Alasan Nyaman, Pemudik di Manado Lebih Pilih Taksi Gelap

Taksi gelap yang dimaksud adalah kendaraan pribadi yang disewakan.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 05 Jul 2016, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2016, 21:00 WIB
Terminal Malalyanng Manado
Terminal Malalyanng Manado. (Liputan6.com/Yoseph Ikanubun)

Liputan6.com, Manado - Sehari menjelang Lebaran Idulfitri 1437 Hijriah (H-1), arus mudik masih terjadi di sejumlah terminal, pangkalan angkutan umum, serta pelabuhan laut di Manado, Sulawesi Utara.

Untuk angkutan darat, meski pemerintah melalui PT Damri menyiapkan 8 bus cadangan, namun warga Manado lebih memilih mudik menggunakan taksi gelap.
 
"Saya lebih memilih menggunakan taksi gelap. Karena lebih cepat, juga lebih nyaman," ujar Isti Widia, warga Manado yang hendak mudik ke Kabupaten Bolaang Mongondow, Selasa (5/7/2016).

Menurut Isti, dibanding angkutan umum resmi seperti Damri, taksi gelap memang sedikit lebih mahal.

"Kalau taksi gelap antara Rp 85 ribu sampai Rp 95 ribu. Sementara Damri lebih murah 20-an ribu," kata Isti yang ditemui di pangkalan taksi gelap Kota Baru, di Jl Piere Tendean Manado.

Taksi gelap yang dimaksud adalah kendaraan pribadi yang disewakan. Jenis kendaraan umumnya Kijang Inova atau Toyota Avanza. Dengan kapasitas 7 penumpang dan satu sopir, jenis angkutan ini lebih dipilih pemudik.

"Kita tidak perlu menunggu lama, kendaraannya juga masih baru jika dibanding bus umum ataupun Damri," papar Isti.

Banyaknya pengguna menyebabkan pangkalan taksi gelap menjamur di sejumlah titik di Kota Manado. Tak pelak hal ini membuat Terminal Malalayang Manado sepi penumpang. Padahal, terminal ini merupakan titik utama jalur mudik ke arah Gorontalo dan Bolaang Mongondow yang melintasi jalur Trans Sulawesi.  

General Manager PT Damri Manado Sartono mengatakan, pihaknya menyiapkan Bus Damri untuk melayani Sembilan jalur perintis. "Terminal Malalayang ada 18 bis dan melayani 9 jalur. Namun memang ada penurunan jumlah penumpang di terminal Malalayang," ujar dia.

Sartoni mengatakan, lonjakan penumpang terdapat di Kotamobagu, Boltim, Bolsel, Bolmut, dan Gorontalo. "Jika terjadi lonjakan, ada penambahan tiga bus lagi. Namun untuk sementara masih cukup," kata Sartono.

Penurunan jumlah penumpang di Terminal Malalayang juga diakui Kepala Terminal Malalayang, BV Kalalo. "Jumlah penumpang untuk tujuan Gorontalo, Palu, Makassar, dan Poso belum meningkat drastis. Masih normal, bahkan sudah sejak pekan lalu seperti ini," ujar dia.

Hingga saat ini, Kalalo mengatakan, jumlah bus yang berangkat dengan tujuan Poso, Gorontalo, Palu, dan Makassar mencapai 15 bus per hari. Lebih sedikit dibandingkan tahun lalu, yang pada H-2 Lebaran jumlah bus yang berangkat 20 buah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya