Abu Dhabi Inspeksi Keamanan Pangan Saat Ramadhan, 76 Perusahaan Makanan Melanggar dan Didenda

Abu Dhabi mendenda 76 perusahaan makanan selama kampanye inspeksi demi mempromosikan keamanan pangan dan mengurangi limbah makanan.

oleh Alycia Catelyn diperbarui 15 Apr 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2023, 20:00 WIB
Pejabat Otoritas Pertanian dan Keamanan Pangan Abu Dhabi memeriksa sebuah perusahaan makanan. (WAM)
Pejabat Otoritas Pertanian dan Keamanan Pangan Abu Dhabi memeriksa sebuah perusahaan makanan. (WAM)

Liputan6.com, Abu Dhabi - The Abu Dhabi Agriculture and Food Safety Authority (ADAFSA) atau Otoritas Pertanian dan Keamanan Pangan Abu Dhabi mendenda 76 perusahaan makanan karena melanggar berbagai aturan selama bulan suci Ramadhan.

Sebanyak 4.491 perusahaan diperiksa selama kampanye untuk mempromosikan keamanan pangan dan mengurangi limbah makanan, kata pihak berwenang.

Kampanye tersebut, yang dimulai seminggu sebelum Ramadhan dimulai, bertujuan untuk memverifikasi kepatuhan terhadap peraturan keamanan pangan, menegakkan undang-undang, dan meningkatkan kesehatan masyarakat.

Sebanyak 2.531 perusahaan ditemukan memenuhi semua persyaratan yang diperlukan, sementara peringatan dikeluarkan terhadap 1.628 perusahaan, dan 256 lainnya menjadi perhatian. Sementara sekitar 12.460 perusahaan di Uni Emirat Arab (UEA) telah menerapkan sistem pemantauan mandiri, dikutip dari Khaleej Times, Sabtu (15/4/2023).

Kampanye inspeksi menargetkan semua perusahaan yang terlibat dalam rantai makanan, termasuk supermarket, restoran, pusat distribusi, toko makanan, perusahaan katering, serta pasar yang menjual daging, ikan, sayuran, dan buah-buahan. Prosedur yang disetujui diikuti untuk memperbaiki setiap malpraktik dan memastikan akses ke tingkat keamanan pangan tertinggi selama Ramadhan.

Untuk melengkapi kampanye inspeksi, kampanye kesadaran diluncurkan untuk mengedukasi masyarakat tentang dampak berbahaya dari limbah makanan secara ekonomi dan lingkungan. Kampanye itu juga memberikan panduan untuk mengawetkan makanan, mendorong pemanfaatan yang optimal, dan mengubah perilaku masyarakat terhadap makanan.

Hal itu untuk menekankan pentingnya perencanaan makan, menentukan jumlah makanan yang tepat, penyimpanan yang aman dan benar, dan praktik penanganan.

Polisi Dubai Tangkap 88 Pedagang Kaki Lima Sejak Awal Ramadhan, Disebut Melanggar Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Masyarakat

Otoritas Dubai, Uni Emirat Arab, melarang warganya belanja kebutuhan makanan dari pedagang kaki lima atau mereka yang berjualan dari mobil tanpa izin di jalan-jalan. (Dok. emirates247)
Otoritas Dubai, Uni Emirat Arab, melarang warganya belanja kebutuhan makanan dari pedagang kaki lima atau mereka yang berjualan dari mobil tanpa izin di jalan-jalan. (Dok. emirates247)

Tidak hanya Abu Dhabi, sejak awal bulan suci Ramadhan, Departemen Pengendalian Penyusup di Kepolisian Dubai juga bekerja sama dengan kantor polisi dan mitra strategis lainnya. Mereka telah menangkap 88 pedagang kaki lima dan menyita beberapa kendaraan yang digunakan untuk menjual buah dan sayuran secara ilegal.

Tindakan para pedagang kaki lima itu disebut melanggar peraturan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Direktur Departemen Pengendalian Penyusup di Departemen Investigasi Kriminal Umum, Kolonel Ali Salem Al Shamsi, menyatakan bahwa penangkapan para pedagang kaki lima dan penyitaan kendaraan penjual sayuran yang tidak patuh itu adalah bagian dari upaya untuk menghilangkan perilaku negatif dan memastikan tingkat keamanan dan keselamatan tertinggi bagi anggota masyarakat. Demikian seperti dikutip dari Emirates 247, Sabtu (8/4/2023).

Kolonel Ali Salem menjelaskan bahwa fenomena seperti itu akan terus berlanjut jika anggota masyarakat menunjukkan minat dan keterlibatan, terutama di daerah ramai pekerja dan di dekat tempat tinggal mereka.

Baca selebihnya di sini...

Masjid Nabawi Arab Saudi Terima 10 Juta Lebih Jemaah Selama Ramadhan, Operasi Sterilisasi Ditingkatkan

Ilustrasi masjid. (Unsplash)
Ilustrasi masjid. (Unsplash)

Sementara itu, Arab Saudi pada Senin, 3 April 2023 mengatakan bahwa Masjid Nabawi di Kota Madinah telah menerima lebih dari 10 juta jemaah sejak awal Ramadhan.

Presidensi Umum untuk Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah memperluas jangkauan layanan kepada jemaah di Masjidil Haram, Saudi Press Agency melaporkan.

Layanan tersebut meliputi pembagian paket air suci Zamzam, bimbingan multibahasa, mengelilingi Ka'bah, dan pembagian gelang pelacak kepada anak-anak untuk melindungi mereka agar tidak tersesat di tengah kerumunan orang.

Sebelumnya, aturan fotografi dan videografi baru diumumkan oleh Kementerian Haji dan Umrah untuk Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

"Di Dua Masjid Suci, kami memperhitungkan kesucian tempat itu, jadi kami memiliki etiket fotografi, dan kami menjaga hak orang lain," kata kementerian melalui pernyataan yang dirilis melalui Twitter, dilansir dari Arabian Business, Rabu (12/4/2023).

Masjid Nabawi biasanya menerima pengunjung dan jemaah dalam jumlah besar selama 10 hari terakhir bulan suci Ramadhan. Untuk itu, Badan Kepresidenan Umum Urusan Masjid Nabawi telah memaksimalkan upaya agar lonjakan jumlah jemaah dan pengunjung pada periode tahun ini dapat dilayani melalui sistem pelayanan terpadu 24 jam.

Baca selebihnya di sini...

Israel: Non-muslim Dilarang Kunjungi Kompleks Masjid Al-Aqsa hingga Akhir Ramadhan

Bersih-Bersih Masjid Al-Aqsa Usai Diserang Polisi Israel
Para pria membersihkan masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem menyusul bentrokan antara jamaah Palestina dan pasukan keamanan Israel selama bulan suci Ramadan pada 5 April 2023. (AFP/Ahmad Gharabli)

Bicara soal Ramadhan, Israel baru-baru ini memutuskan untuk melarang pengunjung non-muslim memasuki Kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki hingga akhir bulan suci tersebut.

Pernyataan kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa (11/4/2023) menyebutkan bahwa keputusan itu dibuat setelah penilaian komprehensif tentang situasi keamanan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, dan para kepala dinas keamanan. Demikian seperti dilansir kantor berita Anadolu, Rabu (12/4/2023). 

Ben-Gvir menggambarkan keputusan itu sebagai kesalahan serius yang tidak akan membawa perdamaian, malah berisiko meningkatkan situasi keamanan lebih lanjut.

"Ketika terorisme menyerang, kita harus menyerang balik dengan kekuatan besar, bukannya menyerah pada keinginannya," ujar Ben-Gvir seperti dikutip dari The Guardian.

Di bawah status quo Masjid Al-Aqsa, non-muslim dapat mengunjungi situs suci tersebut pada waktu-waktu tertentu, tetapi tidak diizinkan berdoa di sana.

Baca selebihnya di sini...

Infografis Macam-Macam Kue Kering Khas Lebaran
Infografis Macam-Macam Kue Kering Khas Lebaran. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya