Liputan6.com, Jakarta - Kreativitas orang Jepang banyak diakui warga dunia. Mereka menciptakan berbagai kreasi yang sering tak terpikirkan orang di negara lain, termasuk halnya saat memproduksi masker.
Situasi pandemi Covid-19 yang memaksa orang untuk memakai masker saat beraktivitas di luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain menjadi peluang untuk mengembangkan produk unik. Di Jepang, mereka membuat masker melon yang bisa dimakan.
Advertisement
Baca Juga
Melansir dari laman soranews24, Sabtu, 12 Juni 2021, masker tersebut buat oleh laboratorium eksperimental yang dijalankan oleh spesialis pijat kepala Goku no Kimochi The Labo. Masker tersebut dikembangkan sebagai tanggapan atas keinginan tiga mahasiswa pecinta roti dari Fukuoka dan Okinawa, yang mengatakan mereka bermimpi bisa mencium bau roti melon sepanjang waktu.
Keistimewaan masker roti dibandingkan masker yang lain adalah bisa dimakan. Produksi masker melon berbasis di Tokyo dengan cabang-cabang yang tersebar sejumlah tempat di Jepang.
Masker yang terbuat dari roti melon mungkin terdengar seperti gimmick. Faktanya, masker ini melewati pengujian kinerja oleh Unitika Garmentec Research Institute, sebuah lembaga pengujian masker pihak ketiga.
Menurut hasil tes, masker melon ini memberikan tingkat perlindungan yang sama atau lebih baik daripada masker yang tersedia secara komersial lainnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Impian Pecinta Roti
Masker ini sebenarnya dapat digunakan sebagai penutup wajah yang serius, meskipun penampilannya tidak terlalu serius. Namun untuk saat ini, perusahaan bertujuan untuk merilis produk dengan ringan, sebagai "masker paling bahagia di dunia untuk memenuhi impian pecinta roti".
Masker ini akan dijual secara eksklusif secara online mulai 10 Juni 2021. Sementara, produk hanya dijual di Jepang dengan harga 1.800 yen atau seharga Rp233 ribu.
Tetapi bila warga di luar Jepang penasaran dengan produk ini, Anda tetap bisa membuat sendiri di rumah. Caranya dengan menggunakan roti manis favorit masing-masing dan tali, tentu hasilnya berbeda dari yang diproduksi di Jepang.
Advertisement
Masker Ramah Lingkungan
Selain kreasi masker dari Jepang, ada pula masker sekali pakai yang diklaim ramah lingkungan dari Belanda. Penciptanya adalah seorang desainer asal Belanda, Marianne de Groot-Pons, yang prihatin dengan jumlah sampah masker yang terus bertambah tapi tidak mudah terurai.
Dilansir dari Dezeen, Sabtu, 12 Juni 2021, Marianne de Groot-Pons merancang sebuah masker dengan merek Marie Bee Bloom untuk mengurangi polusi plastik dan membuat masker tersebut dapat terurai dengan alami. Dia menaruh biji bunga di dalam masker ramah lingkungannya.
Marianne juga merancang masker dengan menggunakan bahan kertas nasi agar mudah terurai. Apabila masker ditanam di tanah dan disiram, benih bunga akan mulai berkecambah dalam waktu sekitar tiga hari. Setelah itu, biji tersebut akan tumbuh menjadi sepetak kecil bunga liar.
"Setelah berminggu-minggu saya melihat masker sekali pakai yang berwarna biru di setiap sudut jalan, saya berinisiatif untuk menciptakan masker wajah yang bisa terurai dengan benih bunga di dalamnya," ujar Marianne.
Selain itu, Marianne mengatakan bahwa dia memproduksi masker agar dapat mengimbangi kontribusinya secara pribadi sebagai seorang desainer grafis selama satu dekade bekerja untuk Unilever. Perusahaan itu tercatat sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbanyak, yaitu sekitar 70.000 ton setiap tahunnya.
"Selama bertahun-tahun saya bekerja sebagai desainer grafis, saya juga telah mencemari bumi dengan mendesain kemasan plastik, jadi saya ingin memberikan sesuatu kembali untuk bumi," katanya.
Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19
Advertisement