Jangan Khawatir, Preman Bisa Bebas dari Dosa asal Lakukan Ini Kata Buya Yahya

Buya Yahya menekankan bahwa setiap orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh, tidak peduli seberapa besar dosa yang pernah dilakukan, akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Okt 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2024, 10:30 WIB
Buya Yahya
Buya Yahya (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Pengasuh Al-Bahjah, Kh Yahya Zainul Maarif alias Buya Yahya, kembali memberikan pesan yang sangat menyentuh hati. Kali ini, ia berbicara tentang preman dan orang-orang yang memiliki tato.

Dalam ceramahnya, ulama yang dikenal dengan dakwahnya yang lembut namun mengena ini, menegaskan bahwa pintu tobat selalu terbuka lebar untuk siapa saja, termasuk mereka yang mungkin pernah tersesat dalam jalan yang salah.

Pesan ini menjadi pengingat kuat bahwa rahmat Allah tak terbatas untuk siapa pun yang ingin kembali kepada-Nya.

Ceramah ini dikutip dari kanal YouTube @buyayahyaofficial, di mana Buya Yahya secara khusus memberikan salam kepada para preman dan mereka yang memiliki tato.

Ia menekankan bahwa setiap orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh, tidak peduli seberapa besar dosa yang pernah dilakukan, akan diangkat derajatnya oleh Allah. "Semoga Allah mengangkat derajat orang-orang yang bertobat," ujarnya dengan penuh harapan.

Buya Yahya menjelaskan bahwa orang yang taubat dengan tulus akan diampuni dosanya dan diperlakukan seolah-olah mereka tidak pernah melakukan dosa.

"Orang yang tobat tuh jadi kayak enggak punya dosa," katanya. Hal ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang mau kembali kepada jalan yang benar setelah menyesali perbuatan buruk mereka di masa lalu.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Lupakan Masa Lalu, Menuju Jalan Allah SWT

Polres Jakarta barat Tangkap 23 Preman
ilustrasi preman bertato. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menurut Buya Yahya, bertobat bagi seseorang yang memiliki masa lalu kelam, seperti preman atau orang yang sering berbuat maksiat, bukanlah hal yang mudah.

Kebiasaan buruk yang sudah lama dilakukan tentu sangat sulit diubah, namun justru di situlah letak keistimewaan dari tobat mereka. "Yang biasa dengan kejelekan itu mau jadi baik itu berat, tapi itulah yang istimewa," ungkapnya.

Buya Yahya juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka yang mampu meninggalkan kebiasaan buruk dan beralih kepada kebaikan.

Menurutnya, perjuangan mereka dalam bertaubat dan memperbaiki diri adalah bentuk jihad yang luar biasa.

"Jihad istimewa dia," katanya, menegaskan bahwa usaha seseorang dalam meninggalkan keburukan untuk menjadi lebih baik adalah sebuah perjuangan yang patut dihargai.

Dalam ceramahnya, Buya Yahya dengan bijak mengingatkan bahwa tobat tidak bisa ditunda-tunda. "Bukan berarti kita harus jahat dulu baru tobat," tegasnya.

Ia memperingatkan agar tidak ada yang berpikiran bahwa mereka bisa terus berbuat maksiat dan menunggu waktu yang tepat untuk bertaubat. Karena tidak ada yang tahu kapan waktu kita di dunia ini akan berakhir, sehingga menunda tobat adalah sebuah tindakan yang sangat berisiko.

Ajakan Buya Yahya

Ilustrasi salat, sujud, ibadah
Ilustrasi salat, sujud, ibadah. (Photo by Syed Aoun Abbas on Unsplash)

Buya Yahya juga mengajak semua orang untuk merangkul dan mendukung mereka yang sedang berusaha bertaubat, bukan menjauhkan atau menghakimi. Ia menyampaikan salam hangat kepada para preman dan mereka yang bertato, sebagai bentuk kasih sayang dan kepeduliannya terhadap sesama umat.

"Insyaallah kepada para preman yang punya tato, salam dari Buya untuk Anda. Kami cinta Anda. Tobatlah," ucapnya dengan lembut penuh cinta.

Dalam pesannya, Buya Yahya menjelaskan bahwa tidak perlu merasa malu atau ragu untuk bertaubat, bahkan jika seseorang merasa bahwa dosa yang dilakukan sangat besar.

Setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah dan menjadi lebih baik, dan Allah selalu membuka pintu ampunan-Nya. "Tobatlah, gak usah disetrika tato Anda," lanjut Buya Yahya, menegaskan bahwa fisik bukanlah hal yang utama, melainkan niat dan kesungguhan untuk berubah.

Pesan ini menjadi pengingat bahwa Allah tidak melihat penampilan luar, tetapi melihat hati dan niat seseorang. Tato atau penampilan fisik lainnya tidak akan menghalangi seseorang untuk mendapatkan ampunan Allah, asalkan ada kesungguhan dalam bertobat dan memperbaiki diri. Buya Yahya mengajak setiap orang untuk tidak merasa minder atau merasa tidak layak mendapatkan rahmat Allah hanya karena masa lalu yang kelam.

Buya Yahya juga menyampaikan bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mendekatkan diri kepada Allah, terlepas dari apa yang telah mereka lakukan di masa lalu.

Ia menekankan bahwa tobat adalah jalan untuk mendapatkan keberkahan dan rahmat Allah, dan tidak ada seorang pun yang tertutup pintu tobatnya jika mereka mau berusaha. "Kami cinta Anda, tobatlah," ulang Buya Yahya, memperkuat pesan kasih sayang yang ia sampaikan.

Dalam ceramah tersebut, Buya Yahya juga menjelaskan bahwa orang yang bertaubat dengan tulus akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.

Rahmat Allah tidak terbatas, dan tobat adalah salah satu cara untuk meraih kebahagiaan sejati. Ia mengingatkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni, selama ada keinginan yang kuat untuk memperbaiki diri.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya