Balas Dendam Saat Buka Puasa, Jangan Harap Berat Badan Turun

Makanlah sewajarnya saat buka puasa di bulan Ramadan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Mei 2019, 17:45 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2019, 17:45 WIB
[Bintang] Sering Lemas Saat Puasa? Begini Cara Mengatasinya
Atur Makanan Saat Buka Puasa Maupun Sahur Selama Ramadan (Ilustrasi: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Puasa di Bulan Ramadan memang susah-susah gampang. Seringkali, ketika seseorang lapar, dia akan melampiaskan nafsunya saat waktu berbuka puasa tiba.

Namun, buka puasa sebagai ajang "balas dendam" bukanlah hal yang baik. Hal ini karena di saat Ramadan, seseorang juga harus mengendalikan diri tidak hanya ketika jam puasa saja.

Triyani Kresnawan, Dietisien Instalasi Gizi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa saat buka puasa, seringkali kita dihidangkan dengan banyak makanan yang membuat seseorang lapar mata. Ini membuat orang rentan makan berlebihan.

Karena itu, saat buka puasa, Anda dianjurkan untuk mengendalikan diri dan makan secara bertahap, dimulai dengan porsi kecil. Contohnya dengan kurma atau buah-buahan.

"Jangan langsung makan besar. Tubuh kita sudah beristirahat selama sekitar 14 jam. Sehingga, makan dengan porsi kecil dulu," kata Triyani dalam temu media di gedung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kuningan, Jakarta, ditulis Minggu (12/5/2019).

 

Makan Jangan Terburu-Buru

Selain itu, ketika mengunyah makanan, Anda tidak boleh terburu-buru. Setidaknya kunyahlah hingga 30 kali.

"Karena kalau lapar kan kita jadi terburu-buru, langsung ditelan. Kasihan pencernaan. Kalau mengunyah 30 kali, makanan kita akan terpecah dan membantu pencernaan," kata Triyani menjelaskan.

Triyani menjelaskan, seharusnya bulan puasa juga menjadi saat tepat untuk menurunkan berat badan. Namun, ketika pola makan saat sahur dan berbuka berlebihan yang terjadi malah sebaliknya.

"Bukan malah lemak yang turun tapi berat badan bertambah. Sehingga di akhir puasa berat badan bukannya turun."

Maka dari itu, puasa bukanlah sekadar tidak makan dan minum saja tetapi juga harus disertai dengan pengendalian diri.

"Kita diberikan waktu 30 hari belajar menahan nafsu. Supaya, Insya Allah, di kemudian hari kita bisa menahan nafsu juga," kata Kartini Rustandi, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Sehingga, kebiasaan baik semacam ini diharapkan tidak hanya dilakukan ketika Ramadan saja tetapi juga setelahnya.

Saling Berbagi

Kartini menambahkan, ketimbang memakan sendiri makanan berlebih di saat berbuka, lebih baik membagikannya ke mereka yang tidak mampu.

"Kalau dibuang kan mubazir, padahal banyak orang yang belum dapat makan dan kita bisa saling berbagi," kata Kartini.

Hal ini karena seringkali, masyarakat terus menerus mengonsumsi makanan yang sesungguhnya tidak diperlukan oleh tubuh dan tidak seimbang. Apalagi, jika seseorang "menimbun" makanan sisa buka puasa.

"Akibatnya yang tidak perlu kita makan, yang perlu seperti sayur dan buah malah kelupaan karena kita makan hanya dengan karbohidrat, gula yang tinggi, yang sebetulnya tidak baik," kata Kartini mengingatkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya