Liputan6.com, Jakarta - Saat musim haji umat muslim dari berbagai penjuru dunia menuju satu titik, yaitu Masjidil Haram di Makkah.
Terpisah dari rombongan sangat mungkin terjadi, jika sudah terpisah dari rombongan yang terjadi adalah kebingungan berujung hilang kontak dengan rombongan.
Jika sudah terpisah, selain repot untuk diri sendiri, juga akan merepotkan peserta lainnya, juga para petugas pendampingnya.
Advertisement
Baca Juga
Sebaiknya ikuti petunjuk-petunjuk yang dibeikan petugas pendamping
Dalam NU Online disebutkan sejumlah tips agara tak terpisah dari rombongan. Berikut tipsnya:
1. Membawa Identitas.
Sebelum berangkat dari hotel tempat menginap, jamaah harus memastikan diri membawa identitas berupa gelang, kartu identitas haji, paspor, alamat hotel, atau perlengkapan lain yang dibutuhkan sebagai tanda pengenal. Jangan lupa uang saku secukupnya jika ada kebutuhan mendesak seperti lapar atau tiba-tiba harus pulang ke hotel dengan menggunakan taksi.
2. Mengingat pintu masuk.
Ada banyak sekali pintu masuk Masjidil Haram dan pintu-pintu tersebut memiliki bentuk yang sama. Namun, setiap pintu memiliki nama dan nomor sendiri-sendiri. Ada pintu Babussalam bernomor 24, Bab Umrah no 62, Bab Fath no 45, dan lainnya. Lebih aman, sebelum masuk, pintu dan nomornya difoto untuk menghindari lupa.
3. Menentukan titik kumpul
Titik kumpul bisa di dalam atau di luar Masjidil Haram. Untuk di dalam Masjidil Haram, titik kumpul yang paling mudah adalah area yang mengarah ke tempat sa’i. Terdapat lampu yang menunjukkan arah tersebut sehingga mudah dilihat dari jauh.
Titik kumpul di luar masjid berupa pintu-pintu masuk dengan nomor yang sudah ditentukan. WC di Masjidil Haram juga diberi nomor tertentu yang menjadi penanda dapat dilihat dari jauh dengan mudah. Titik kumpul bisa ditentukan tak jauh dari toilet.
4. Menentukan waktu kumpul
Selain menentukan titik kumpul, juga perlu disepakati waktu kumpulnya. Jangan sampai sebagian jamaah asyik menjalankan ibadah sementara yang lainnya diminta menunggu. Kecepatan masing-masing jamaah dalam menjalani thawaf berbeda-beda.
Namun, baik yang cepat maupun yang lambat, masing-masing mesti memahami kepentingan bersama. Di Zamzam Tower terdapat sebuah jam besar yang jadi penanda waktu yang menjadi panduan jika jamaah tidak membawa jam tangan.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Jangan Terlalu Fokus Buku Panduan
5. Jangan paksakan baca buku doa
Beberapa kasus jamaah terpisah terjadi karena selama menjalani thawaf, mereka membaca doa-doa tertentu yang ada di buku atau sekarang dengan mudah diakses melalui HP. Karena fokus pada bacaan, mereka terlepas dari rombongan. Jamaah dapat membaca talbiyah atau bacaan lain yang baik.
6. Menggunakan seragam
Ini secara khusus gampang bagi jamaah perempuan. Sejumlah rombongan menggunakan seragam jilbab dengan warna tertentu sehingga bisa dilihat dari jauh, baik bagi jamaah yang terlepas dari rombongannya untuk kembali berkumpul atau bagi ketua rombongan untuk mencari jamaahnya yang tercecer.
7. Membawa alat komunikasi
Dengan membawa ponsel, anggota jamaah yang terlepas atau ketua rombongan bisa saling menghubungi. Bahkan, bisa membuat panggilan video untuk mengetahui posisi masing-masing dan mengarahkan titik kumpul terdekat yang paling memungkinkan.
Sebelum berangkat, jangan lupa untuk mengisi HP dengan paket haji karena akan terkena roaming selama di Arab Saudi dengan tarif mahal jika menggunakan paket normal. Nomor telepon lokal Arab Saudi juga bisa dibeli dengan menunjukkan paspor.
8. Menghubungi petugas
Jika rombongan sudah pergi lebih dulu karena terlalu lama menunggu atau sebagian sudah terlalu capek sehingga butuh istirahat, maka jamaah yang tertinggal dapat menghubungi petugas haji berseragam yang akan membantu baik di dalam area mataf maupun di luarnya. Untuk di dalam mataf, terdapat para srikandi yang membantu.
Pilihan petugas perempuan ini dikarenakan mereka dapat masuk ke area mataf dengan menggunakan seragam petugas haji, sementara jamaah laki-laki yang diizinkan ke area mataf hanya yang menggunakan baju ihram. Petugas perlindungan jamaah (linjam) dari sektor khusus Masjidil Haram terus mengawasi area tersebut untuk memastikan keamanan jamaah haji Indonesia.
Penulis: Nugroho Purbo
Advertisement