Jemaah Haji Gelombang Pertama yang Tiba di Madinah 26.077 Orang

Jemaah haji yang tiba di Madinah merupakan gelombang pertama, yang antara lain berasal dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede, Jakarta Bekasi, Solo, Surabaya.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Jul 2019, 11:08 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 11:08 WIB
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Jeddah-Madinah, Arsyad Hidayat di Madinah menyambut kedatangan jemaah. Foto: Darmawan/MCH
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Jeddah-Madinah, Arsyad Hidayat di Madinah menyambut kedatangan jemaah. Foto: Darmawan/MCH

Liputan6.com, Madinah - Jumlah jemaah haji yang tiba di Madinah terus bertambah. Hingga Kamis (11/7/2019), pukul 06.52 waktu Arab Saudi (WAS), jemaah haji yang tiba melalui Bandara Prince Mohammed bin Abdul Aziz, Madinah mencapai 26.077 orang.

Kedatangan jemaah tersebut berasal dari 64 kloter dari rencana sebanyak 73 kloter yang diberangkatkan dari Tanah Air. Adapun jumlah petugas yang mengiringi tercatat sebanyak 360 orang.

Mengutip data Siskohat DJPHU, jemaah haji tersebut merupakan gelombang pertama, yang antara lain berasal dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede, Jakarta Bekasi, Solo, Surabaya, Batam, Palembang, Padang, Solo, Ujung Pandang dan Banjarmasin. Kedatangan para jemaah haji menggunakan dua maskapai, yakni Garuda Indonesia dan Saudi Airlines.

Dari total jumlah tersebut, jemaah yang meninggal dunia di Madinah sebanyak 3 orang. Ketiganya bernama, Sumiyatun bin Sawi, Khairil Abbas bin Salim dan Mudjahid Damanhuri Mangun.

"Alhamdulillah tidak ada kendala yang berarti (kedatangan), hanya kendala-kendala kecil dan itu pun langsung kita bisa menyelesaikan dalam waktu cepat," jelas Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara Jeddah-Madinah, Arsyad Hidayat di Madinah.

Dia mencontohkan, sempat terjadi masalah terkait visa jemaah haji yang tercatat dilaporkan ganda. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, masalah tersebut hanya terkait dengan kendala teknis.

"Setelah kita komunikasikan dengan baik dan pihak imigrasi Arab Saudi itu juga tidak menjadi masalah," tegas Kadaker.

Daftar Haji Sejak 3 SD, Remaja Pamekasan Berhaji di Usia 17 Tahun

Singgit  tercatat sebagai salah satu jemaah haji termuda asal Indonesia. Foto: Denny/MCH
Singgit tercatat sebagai salah satu jemaah haji termuda asal Indonesia. Foto: Denny/MCH

Paras muda Singgit memang sangat terlihat di antara para jemaah haji lainnya. Sesekali senyum malu-malu tampak dari wajahnya saat menjawab pertanyaan yang diberikan Media Center Haji (MCH) di Madinah.

Singgit baru saja tiba di Tanah Suci. Dia tercatat sebagai salah satu jemaah haji termuda asal Indonesia. 

Remaja bernama lengkap Mohammad Al Jufri Ahyi Singgit ini berhaji di usia 17 tahun. Kedua orang tuanya telah mendaftarkan berhaji sejak kelas 3 Sekolah Dasar (SD) atau umur 9 tahun.

"Usai 9 tahun didaftarkan, pergi sama orang tua," kata pemuda asal Pamekasan, Madura Jawa Timur tersebut di Madinah, seperti dikutip Kamis (11/7/2019).

Pemuda kelahiran tahun 2002 ini, adalah bagian dari jemaah haji kloter SUB 11 embarkasi Surabaya yang tiba di Madinah untuk melaksanakan ibadah Arbain. Dia berhaji ditemani kedua orang tuanya. Saat ini, mereka tinggal di Hotel Mather Al-Tayiba.

Singgit pandai berbahasa Arab. Kini, dia masih menempuh pendidikan di Pesantren Gontor, Jawa Timur. 

Dia mengaku sangat bahagia bisa berangkat haji menemani kedua orang tuanya. "Alhamdulilah bahagia (pergi haji). Untuk ibadah ini, saya izin sekolah selama dua bulan," ujar Singgit.

Berhaji di usia muda, membuat Singgit memiliki keinginan tersendiri. Utamanya membahagiakan orang tua.

Pesan ini pula yang dia sampaikan kepada anak-anak muda Indonesia. "Jadilah orang yang selalu mencari rida Allah, membahagiakan orang tua, bisa meluruskan umat," kata Singgit.

Menemani sang putra, Ibu Singgit, Suhartini mengaku sudah tiga kali naik haji. Dikatakan jika kemampuannya untuk membawa Singgit ke Tanah Suci sudah menjadi jalan atau pertolongan dari Allah.

"Ini sudah memang ridho Allah, ada ridho Allah masih kecil punya uang," kata dia.

Suhartini mengungkapkan jika Singgit adalah anak satu-satunya. Putra pertamanya, telah meninggal dunia.

Dia pun berharap dengan beribadah haji bisa membuat kehidupan yang lebih baik untuk putranya. "Saya berdoa buat Singgit semoga jadi anak yang soleh, punya ilmu, sukses, dan diridai Allah," ungkap dia.

Dia turut mengungkap jika Singgit ingin sekali berkuliah di Kota Madinah. Cita-citanya adalah menjadi 'pelurus umat'.

Simak video berikut:

 

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya