Liputan6.com, Jakarta - Kekhawatiran berlebihan atas kondisi dunia akhir-akhir ini menjadi sorotan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau yang akrab disapa Gus Baha. Dalam sebuah ceramahnya, ia menyayangkan pandangan sebagian masyarakat yang latah dan merasa seolah dunia penuh kerusakan dan kemunduran.
Gus Baha mengingatkan bahwa persepsi semacam ini bisa membawa dampak negatif pada cara pandang umat terhadap rahmat Allah yang sebenarnya luas dan tak terbatas.
Advertisement
Menurut Gus Baha, kekhawatiran yang berlebihan atau waswas terhadap kondisi dunia saat ini membuat banyak orang merasa bahwa tidak ada lagi kebaikan atau kebahagiaan yang tersisa. Mereka menganggap zaman yang dihadapi ini adalah zaman akhir dengan kerusakan yang mendominasi.
Advertisement
Pernyataan ini dikemukakan Gus Bahadikuip dari video yang diunggah di kanal YouTube @Pengaosangusbaha, di mana ia menyoroti pentingnya memiliki pandangan positif dalam melihat realitas dunia.
"Seakan-akan semua rusak, semua bulat jadi negatif, padahal ini kan nggak benar," ungkap Gus Baha. Gus Baha menilai bahwa waswas berlebihan ini justru menutupi banyak kebaikan yang masih ada.
Oleh Gus Baha masyarakat diajak untuk tidak terjebak dalam pikiran bahwa dunia ini hanya dipenuhi kesulitan dan kemunduran. Gus Baha mengingatkan bahwa dulu bangsa Indonesia pernah mengalami masa-masa yang lebih sulit, seperti ketika dijajah oleh bangsa asing, namun pada akhirnya bisa merdeka dan menikmati banyak kemudahan dalam beribadah.
Dalam pandangannya, Gus Baha melihat bahwa meski banyak hal buruk yang terjadi, tetapi rahmat Allah jauh lebih luas dan meliputi segala sesuatu.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Saat Ini Kegiatan Ibadah Tetap Aman dan Nyaman
“Kita sekarang bisa sholat dengan tenang, bisa berjamaah, bisa membaca kitab Burdah, Diba, dan sebagainya. Ini adalah bukti bahwa kebaikan masih ada di sekitar kita,” jelasnya dalam ceramah tersebut.
Menurut Gus Baha, kondisi dunia saat ini tidak sepenuhnya buruk, hanya saja sering kali masyarakat terlalu terfokus pada aspek negatif.
Gus Baha menjelaskan, sifat was-was yang berlebihan ini sebenarnya bisa melemahkan semangat umat. Orang yang terus-menerus merasa khawatir justru akan cenderung mengabaikan rahmat Allah yang sebenarnya sangat luas. Baginya, dalam Islam, umat diajarkan untuk selalu memiliki pandangan yang baik (husnudzon) kepada Allah, tidak terpaku hanya pada hal-hal negatif.
Pentingnya bersyukur dan mengingat berbagai nikmat yang telah diberikan oleh Allah juga ditekankan Gus Baha dalam ceramahnya.
Ia mengajak umat untuk menyadari betapa banyak kenikmatan yang bisa dirasakan saat ini, mulai dari kebebasan beribadah hingga menikmati berbagai kegiatan keagamaan tanpa hambatan. Hal ini, menurutnya, seharusnya menjadi bahan renungan agar umat tidak terus-menerus terjebak dalam kekhawatiran yang berlebihan.
Di masa lalu, masyarakat Indonesia pernah menghadapi situasi yang jauh lebih sulit, seperti penjajahan yang menghalangi mereka dalam menunaikan kewajiban agama. Namun, saat ini keadaan sudah sangat berbeda. “Dulu dijajah Belanda, Portugal, Jepang, sekarang kita merdeka. Kita diberi kebebasan untuk beribadah,” tutur Gus Baha. Dengan kebebasan yang ada, umat semestinya bersyukur, bukannya merasa tertekan oleh hal-hal negatif yang terjadi.
Advertisement
Harus Lebih Optimis
Melalui penjelasan ini, Gus Baha berharap umat Islam dapat lebih optimis dalam menyikapi keadaan dunia. Ia menekankan bahwa meskipun ada sisi negatif, kebaikan tetap lebih besar dan patut disyukuri.
Menurutnya, Rasulullah juga pernah mengingatkan umat agar tidak berfokus pada kerusakan atau keburukan semata, karena rahmat Allah senantiasa meliputi segala sesuatu.
Gus Baha juga memberikan contoh bagaimana Rasulullah menanggapi komentar seseorang yang menyebut kondisi umat manusia saat itu sudah rusak. Menurut Rasulullah, pandangan seperti ini keliru karena rahmat Allah justru lebih besar daripada segala keburukan yang ada. Menyikapi dunia dengan pandangan bahwa semuanya buruk, lanjut Gus Baha, sama saja seperti tidak mengakui luasnya rahmat Allah yang terus mengalir tanpa henti.
Sebagai penutup, Gus Baha mengingatkan bahwa ketakutan yang berlebihan pada hal-hal buruk bisa mempengaruhi keseimbangan iman seseorang.
"Jangan sampai kita berpikir seolah dunia ini buruk semua, itu bisa melemahkan keimanan," tegasnya. Bagi Gus Baha, umat Islam perlu membangun mental yang lebih kuat dengan selalu mengingat bahwa Allah adalah sumber segala kebaikan.
Ia berharap agar umat tidak hanya berfokus pada berita buruk atau hal-hal yang mengkhawatirkan. Dengan memperbanyak dzikir dan merenungkan kebesaran Allah, Gus Baha yakin umat akan bisa melihat dunia dengan lebih positif.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul