Liputan6.com, Jakarta - Kreativitas desainer Indonesia dalam merancang produk fesyen dan mode tak bisa dipandang sebelah mata. Buktinya, banyak produk fesyen berkualitas yang sukses menembus pasar luar negeri, tak kalah dengan brand dari negara yang kerap menjadi kiblat fesyen.Â
Beberapa tahun belakangan ini, makin banyak brand-brand fashion lokal yang mencuri perhatian pasar dunia berkat desainnya yang dinamis dan kualitasnya yang baik. Salah satunya adalah brand modest fashion ViviZubedi (VZ) kreasi desainer Vivi Mar’i Zubedi.
Karyanya berhasil menembus pasar internasional. Jenama lokalnya menghadirkan desain modest fashion dengan signature design abaya berkarakter bold dan elegan.
Advertisement
Baca Juga
Desain koleksi VZ didominasi oleh potongan loose, sejalan dengan koridor syariat muslimah dalam berbusana. Karya-karya Vivi Zubedi telah melanglang buana sebagai modest fashion powerhouse di kancah internasional, antara lain di London Fashion Week 2016 dan New York Fashion Week tiga tahun berturut-turut, sejak 2017 hingga 2019.
"Middle East (Timur Tengah) adalah awal VZ melakukan ekspor. Untuk ke wilayah Timur Tengah, yang kami tawarkan produk abaya dengan keunikan dari abaya pada umumnya yang sudah ada di pasar Timur Tengah. Untuk penjualan ke negera lainnya, mix dengan Top, Bottom dan Scarf," terang Vivi, CEO dan desainer brand ViviZubedi, lewat pesan pada Liputan6.com, Sabtu, 18 September 2021.
Vivi menggunakan sistem penjualan outright atau beli putus. Mereka membuka pun membuka toko offline di sejumlah negara Timur Tengah. Sementara di Australia, Amerika Serikat, dan negara lain, sistem penjualannya masih dalam bentuk online platform.
Vivi pun berbagi tips untuk bisa menembus pasar global. Yang pertama, bisa mengerti dan mengetahui keinginan pasar. Sebagai brand modest yang menembus pasar global harus paham betul permintaan pasar negara yang dituju dan brand kita harus bisa menjawab dan menyajikan pilihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
"Yang kedua, konsisten mempertahankan DNA atau ciri khas brand dan produk. Langkah ini akan menghasilkan inovasi dan menyajikan variasi yang terus berbeda dari brand lainnya, sehingga brand kita akan mampu menjadi pencipta sebuah trend yang bisa menarik perhatian banyak orang," ungkap Vivi.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengganti Nama Brand
Menurut Vivi, ada beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat untuk produk-produk Indonesia bisa menembus pasar internasional. "Faktor pendukungnya adalah high quality product dari karya-karya orang Indonesia. Lalu, Indonesia sebagai negara muslim terbesar menjadi latar belakang yang kuat utk modest brand seperti ViviZubedi," jelas Vivi.
Sedangkan faktor penghambatnya, kebanyakan dalam hal durasi pengiriman barang, selain harus bersaing dengan negara-negara yang memproduksi massal. Vivi juga mengungkapkan banyak produk Indonesia harus mengganti nama brand mereka dengan nama yang mungkin dianggap lebih dikenal di suatu negara yang jadi tujuan pasar.
"Bisa jadi karena di negara tersebut sudah ada yang memakai nama brand yang sama atau serupa sehingga harus ganti. Jadi, harus ada perencanaan yang matang dan riset yang detail sebelum melakukan ekspansi ke luar negeri," sambungnya.
Brand fesyen lainnya yang juga mampu menembus pasar global adalah Kami IDEA atau lebih dikenal dengan Kami. Merek modest fashion ini hadir sejak 2009 dengan tiga pendiri perempuan yang punya latar belakang berbeda-beda.
Mereka adalah Istafiana Candarini, Afina Candarini, dan Nadya Karina yang menghadirkan merek modest fashion dengan konsep urban. Selama 12 tahun, Kami bukan hanya menghasilkan hijab, tapi juga pakaian dengan bahan dan pattern yang khas.
"Saat ini, produk Kami sudah masuk dan dijual di market Malaysia. Hampir seluruh koleksi kerudung dan pakaian yang kami launching, juga tersedia di store cabang kami di Malaysia," terang Istafiana Candarini, Co-Founder dan Direktur dari KAMI pada Liputan6.com, Sabtu, 18 September 2021.
"Kita memiliki partner yang bermitra dengan brand Kami sebagai representative store Kami untuk market Malaysia. Store Kami berada di Kuala Lumpur, yang dapat juga dibeli secara online serta melalui marketplace Malaysia, yaitu Shopee Malaysia," tambahnya.
Advertisement
Modal dan Koneksi
Istafiana juga berpendapat ada tiga unsur yang harus dimiliki brand Indonesia untuk bisa menembus pasar internasional, yakni kualitas, orisinalitas, dan keunikan. "Sekarang ini semakin banyak brand yang muncul, dengan beragam style dan variasi. Jadi, penting bag sebuah brand untuk memperhatikan kualitas produknya, originalitas karyanya dan desainnya, serta keunikan yang membedakannya dengan brand lain," ungkapnya.
"Harus menjadi signature atau ciri khas dari brand itu. Apalagi untuk bisa bersaing di pasar internasional dengan persaingan yang cukup tinggi dan kuat," lanjutnya.Â
Menurut Kami, ada dua faktor utama yang bisa membuat brand Indonesia sukses di luar negeri, yaitu modal dan koneksi. Modal harus cukup, karena tidak bisa dipungkiri untuk menembus pasar internasional, kita perlu modal yang kuat baik itu dari segi materi maupun lainnya.
Koneksi atau network juga tak kalah penting untuk memasarkan produk di luar negeri. Memiliki relasi atau channel yang dapat membantu mengenalkan brand kita ke luar negeri merupakan sebuah keuntungan. Hal itu bisa didapat misalnya lewat bergabung dengan organisasi yang mewadahi para pelaku usaha dan mendukung untuk pengembangan pasar hingga ke mancanegara.
Â
Pertimbangan Tinggi, Matang, dan Melelahkan
Sementara, faktor penghambatnya ada beberapa macam, seperti mengurus izin dan legalitas. Kalau tidak mengurus perizinan dan legalitas, akan sulit bagi sebuah brand untuk bisa menembus pasar mancanegara.
"Butuh dokumen-dokumen seperti surat izin usaha, kekayaan intelektual (copyright) dan lainnya. Sebaiknya, brand yang ingin melebarkan sayapnya perlu memperhatikan dan menyiapkan segala urusan legalitas," kata Istafiana.
"Jadi yang juga penting diperhatikan itu mengenai legalitas dan juga HAKI (Hak Kekayaan Intelektual), baik itu untuk penamaan brand juga untuk setiap desain dan produk yang dikeluarkan. Hal ini juga bisa melindungi brand dari adanya plagiarisme," terangnya lagi.
Ia pun mengakui, ada kesulitan bagi produk Indonesia ingin memasarkan produk mereka di luar negeri, sehingga terkadang harus diganti namanya. Menurut Istafiana, membuat nama brand tentu merupakan proses yang membutuhkan pertimbangan yang tinggi, matang, dan melelahkan.
Salah satu pertimbangan yang perlu dipikirkan adalah sebisa mungkin nama brand bersifat universal, tapi dapat merepresentasikan identitas brand dengan baik. Nama brand yang mudah diingat dan mudah dilafalkan juga menjadi nilai plus.
"Selain nama, perlu juga memperhatikan desain logo. Dalam hal ini perlu juga memperhatikan prinsip-prinsip penamaan brand dan pembuatan logo brand. Salah satunya bisa dengan mempelajari bagaimana brand-brand besar memilih nama dan membuat logo brand," pungkasnya.
Advertisement