Cara Atasi Kurang Tidur Selama Ramadan

Selama Ramadan, kebiasaan tidur malam umumnya berubah. Selain itu, durasi tidur pun ikut berkurang karena menyesuaikan dengan ibadah malam serta makan sahur.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 20 Apr 2021, 18:35 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2021, 18:35 WIB
Ilustrasi orang tidur.
Ilustrasi orang tidur. (dok. Kinga Cichewicz/Unsplash/ Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Selama Ramadan, kebiasaan tidur malam umumnya berubah. Selain itu, durasi tidur pun ikut berkurang karena menyesuaikan dengan ibadah malam serta makan sahur.

Penelitian menunjukkan bahwa orang yang berpuasa mengalami waktu tidur sekitar satu setengah jam lebih sedikit dari biasanya. Masalahnya, hal ini bisa membuat kualitas tidur terganggu.

“Tidur adalah bagian penting dari menjaga kesehatan yang memungkinkan tubuh untuk mengisi ulang dan memulihkan diri. Kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati serta kesehatan fisik seseorang, termasuk penambahan berat badan hingga peningkatan risiko penyakit jantung atau bahkan diabetes,” kata dokter spesialis paru di Cleveland Clinic Abu Dhabi, Sobia Farooq, seperti dilansir Gulfnews.

Mengantuk dapat mengganggu fungsi kognitif, merusak daya ingat, menyebabkan perubahan kepribadian, bahkan depresi. Mengemudi dalam keadaan mengantuk terbukti lebih berbahaya daripada mengemudi di bawah pengaruh alkohol.

Sedangkan spesialis penyakit paru di NMC Specialist Hospital, Dr Muhammed Anas Ayoob mengatakan banyak umat muslim menghadapi kurang tidur akut pada malam hari, yang menyebabkan kantuk dan perubahan suasana hati di siang hari.

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kurang tidur saat Ramadan?

Simak Juga Video Berikut Ini

Tetapkan rutinitas tidur

Strategi mengatur waktu tidur akan sangat membantu memenuhi kebutuhan tidur selama Ramadan. Ayoob menyarankan tidur utama antara tarawih dan sahur, kemudian beberapa jam setelah salat Subuh dan beberapa menit tidur siang.

Meskipun sebentar, tidur siang akan sangat membantu mengisi kembali energi. Dr Farooq menyarankan untuk membatasi tidur siang hingga 20 menit. Karena tidur siang lebih lama dari ini bisa menjadi kontraproduktif dan menyebabkan perasaan lebih lelah dan pening daripada sebelumnya. Sedangkan tidur siang lima menit terlalu pendek untuk memasuki tidur nyenyak.

Orangtua juga harus memastikan bahwa anak-anak dan dewasa muda mendapatkan jumlah tidur yang cukup. “Sulit untuk membuat remaja tidur, terutama selama suasana pesta yang kita nikmati selama Ramadhan. Salah satu tips yang bagus tapi sulit adalah mencoba dan membatasi waktu layar sebelum tidur karena sinar biru layar dapat mengganggu tidur yang sehat,” kata Farooq.

Begitu juga pada penderita sleep apnea, harus sangat berhati-hati untuk mendapatkan jumlah tidur yang cukup. Penyakit ini umum terjadi di seluruh dunia karena epidemi obesitas. Tips dan saran yang sama akan berlaku untuk mereka agar bisa tidur nyenyak ditambah dengan rutin mengonsumsi obat sesuai resep dokter.

Dokter juga biasanya merekomendasikan pasien apnea tidur untuk menggunakan CPAP (mesin yang dilengkapi selang atau masker yang mengeluarkan tekanan udara yang konstan dan stabil). Mendapatkan empat jam penggunaan CPAP membantu meningkatkan kualitas tidur dan bisa menyegarkan, saran Dr Farooq.

 

Infografis

Infografis 5 Tips Cegah Covid-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Cegah Covid-19 Saat Beraktivitas dengan Orang Lain. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya