Menggali Cuan Besar Petani Bawang Merah di Lumajang

Bawang merah bisa menjadi alternatif petani Lumajang sebagai pilihan hasil panen yang menjanjikan

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Jun 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2022, 15:00 WIB
Menggali Cuan Besar Petani Bawang Merah di Lumajang
(Foto:Dok.Kementerian Pertanian RI)

Liputan6.com, Jakarta Selain kuliner dan wisata, Kabupaten Lumajang Jawa Timur memiliki potensi komoditas hasil pertanian yang dianggap menjanjikan.

Komoditas potensial di Lumajang tersebut adalah Bawang Merah. Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan, bawang merah bisa menjadi alternatif petani sebagai pilihan hasil panen yang menjanjikan.

"Karena harga jualnya bagus," kata Thoriqul Haq saat panen bawang merah bersama dengan Kelompok Tani di Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Rabu (15/6/2022).

Petani juga diuntungkan karena masa tanam bawang merah lebih singkat dibanding komoditas lain seperti tembakau dan jagung.

Selain itu, Bawang merah bisa tersimpan dari jarak waktu yang aman, sehingga tidak sama seperti cabai yang tidak bisa lama dan harus cepat dijual.

"Karena cabai mudah busuk," ungkapnya, dikutip dari Antara.

Komoditas bawang merah bisa tahan sekitar lima hingga tujuh bulan dan potensi harga di pasaran pun bagus. Oleh karena itu, Bupati Thoriq berharap petani Lumajang beralih menanam bawang merah.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Biaya Terjangkau

Lebih lanjut, dia berharap penyuluh pertanian tetap melakukan pendampingan sehingga jika ada kendala di lapangan bisa segera mendapatkan solusi. 

"Keberhasilan petani bawang tidak lepas dari peran penyuluh," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang, Hairil Diani mengungkapkan, komoditas bawang merah di Kecamatan Kunir merupakan salah satu upaya pemerintah daerah setempat mewujudkan diversifikasi komoditas pertanian.

"Sebelumnya di Kecamatan Kunir lebih banyak bercocok tanam padi, jagung dan tembakau. Namun, kini petani menanam bawang merah yang memiliki masa tanam lebih singkat dibandingkan komoditas lain yakni berkisar 55-61 hari," jelas Hairil.

Dia menambahkan, komoditas bawang merah yang ditanam pada lahan seluas 0,35 hektare di Kecamatan Kunir itu merupakan jenis bibit varietas biru lancor dari Probolinggo. 

Berdasarkan perhitungsn ekonomi, dana yang dibutuhkan untuk menanam bawang merah dengan luas lahan tersebut tidak sampai Rp25 juta. Menariknya, kini bawang merah di lahan tersebut sudah ditawar di atas Rp100 juta.

"Cukup menjanjikan, sehingga diharapkan petani di Lumajang beralih menanam komoditas bawang merah," pungkas Hairil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya