Social Commerce Mempermudah Brand dalam Menjalankan Bisnis di Era New Normal

Pengambilan keputusan terakhir pembeli saat melakukan transaksi pembelian adalah melalui online. Lalu apa saja hambatan nya?

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2020, 18:07 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2020, 17:53 WIB
Ilustrasi belanja Online
Ilustrasi belanja Online (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta Wabah corona Covid-19 telah memaksa perubahan yang membuat semua lini harus bisa struggling dalam menjalaninya. Bukan hanya pelaku usaha, konsumen berpotensi bakal menjadi cikal bakal pertahanan ini. Perubahan perilaku konsumen selama dan pasca Corona ini memang benar adanya.

Dilansir dari laman Yuswohady.com, lini pertama yang mengalami perubahan signifikan datang dari tren belanja online. Belanja online menjadi sangat luas dan dalam. Selama ini belanja online hanya terbatas pada beragam produk pakaian, pesanan tiket pesawat, atau hotel. Dengan adanya pandemi Corona, belanja online ‘terpaksa’ dilakukan untuk semua transaksi, mulai dari grocery hingga kebutuhan-kebutuhan esensial atau rutin sehari-hari.

Adanya permintaan yang meningkat dan serba cepat menuntut adanya perhatian khusus dari para pemilik brand dan pelaku UMKM. Perhatian khusus itu, berupa strategi dan langkah yang tepat untuk bisa bertahan dan menjadi pemenang di era new normal ini. Hal ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan terakhir pembeli saat melakukan transaksi pembelian adalah melalui online.

Lantas apa saja hambatan yang sering kali ditemui oleh Brand dengan adanya era new normal ini?  Salah satu cara memasarkan produk secara online ditempuh brand dengan membuka toko di saluran media sosial untuk mempermudah jangkauan konsumen.

Namun, para penjual harus menghadapi berbagai permasalahan yang rumit seperti kesulitan mengunggah foto dengan kualitas tinggi, membalas pesan pelanggan satu per satu, berinteraksi dengan pelanggan, mengkonfirmasi pembayaran dan follow up status pembelian, dan kinerja 24/7 lainnya. Penjual juga perlu beralih ke aplikasi percakapan handphone seperti WhatsApp atau Line untuk mengkonfirmasi pembayaran dan proses pemesanan lebih baik.

Seperti yang diungkapkan Irma Utari selaku pemilik Brand lokal, ia mengatakan bahwa kecepatan adalah salah satu hambatan terbesar yang dialami saat menjalani bisnis di masa new normal.

“Adanya masa Pandemi menuntut kita pemilik Brand dan pegiat UMKM untuk berfikir dan gerak cepat. Permintaan melalui platform media sosial dan lini chat yang masih tinggi meski di masa pandemi, membutuhkan perhatian ekstra dalam hal administrasi hingga pengiriman, hasil rekap pemesanan harian, laporan pemasukan, dan pengeluaran harian. Masalahnya, itu semua harus dilakukan secara manual.”

Tentu hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Brand yang ingin memperluas segmen pasar dan ingin memaksimalkan potensi bisnis setiap waktunya. Kerap kali yang terjadi malah merekrut pegawai tambahan untuk menjalankan proses bisnis yang juga menjadi pengeluaran tersendiri. Bujet yang biasa dikeluarkan untuk merekrut pegawai sekitar Rp3 juta sampai dengan Rp4 juta setiap bulannya.

Melihat beberapa kasus kesalahan teknis/human error yang dilakukan oleh penjual dalam hal pengiriman produk seperti kesalahan barang hingga kesalahan alamat pengiriman. Sejalan dengan kegelisahan dan tantangan yang ada di dunia social commerce, AVANA hadir dan siap membantu pemilik brand sebagai pendukung untuk menambah efektifitas dan efisiensi dalam berbisnis.

Melalui AVANA, brand dan pelaku UMKM yang bergabung dalam platform AVANA dapat memenangkan ‘pertandingan’ di masa pandemi yang menuntut serba cepat dan tepat ini. AVANA hadir untuk terus melakukan perubahan yang disesuaikan dengan kebutuhan. AVANA senantiasa fokus untuk dapat membantu pelaku bisnis dengan sistem yang telah dikembangkan untuk memenuhi janji setiap bisnis yang menjadi kliennya agar dapat berkembang secara maksimal.

Queenseca, selaku Head of Marketing AVANA menjelaskan, AVANA merupakan SaaS (Software as a Service) yang melayani para pemilik brand agar dapat mengoptimalkan bisnis secara digital, dengan memudahkan menjalankan bisnis mereka di berbagai saluran, seperti Website dan media sosial Facebook, Instagram, WhatsApp, Line, hingga Telegram.

Membiasakan Diri Berbelanja Menggunakan E-Commerce
Ilustrasi Belanja Online Credit: pexels.com/NegativeSpace

Saat ini AVANA memiliki lebih dari 20 fitur unggulan yang memudahkan pengelolaan bisnis secara digital, mencakup manajemen produk dan stok, kelola database pelanggan, laporan penjualan, pembuatan toko online, integrasi pesanan media sosial, hingga fitur manajemen reseller.

Menganut prinsip untuk mendukung pertumbuhan brand lokal di Indonesia, AVANA menciptakan platform di mana Brand dapat mengunggah produk dalam jumlah yang tidak terbatas ke berbagai saluran sosial media dan informasi stok barang akan di-update secara otomatis.

“Brand tidak lagi kewalahan dan membatasi diri hanya pada sosial media karena limitasi sumber daya dan waktu, karena semuanya sudah bisa diurus melalui satu pintu” terang Queenseca. Hal ini merupakan bentuk solusi dari AVANA untuk memudahkan proses penjualan online dari para pemilik Brand. Mengelola setiap penjualan secara manual umumnya bisa menyita waktu dan sumber daya yang banyak.

Perkembangan media sosial sangat cepat di era digital. Para penjual dapat mengubah media sosial menjadi alat transaksi yang dapat meningkatkan penjualan lebih banyak daripada hanya digunakan sebagai alat promosi saja.

“Lebih dari 130 juta pelaku usaha di Indonesia telah memaksimalkan Facebook dan sebanyak 80 juta Brand sudah mengoptimalkan bisnis nya di Instagram, hal ini merupakan pasar besar bagi pelaku usaha untuk memanfaatkan produk mereka, dan AVANA hadir untuk menyederhanakan dan mengubah platform media sosial Anda sebagai alat transaksi” tutur Queenseca.

Bagaimana Cara AVANA Membantu Pemilik Brand dan Pelaku UMKM?

AVANA membangun sebuah website toko online yang telah dilengkapi dengan berbagai fitur yang mendukung bisnis online, seperti pilihan metode pembayaran dan pengiriman yang lengkap, situs web yang mudah diakses, mobile responsive dengan beragam pilihan template yang menarik, notifikasi pembelian secara otomatis serta laporan penjualan, hingga order yang bisa dilakukan secara otomatis melalui aplikasi WhatsApp.

Di Indonesia, saat ini media sosial menjadi salah satu kanal penjualan bagi social commerce, termasuk juga aplikasi pesan instan atau chat. Tak hanya untuk media promosi layanan, pesan instan juga mulai lazim digunakan sebagai kanal pelayanan pelanggan. Menyadari tantangan berjualan di media sosial, AVANA Indonesia siap membantu bisnis, terutama bagi para pemilik brand lokal termasuk UMKM untuk mengotomatisasikan proses jualan dan mengoptimalkan kemampuan berjualan online lewat media sosial.

AVANA menyediakan platform yang dapat membuat media sosial mudah untuk bertransaksi. Pelanggan bisa membeli barang yang diinginkan di dalam media sosial milik penjual.  Platform AVANA sendiri memiliki fitur bernama AVAchat dimana fitur ini dapat mengintegrasikan beberapa aplikasi chat seperti WhatsApp, Telegram, LINE, Facebook Messenger ke dalam dashboard terpusat.

Selain itu, Brand juga dapat menerima dan mengatur semua pesanan yang masuk dari berbagai saluran sosial media secara mendetail melalui fitur AVAchat, proses transaksi dimulai dari pemesanan barang, pembayaran hingga pengiriman dapat dilakukan hanya melalui satu pintu saja.

Social Commerce Mempermudah Brand dalam Menjalankan Bisnis di Era New Normal
Social Commerce Mempermudah Brand dalam Menjalankan Bisnis di Era New Normal. foto: istimewa

Proses pengiriman dapat dilakukan sekaligus menggunakan sistem nomor resi yang secara otomatis sudah terintegrasi. Brand bisa memantau penjualan melalui laporan penjualan secara real-time tanpa perlu mengakses sosial media dan saluran penjualan online lainnya secara manual. Alhasil, bisa memastikan semua pesanan diantarkan tepat waktu dan kepuasan pelanggan menjadi lebih terjamin.

Sejak 2016, AVANA telah membantu lebih dari 80.000 brand di Asia Pasifik dengan menjadi solusi untuk dapat memasarkan produk penjual secara global.

Dilain pihak, pemilik Brand para pelaku UMKM yang belum memiliki kemampuan di bidang teknologi tidak perlu berkecil hati. Mereka dapat menjadikan AVANA sebagai solusi terbaik untuk berjualan online.

AVANA menyiapkan sebuah platform yang membuat pengguna media sosial membeli barang impian dari sebuah toko online di dalam sebuah akun media sosial milik Brand, sehingga tercipta optimalisasi penjualan. Pengoptimalisasian itu dibangun khusus untuk toko online dan mengizinkan untuk terkoneksi dan menggunakan media sosial, dari yang semula hanya kanal promosi menjadi kanal yang dapat berinteraksi di dalamnya.

Bagi Brand yang sudah memiliki toko online, dapat bergabung hanya dengan 15 menit saja, kemudian dapat mengatur toko online profesional dengan inventaris yang maju dan manajemen pemesanan lengkap hingga informasi pembayaran. Sesuai dengan jargon yang diusung, AVANA seolah seperti #SobatJualanOnline yang berhasil membantu pengembangan bisnis setiap penggunanya.

Brand atau pelaku UMKM yang berminat untuk menjajal layanan milik AVANA, perlu diketahui bahwa AVANA menerapkan cara yang sama dalam melakukan monetisasi pada layanan-layanan tersebut. Mereka menerapkan sistem berlangganan paket dengan harga dan fitur yang bervariasi mulai dari Rp 250.000 saja dengan jangka waktu paket yang tersedia mulai dari bulanan hingga tahunan.

AVANA berharap dengan jargon “Jualan Jadi Mudah” yang mereka miliki dapat menjadi permulaan yang baik untuk menyederhanakan proses berjualan online yang dilakukan para pemilik Brand dan pelaku UMKM di Indonesia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya