Berpikir Kritis, Ini Pengertian, Aspek, Karakteristik dan Manfaatnya

Pengertian berpikir kritis, beserta dengan aspek, karakteristik dan manfaatnya

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 25 Mar 2024, 13:45 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2024, 13:45 WIB
ekspresi anak 2
Ilustrasi anak berpikir untuk memutuskan keputusannya sendiri/Copyright pexels.com/Dany Castrejon

Liputan6.com, Jakarta Dalam era informasi yang semakin berkembang pesat, kemampuan untuk berpikir kritis menjadi sangat penting. Berpikir kritis tidak hanya tentang mengolah informasi, tetapi juga tentang kemampuan untuk menganalisis dengan cerdas, menilai secara obyektif, dan membuat keputusan yang informasinya didasarkan pada fakta yang terpercaya. Dengan berpikir kritis, seseorang dapat menghindari jebakan informasi yang salah, menemukan solusi yang lebih baik dalam menghadapi masalah kompleks, dan mempertajam intuisi dalam pengambilan keputusan.

Berbagai disiplin ilmu, mulai dari pendidikan hingga bisnis, semakin mengakui pentingnya berpikir kritis sebagai keterampilan yang harus dikuasai. Dalam konteks pendidikan, berpikir kritis membantu siswa untuk lebih memahami materi pelajaran, mengembangkan kemampuan analisis yang mendalam, dan mengeksplorasi ide-ide baru dengan kritis. Di dunia kerja, kemampuan berpikir kritis menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan yang kompleks, memecahkan masalah dengan efektif, dan mengambil keputusan yang tepat.

Penting untuk mengetahui berbagai aspek seputar berpikir kritis, mulai dari karakteristik-karakteristik yang dimilikinya, manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, hingga strategi-strategi untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis secara efektif. Dengan pemahaman yang mendalam tentang berpikir kritis, kita dapat meningkatkan kapasitas intelektual, mengoptimalkan pengambilan keputusan, dan menjadi individu yang lebih terampil dalam menghadapi dinamika informasi yang terus berkembang.

Untuk itu, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian berpikir kritis, beserta dengan aspek, karakteristik dan manfaatnya pada Senin (25/3).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa Itu Berpikir Kritis?

Contoh ilustrasi berpikir
Berikut 5 tips untuk melatih kecerdasan intrapersonal. (Foto: Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Berpikir kritis adalah kemampuan intelektual yang memungkinkan seseorang untuk melakukan analisis yang rasional dan terorganisir terhadap ide, fakta, dan argumen. Ini melibatkan proses penilaian yang sistematis, logis, dan terpikirkan dengan baik untuk memahami hubungan antara berbagai konsep serta untuk menentukan keyakinan dan tindakan yang masuk akal.

Menurut Robert Ennis, pemikiran kritis melibatkan penalaran yang terfokus pada keyakinan dan tindakan yang masuk akal. Sedangkan Michael Scriven menyatakan bahwa itu adalah proses intelektual yang disiplin untuk secara aktif membuat, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi sebagai dasar untuk keyakinan dan tindakan.

Pemimpin yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat mengambil keputusan yang tepat karena mereka mampu memahami hubungan logis antara ide, argumen, dan kesalahan dalam penalaran. Contoh penerapan berpikir kritis dapat ditemukan dalam diskusi tim, di mana anggota tim mampu mengidentifikasi masalah, memilah informasi yang relevan, mengenali bias, dan membedakan antara fakta dengan opini.

Dengan menggunakan logika dan analisis yang cermat, berpikir kritis membantu dalam memprediksi risiko, membedakan fakta dengan opini, dan mencari solusi yang konstruktif. Ini bukan hanya menerima argumen dan kesimpulan tanpa pertimbangan, tetapi juga mempertanyakan validitasnya untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam dan keputusan yang lebih baik.


Aspek Berpikir Kritis

Contoh ilustrasi pemimpin dengan kecerdasan intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal merupakan kemampuan seseorang untuk menilik baik dan buruk dari keputusan yang diambil serta memikirkan dampak dan konflik dari kedua sisi tersebut. (Foto: Pexels.com/Fox)

Berpikir kritis memiliki lima aspek utama yang menjadi parameter kemampuan seseorang dalam melakukan analisis yang rasional dan terorganisir terhadap informasi yang mereka terima. Aspek-aspek ini mencakup:

  1. Elementary Clarification: Aspek ini mengacu pada kemampuan individu untuk memberikan penjelasan yang sederhana dengan memusatkan perhatian pada pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan klarifikasi, menganalisis argumen, bertanya, dan memberikan jawaban yang membutuhkan penjelasan atau tantangan.
  2. Basic Support: Dalam aspek ini, berpikir kritis melibatkan kemampuan individu untuk membangun keterampilan dasar dengan mempertimbangkan kredibilitas sumber informasi dan melakukan evaluasi terhadap observasi yang dilakukan.
  3. Inference: Pada aspek ini, seseorang yang berpikir kritis dapat menarik kesimpulan yang logis dengan cara menyusun dan mempertimbangkan deduksi (pengurangan dari umum ke khusus), menyusun dan mempertimbangkan induksi (penarikan kesimpulan umum dari data khusus), serta menyusun keputusan dan mempertimbangkan hasil yang mungkin terjadi.
  4. Advanced: Dalam aspek yang lebih lanjut ini, berpikir kritis melibatkan kemampuan individu untuk memberikan penjelasan yang lebih mendalam dengan mengidentifikasi istilah yang digunakan, mempertimbangkan definisi, dan mengidentifikasi asumsi yang mendasari suatu pernyataan atau argumen.
  5. Strategic and Tactics: Aspek terakhir berhubungan dengan kemampuan strategis dan taktis dalam berpikir kritis, di mana individu dapat menentukan tindakan yang tepat berdasarkan analisis mereka dan berinteraksi dengan orang lain dalam konteks pemecahan masalah atau pengambilan keputusan.

Karakteristik Berpikir Kritis

Ilustrasi pikiran positif
Ilustrasi pikiran positif. (Photo by Drobotdean on Freepik)

Berikut adalah karakteristik-karakteristik dari seseorang yang berpikir kritis, seperti yang dijelaskan dalam E-jurnal milik uin.ac.id:

  1. Watak (Dispositions): Orang yang berpikir kritis memiliki sikap skeptis yang sehat, artinya mereka tidak terlalu mudah percaya pada informasi tanpa melakukan penelitian atau evaluasi lebih lanjut. Mereka juga sangat terbuka terhadap ide-ide baru dan berbeda, menghargai kejujuran dalam berpikir dan berkomunikasi, serta menghormati adanya perbedaan pendapat. Selain itu, mereka juga teliti dan memiliki kemampuan untuk melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda.
  2. Kriteria (Criteria): Dalam berpikir kritis, seseorang harus memiliki kriteria yang jelas untuk menilai kebenaran atau kevalidan suatu argumen atau informasi. Kriteria ini mencakup relevansi informasi dengan konteksnya, keakuratan fakta yang disajikan, kepercayaan pada sumber informasi yang kredibel, kehati-hatian dalam mengumpulkan data, serta ketidaksenjangan dan ketidaksengajaan dalam mengambil kesimpulan yang bias.
  3. Argumen (Argument): Orang yang berpikir kritis tidak hanya menyajikan pendapat atau opini saja, tetapi juga menyusun argumen yang kuat dan didukung oleh data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Mereka mampu mengenali, menilai, dan menyusun argumen dengan baik sehingga dapat meyakinkan orang lain tentang kebenaran atau kevalidan suatu pendapat.
  4. Pertimbangan atau Pemikiran (Reasoning): Kemampuan berpikir kritis juga mencakup kemampuan untuk melakukan pertimbangan atau pemikiran yang sistematis dan logis. Mereka mampu merangkum kesimpulan dari premis-premis yang ada, menguji hubungan antara pernyataan atau data, serta mempertimbangkan berbagai aspek sebelum mengambil keputusan.
  5. Sudut Pandang (Point of View): Orang yang berpikir kritis memiliki kemampuan untuk melihat suatu fenomena atau masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Mereka tidak terpaku pada satu sudut pandang saja, tetapi mampu mempertimbangkan berbagai perspektif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif.
  6. Prosedur Penerapan Kriteria (Procedures for Applying Criteria): Karakteristik ini mencakup prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan seseorang dalam menentukan kriteria-kriteria yang mereka gunakan dalam berpikir kritis. Ini meliputi kemampuan untuk merumuskan masalah secara jelas, menentukan keputusan yang akan diambil berdasarkan analisis yang teliti, serta mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang sistematis dan terstruktur.

Dengan memiliki karakteristik-karakteristik ini, seseorang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari maupun profesional.

 

 


Manfaat Berpikir Kritis

Berikut adalah beberapa manfaat berpikir kritis:

  1. Meningkatkan Kemampuan Penyelesaian Masalah: Berpikir kritis membantu seseorang mengidentifikasi masalah secara lebih jelas, menganalisis situasi dengan lebih baik, dan mencari solusi yang efektif dan efisien.
  2. Meningkatkan Kemampuan Pengambilan Keputusan: Dengan berpikir kritis, seseorang dapat mengevaluasi berbagai opsi dengan lebih cermat, mempertimbangkan konsekuensi dari setiap pilihan, dan akhirnya membuat keputusan yang lebih baik dan lebih rasional.
  3. Meningkatkan Kemampuan Analisis: Berpikir kritis membantu dalam mengurai informasi kompleks, mengidentifikasi pola atau hubungan antara berbagai elemen, dan melakukan analisis yang mendalam untuk memahami isu-isu yang kompleks.
  4. Meningkatkan Kemampuan Evaluasi: Dengan berpikir kritis, seseorang dapat mengembangkan kemampuan untuk menilai kredibilitas informasi, mengenali bias, dan membedakan antara fakta dan opini, sehingga dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi.
  5. Meningkatkan Kreativitas: Meskipun berpikir kritis bersifat analitis, namun hal itu juga memungkinkan seseorang untuk mempertimbangkan ide-ide baru, mengeksplorasi berbagai sudut pandang, dan mengembangkan solusi yang inovatif.
  6. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi: Berpikir kritis membantu seseorang menyusun argumen yang kuat, menyampaikan pendapat dengan jelas dan persuasif, serta berinteraksi dengan orang lain secara lebih efektif dalam diskusi dan debat.
  7. Meningkatkan Kemandirian: Dengan kemampuan berpikir kritis, seseorang menjadi lebih mandiri dalam mengambil keputusan, mengelola informasi, dan menyelesaikan masalah, tanpa terlalu bergantung pada pandangan orang lain.
  8. Meningkatkan Penghargaan Terhadap Diversitas: Berpikir kritis mengajarkan seseorang untuk menghargai berbagai sudut pandang, mempertimbangkan perspektif yang berbeda, dan membuka diri terhadap ide-ide baru dan beragam.

Dengan demikian, berpikir kritis bukan hanya memberikan manfaat dalam hal mengambil keputusan yang lebih baik, tetapi juga membantu dalam pengembangan kemampuan analitis, kreatifitas, komunikasi, dan kemandirian yang penting dalam kehidupan sehari-hari maupun di tempat kerja.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya