Liputan6.com, Malang - Pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah (ST) pusat Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam memberikan wejangan adem kepada jemaah yang sekujur tubuhnya penuh Tato, termasuk juga wajahnya.
Baca Juga
Advertisement
Awalnya Gus Iqdam merasa terenyuh dengan pemuda ini yang dari awal memang sudah menarik perhatian putra Kyai Kholid ini.
“Saya izin jenderal, saya dari tadi terenyuh melihat anak yang saya tadi bilang ke anda, saya ingin kasih door prize ke sahabat saya Rp1 juta,” tutur Gus Iqdam dikutip dari tayangan video yang diunggah akun fb Panitia Pengajian, (Jumat, 27/10/2023).
“Mohon izin, untuk sahabat yang nabuh tatonya penuh sampai wajah coba tolong berdiri,” imbuhnya.
Gus Iqdam lantas menyuruh pemuda ini untuk maju dan memberikan salam kepada jemaah yang hadir.
“Maju kesini, mohon izin Bib, saya dari tadi melihat ini luar biasa ini, ya Allah tatonya penuh sampai wajah tadi ngiringi ini ndan. Ngiringi bas ini waktu tari sufi. Coba-coba berdiri di situ, coba salam,” pinta Gus Iqdam.
“Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,” ucap pemuda bertato itu.
“Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh,” jawab para hadirin.
Diketahui nama jemaah itu ialah Muhammad Ridlo, asal Malang, Jawa Timur. Di telinganya juga terlihat menganga lubang besar bekas anting ukuran besar yang biasa dipakai anak punk.
SImak Video Pilihan Ini:
Menangis saat Lantunkan Sholawat Nabi
Momen yang membuat jemaah larut dalan suasana haru ini ketika Muhammad Ridlo melafalkan sholawat Nabi usai mengucapkan salam.
“Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad, Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad, Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad,” ucap jemaah itu lantang.
Hanya saja kelika melafalkan shalawat yang ketiga terlihat dalam tayangan itu ia terbata-bata dan menangis tersedu-sedu.
Setelah agak sedikit reda rasa harunya, Gus Iqdam kembali bertanya perihal profesinya sebagai penabuh bas.
“Mas Ridlo kamu menjadi penabuh basnya tari sufi sesudah berapa tahun?” tanya Gus Iqdam.
M. Ridlo tidak menjawab mengenai lamanya waktu sebagai penabuh bas pada tari sufi, melainkan ia menjawab perihal kecintaanya terhadap shalawat ini yang sejatinya telah terpupuk semenjak kecil.
“Mulai kecil suka shalawatan Gus,” jawabnya.
Advertisement
Wejangan Adem Gus Iqdam
Gus Iqdam memberikan wejangan adem untuk Ridlo agar tak merisaukan masa lalunya dan berharap agar Ridlo tetap istiqomah di jalan yang benar. Sebab boleh jadi yang memiliki masa lalu kelam mampu menciptakan masa depan yang terbaik.
“Tapi tenang Mas Ridlo, seseorang yang pernah memiliki masa lalu buruk terkadang bisa menciptaan masa depan terbaik. Siapa tahu anda menjadi ulama-ulama masa depan, pemimpin-pemimpin masa depan,” tutur Gus Iqdam.
“Saya dari tadi masya Allah semangat nabuh bas, itu luh tadi dilihat Pak Kapolda. Yang tidak tatoan malah justru kowah-kowoh-kowah kowoh, ini apa ini tari apa ini, ga mudeng malah, Tapi ini luar bisa sekali, waktu tari sufi khusyu sekali,” imbuhnya.
Broken Home Penyebab Ia Menjadi Anak Punk
Ridlo mengaku, penyebab utama dirinya memiliki dunia jalanan lantaran broken home di mana kondisi keluarganya yang dirasa tak lagi nyaman.
“Lah kenapa kok jadi gambar-gambar di wajah (tatoan---pen),” tanya Gus Iqdam heran.
“Yak karena….Semoga anak-anak yang hadir jangan sampai broken home,” ucap Ridlo terbata-bata mengenang kehidupannya yang pahit.
“Oh begitu, luar biasa ya Allah,” tutur Gus Iqdam lirih.
Penulis : Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement