Liputan6.com, Jakarta - KH. Badri Mashduqi merupakan seorang ulama kelahiran Madura yang sudah menimba berbagai ilmu agama, mulai dari didikan keluarganya sendiri hingga masyaikh di pesantren ternama.
Sejak usianya yang relatif muda, beliau yang masyhur dengan julukan singa podium memiliki semangat juang dan keberaniannya untuk menyampaikan dakwah. Bagi warga Nahdlatul Ulama wilayah Madura dan Tapal Kuda seperti Probolinggo, Jember, Bondowoso, dan Situbondo namanya tentu sudah tidak asing lagi.Â
Pada suatu kesempatan, ketika NU menjadi partai politik (1971) dan berfusi dalam Partai Persatuan Pembangunan atau PPP (1977-1982) KH. Badri Mashduqi tampil sebagai juru kampanye yang sangat apik.Â
Advertisement
Baca Juga
Karena keberaniannya menyampaikan dakwah serta ungkapan kritikan kepada pemerintahan Orde Baru, sehingga sangat wajar jika ia sering diburu pihak keamanan, baik polisi maupun tentara.
Berdasarkan penuturan yang didapat dari Ustadz Imam Arifin sekitar tahun 1977, di lapangan Bondowoso, KH. Badri Mashduqi mengisi pengajian PPP. Pada saat itu juga hadir Rhoma Irama, penyanyi dangdut yang tenar dengan julukan raja dangdut.
Sepulang dari kampanye itu, KH Badri Mashduqi mampir terlebih dahulu ke pondok KHR As'ad Syamsul Arifin, Sukorejo, Situbondo kemudian melanjutkan perjalanannya ke Jember. Saat berada di kawasan Tanggul, Jember itulah KH Badri Mashduqi dikejar oleh 2 oknum polisi. Namun mencengangkan ternyata inilah yang terjadi, bagaimana kisah selanjutnya? Berikut merangkum dari laman NU Online Jatim.
Â
Saksikan Video Pilihan ini:
Mengganti Rupa
Pada akhirnya Kyai Badri berhenti dan turun dari mobil. "Di mana Badri?," tanya oknum polisi.
"Entahlah di mana yang namanya Badri," jawabnya dengan nada bertanya, padahal yang sebenarnya orang yang menjawab inilah adalah Kyai Badri sendiri.
Menurut orang-orang yang mengetahui kejadian tersebut, KH. Badri Mashduqi "mengganti rupa" yakni bukan wujud seperti aslinya. Wajahnya tampak berjambang dan konon, wajah Kyai Badri persis seperti wajah Rhoma Irama. Â
Tapi setelah 2 polisi ini berhadapan, ternyata yang tampak bukanlah wajah Kyai Badri. Kemungkinan oknum polisi tersebut menganggap di depan mata dia adalah Rhoma Irama.
Lantaran bukan Rhoma Irama yang dijadikan target, maka kemudian oknum polisi itu langsung pergi. Dengan demikian, KH. Badri Mashduqi luput dari tangkapan oknum polisi tersebut.
Kisah tentang karamah tersebut dapat dipahami, kalau Allah SWT sudah berkehendak memberikan keistimewaan pada hamba-Nya maka tidak seorang hamba pun yang dapat mampu mengubah kehendak-Nya. Wallahu a'lam.
Advertisement