Profil Gus Iqdam, Mubaligh Muda Viral yang Perkenalkan Istilah Dekengane Pusat hingga Garangan

Banyak yang tertarik dengan sosok Gus Iqdam yang tengah naik daun ini. Berikut ini adalah profil Gus Iqdam

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Agu 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2023, 08:30 WIB
Gus Iqdam
Gus Iqdam (tangkap layar)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Gus Iqdam beberapa waktu terakhir ini bertambah populer. Dakwahnya yang khas dan renyah mudah diterima semua kalangan.

Santri-santri atau jemaah yang hadir dalam pengajiannya pun berdatangan dari berbagai lapisan masyarakat. Ada pengamen, pemabuk, hingga pejabat. Ada pula preman hingga asli santri.

Pembawaannya ceria dan 'welcome' terhadap siapa saja. Gus pemilik nama asli Muhammad Iqdam Kholid ini mampu merangkul semua kalangan.

Beberapa istilah yang dilontarkannya juga viral. Misalnya; dekengane pusat, ST Nyell, garangan, wonge teko, dan lain sebagainya.

Banyak yang tertarik dengan sosok Gus Iqdam yang tengah naik daun ini. Berikut ini adalah profil Gus Iqdam mengutip laman p2k.stekom.ac.id.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Profil Gus Iqdam

Gus Iqdam
Gus Iqdam (tangkap layar)

Agus Muhammad Iqdam Kholid atau dikenal Gus Iqdam (lahir di Blitar pada 27 September 1993) adalah pendakwah muda Nahdlatul Ulama, pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II di Desa Karanggayam, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, dan pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah.

Namanya dikenal karena cerahamnya yang milenial, lucu, kocak, dan mendapuk semua kalangan termasuk anak-anak punk. Gus Iqdam merupakan pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah pada 2018 yang awalnya hanya memiliki 7 jemaah dan kini memiliki 66.000+ jemaah dari pelosok Nusantara.

Sebagai seorang mubaligh muda yang berasal dari Blitar, Gus Iqdam memiliki keunikan dalam berdakwah. Video-video ceramahnya telah menyebar luas di berbagai platform seperti Tiktok dan Youtube Shorts, sehingga masyarakat dari berbagai lapisan mudah mengenali dan mencintainya.

Latar Belakang

Gus Iqdam merupakan anak terakhir dari empat bersaudara pasangan KH Kholid dan Hj Ny Lanratul Farida. Awalnya, Gus Iqdam belajar mengaji di Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri dibawah asuhan Muhammad Abdurrahman Kautsar atauGus Kautsar.

Masa kecil Gus Iqdam dihabiskan untuk belajar agama Islam. Waktu kecil, ia belajar agama Islam dengan pamannya sendiri, KH. Dliyauddin Azzamzami. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur.

Ibu Gus Iqdam juga merupakan anak salah satu kiai yang kharismatik, KH Zubaidi Abdul Qofur beliau ini Mursid Torikoh di Jawa Timur.

 

Gaya Dakwah

Gus Iqdam
Gus Iqdam (tiktok)

Gus Iqdam pada tahun 2021 menikah dengan Aning Nilatin Nihayah, putri Almaghfurlah KH Thoha Widodo Zaini Munnawir dari Pondok Pesantren Lirboyo.

Setelah membentuk keluarga, Gus Iqdam dan istrinya, Ning Nila, diberkahi dengan seorang anak laki-laki yang diberi nama Gus Novel.

Gaya dan Metode Dakwah

Gus Iqdam setelah mendirikan Majelis Ta’lim Sabilu Taubah pada Desember 2018, ia memulai memulai rutinitas dakwahnya dengan jamaah kisaran 7 orang. Namun, selang berapa tahun Majelis Ta’lim tersebut sudah banyak dikenal dan viral di kalangan milenial, hingga sampai mencapai ribuan jamaah.

Gus Iqdam sengaja memberikan nama Mejelis Ta’lim tersebut dengan nama Sabilu Taubah yang artinya jalan taubat, sebab jemaah di dalamnya tidak hanya berfokus pada santri, orang berpengetahuan atau bahkan orang sudah tidak asing terhadap ilmu agama.

Di antara jemaahnya, banyak dari kalangan jamaah tersebut adalah orang-orang luar yang bahkan sama sekali tidak paham ilmu agama.

Gus Iqdam menghadirkan majelisnya sebagai tempat mengaji bagi orang-orang yang berideologi jalanan, marginal, dan kerap berurusan dengan dunia kriminal. Dengan ciri khas dakwahnya yang lemah lembut, sopan dan lucu, gus Iqdam mencoba untuk mengajak mereka agar mau mengaji bersama-sama.

Ia mengibaratkan ngaji sebagai bensin yang sangat dibutuhkan mobil atau motor untuk menggerakkannya. Sebab bagaimana mobil bisa bergerak jika tidak ada bensin, sebagaimana raga apakah bisa bergerak menjadi baik jika tidak mengaji? Ia menjelaskan bahwa ngaji menjadi salah satu cara untuk mengatur jiwa, mengolah pikiran dan ruhani.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya