

Buku-buku dan publikasi tentang Affandi telah diterbitkan, termasuk buku kenang-kenangan oleh Prix International Dag Hammerskjoeld pada tahun 1976. Buku-buku ini membantu menyebarkan pemahaman tentang karyanya ke lebih banyak orang di seluruh dunia.

Pencapaian-pencapaian ini mencerminkan kontribusi besar Affandi dalam dunia seni, baik dari segi pengakuan internasional maupun dari pemerintah Indonesia. Karyanya yang kuat dan berpengaruh telah memengaruhi dunia seni rupa dan menginspirasi banyak seniman di berbagai negara.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya