Cantiknya Batik Tuban dan Tenun Ende Karya Para Ibu Penerima Zakat

Sejumlah kain batik Tuban dan tenun Ende dipamerkan dalam peragaan busana di dalam kereta bandara menyambut bulan Ramadan.

oleh Putu Elmira diperbarui 03 Mei 2019, 14:02 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2019, 14:02 WIB
Sambut Ramadan, Kereta Bandara Dihiasi Peragaan Busana Muslim
Model mengenakan kain batik dan tenun di kereta api bandara, Jakarta, Kamis (2/5/2019). Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka menyambut kegembiraan datangnya bulan suci Ramadan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Refleksi jejak kearifan lokal Tanah Air hadir dalam berbagai hal satu di antaranya lewat kain-kain Nusantara. Tak terkecuali cantiknya kain batik Tuban, Jawa Timur dan tenun Ende, NTT yang dipamerkan dalam acara bertajuk Fashion Show on Train.

Seperti tajuknya, peragaan busana yang diselenggarakan oleh Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas ini berlangsung di Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta pada Kamis, 2 Mei 2019. Rangkaian acara dimulai dari Stasiun BNI City, Jakarta sampai Stasiun Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

Ada pun kain yang dipakai para model merupakan karya-karya para mustahik atau penerima manfaat zakat, binaan Rumah Batik dan Tenun Indonesia yang juga bagian dari program pemberdayaan ekonomi Baznas.

"BAZNAS memberdayakan ibu-ibu mustahik di Tuban dan NTT melalui program Rumah Batik dan Tenun Indonesia. Awalnya mereka adalah buruh dan ibu rumah tangga yang belum bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena kurangnya pengetahuan dan modal," kata Bambang Sudibyo selaku Ketua Baznas.

Konsep ramah lingkungan diusung lewat penciptaan kain-kain yang diproduksi dengan prinsip eco-fashion seperti memanfaatkan bahan-bahan dari alam. Karya ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekaligus semangat para perajin.

"Acara fashion show untuk menampilkan karya mustahik ini sebagai cara meningkatkan produksi kain dan mengenalkan kepada masyarakat lebih luas. Baznas berharap, para mustahik perajin kain ini dapat meningkatkan kemandirian, perekonomian, dan kesejahteraan tercapai," tambahnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pohon Mahoni di Batik Tuban

Sambut Ramadan, Kereta Bandara Dihiasi Peragaan Busana Muslim
Model mengenakan kain batik dan tenun di kereta api bandara, Jakarta, Kamis (2/5/2019). Busana-busana yang diperagakan merupakan karya para mustahik atau orang maupun badan yang berhak menerima zakat atau infak/sedekah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Salah satu pengrajin batik Tuban yang memamerkan karya di Fashion Show on Train adalah Warsimah. Pengrajin yang telah 30 tahun berkecimpung di dunia batik ini membawa 17 kain yang terdiri dari berbagai motif.

"Ada batik motif daun lumbung, ungker, gringsing, dan kembang kantil," ungkap Warsimah kepada Liputan6.com pada Jumat (3/5/2019).

Proses pengerjaan setiap batik dengan masing-masing motif pun beragam. Ada yang memakan waktu dalam hitungan hari, minggu, hingga bulanan.

"Kalau pengerjaan motif daun lumbung itu 10 hari karena nggak terlalu ribet. Untuk motif ungker dan kembang kantil bisa sampai satu bulan karena memakai warna alam bolak-balik," tambahnya.

Sementara, warna batik dari Tuban sendiri biasanya identik dengan warna sugan atau coklat kemerahan. Untuk mendapatkan warna alami tersebut dibutuhkan pohon mahoni yang kemudian dipakai dalam proses penciptaan batik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya