Seberapa Pengaruh Gelar Warisan Dunia UNESCO pada Destinasi Wisata Terpilih?

Pengumuman Warisan Dunia UNESCO dapat membawa dua hal yang akan berpengaruh pada destinasi wisata.

oleh Putu Elmira diperbarui 02 Agu 2021, 13:02 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2021, 13:02 WIB
Ilustrasi Great Barrier Reef, Australia
Ilustrasi Great Barrier Reef, Australia. (dok. Pixabay.com/alicia3690)

Liputan6.com, Jakarta - UNESCO pekan lalu telah menganugerahkan gelar Situs Warisan Dunia di beberapa destinasi indah nan bersejarah di dunia. Pengumuman penambahan baru ke daftar UNESCO turut dibarengi dengan kebahagiaan dan antusiasme.

Pengumuman di 2021 secara signifikan dirasa lebih dramatis. Dilansir dari CNN Travel, Senin (2/8/2021), pertama, tarik ulur antara Australia dan UNESCO atas diskusi terakhir mengenai apakah akan menambahkan Great Barrier Reef ke daftar resmi "situs dalam bahaya".

Akhirnya, Barrier Reef lolos dari penunjukan "dalam bahaya". Sedangkan, status kota Liverpool dicabut sepenuhnya, karena menurut UNESCO, situs itu kehilangan atribut yang menyampaikan nilai universal luar biasanya. Lantas, apakah penunjukan UNESCO benar-benar membuat perbedaan dengan para turis?

"Warisan" dapat didefinisikan dalam banyak cara. UNESCO membagi situs menjadi tiga kategori, yakni signifikansi budaya, signifikansi lingkungan, atau kombinasi keduanya. Di antara ribuan nama dalam daftar adalah beberapa tempat yang paling dicintai, yakni Machu Picchu, kanal Venesia, Grand Canyon, dan Angkor Wat.

Proses nominasi sangat melelahkan, memakan waktu, dan mahal. Banyak negara berkembang memiliki situs yang dapat dan harus diakui untuk kepentingan global, namun mereka tidak mampu membayar waktu dan uang yang diperlukan untuk menyusun kampanye.

"Durasi minimum antara pencalonan dan pencatatan adalah dua tahun, tetapi biasanya memakan waktu lebih lama," kata seorang perwakilan UNESCO kepada CNN.

Perwakilan tersebut melanjutkan negara-negara harus terlebih dahulu mencantumkan situs yang ingin mereka nominasikan dalam Daftar Tentatif, yang diajukan ke UNESCO. "Mereka lalu harus melengkapi file nominasi yang harus berisi informasi tentang atribut situs dan mekanisme pengelolaan dan perlindungan yang diterapkan untuk situs tersebut," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perjalanan Panjang

Situs Roberto Burle Marx
Pemandangan workshop situs Roberto Burle Marx, yang masuk kedalam daftar situs warisan dunia UNESCO, di Rio de Janeiro, Brasil, pada 27 Juli 2021. Situs tersebut diketahui memiliki sekitar 3.500 spesies tumbuhan, dengan mayoritas tanaman tropis asli Rio. (AP Photo/Mario Lobao)

Meski pencalonan sudah diajukan, bukan berarti perjalanan berakhir. Banyak destinasi yang sudah mengajukan tetapi tidak langsung diakui di percobaan pertama. UNESCO dapat mengirimkan kembali catatan atau saran soal cara meningkatkan nominasi. Beberapa merana dalam "dalam pertimbangan" file selama bertahun-tahun.

Tidak semua orang menganggap penunjukan ini, atau investasi skala besar dalam infrastruktur pariwisata, sebagai prioritas. Beberapa pemerintah tidak melihat nilai dalam mencoba menominasikan situs mereka.

Meski UNESCO menganggap diri sebagai organisasi apolitis, beberapa kritikus menuduh organisasi ini terlalu Eropa-sentris. Tercatat, Eropa dan Amerika Utara memiliki 545 situs tertulis, yang mencakup lebih dari setengah daftar total.

Italia memiliki 58 situs, sedangkan seluruh benua Afrika hanya memiliki 98. Untuk setiap Stonehenge yang sudah menjadi ikon, ada Joya de Ceren yang kurang terkenal di El Salvador. Situs UNESCO pertama dan satu-satunya di Fiji, kota pelabuhan Levuka, baru muncul pada 2013. Ini disebut "Efek UNESCO."

Maria Gravari-Barbas adalah koordinator program "Pariwisata, Budaya, Pembangunan" UNESCO di Sorbonne di Paris, dan dia tahu lebih baik bagaimana kekuatan merek UNESCO dapat meningkatkan destinasi yang kurang dikenal ke tingkat yang berbeda.

Iklan Global

Mengunjungi Candi Angkor Wat Kamboja Kala Heboh Corona
Sejumlah wisatawan berjalan di Candi Angkor Wat, Provinsi Siem Reap, Kamboja, Kamis (5/3/2020). Menurut World Travel and Tourism Council, wabah virus corona (COVID-19) membuat sektor pariwisata dunia kehilangan USD 22 miliar. (TANG CHHIN Sothy/AFP)

Pengumuman UNESCO layaknya iklan global gratis dan mendatangkan ribuan orang yang mungkin mendengar soal suatu destinasi untuk pertama kalinya. Mereka lantas berusaha mencarinya atau menambahkannya ke rencana perjalanan mereka berikutnya.

"Ya, jelas ada perbedaan. UNESCO sangat terkenal di kalangan turis," katanya. Memiliki dukungan "nama merek" internasional dapat menjadi faktor penentu mengapa seorang pelancong memilih satu tempat liburan potensial daripada yang lain. "Orang-orang mencari daftar itu."

Salah satu yang menelusuri daftar tersebut adalah Michael Turtle, seorang travel blogger Australia yang telah mengunjungi 322 Situs Warisan Dunia UNESCO. "Jika Anda menyatukan museum atau galeri yang mencoba menceritakan sejarah dunia dan Anda bisa pergi dan mengumpulkan semua tempat yang menceritakan kisah ini, Situs Warisan Dunia adalah tempat itu," katanya.

Gravari-Barbas menunjukkan bahwa dengan penunjukan UNESCO datang investasi infrastruktur pariwisata yang lebih dalam. Semua turis akan membutuhkan tempat tidur untuk tidur, restoran untuk makan, dan suvenir untuk dibeli.

Mempertimbangkan berapa banyak pekerjaan yang masuk ke dalam tawaran nominasi, semua ini tidak terjadi secara kebetulan. Yang terbaik, penunjukan Warisan Dunia UNESCO dapat membawa uang yang sangat dibutuhkan, dukungan, dan pengakuan global ke tujuan yang layak. Paling buruk, ini bisa menjadi langkah pertama menuju overtourism.

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya