Presenter Berita Yoo Pingsan Saat Siaran Langsung Meliput COP27 di Mesir

Presenter berita dari Singapura, Julie Yoo diberitakan pingsan saat siaran langsung meliput pembicaraan iklim COP27 yang dipimpin PBB di Sharm El-Sheikh, Mesir.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 10 Nov 2022, 15:08 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2022, 15:00 WIB
Presenter CNA Julie Yoo
Presenter CNA Julie Yoo. (Dok: Instagram Julie Yoo)

Liputan6.com, Jakarta - Presenter berita CNA Julie Yoo diberitakan pingsan saat siaran langsung pada Rabu malam, 9 November 2022. Yoo sedang meliput pembicaraan iklim COP27 yang dipimpin PBB di Sharm El-Sheikh, di Mesir pada program CNA's Asia Tonight.

Dikutip dari CNA, Kamis (10/11/2022), rekan pembawa acaranya, Jack Board, yang berada di sampingnya Julie Yoo kemudian membantunya. Menurut pernyataan resmi Mediacorp, Yoo merasa sedikit tidak sehat karena dehidrasi dan gula darah rendah.

Dia telah mencari bantuan medis dan merasa lebih baik. Perusahaan penyiaran menambahkan bahwa presenter Julie Yoo sedang beristirahat dan akan kembali mengudara pada hari ini. Sebuah klip video insiden Yoo telah diunggah di Reddit. Banyak warganet menyampaikan keprihatinan untuk presenter berita itu.

"Mungkin karena dia berdiri hampir sepanjang hari di lingkungan yang panas dan saya pikir dia juga mengenakan sepatu hak. Semoga mereka membiarkannya beristirahat," komentar seorang warganet.

Di akun Instagram pribadinya, @julz1201, rekan dekat maupun warganet ikut memberi semangat setelah insiden pingsan. 

"Semoga merasa lebih baik sekarang," tulis seorang teman.

"Cepat sembuh sayang," tambah rekannya yang lain.

"Semoga kamu segera membaik! minum lebih banyak air," sambung warganet lain.

"Tidak tahu mengapa CNA mengirim Anda ke tempat yang menghukum seperti Mesir. Semoga cepat sembuh dan cepat pulang ke Singapura," kata yang lain.

"Semoga pemulihannya cepat," tambah yang lain.

 

Tentang COP27

6 Istilah tentang Perubahan Iklim dan COP26 yang Perlu Diketahui
Ilustrasi seruan untuk mengatasi perubahan iklim. (dok. Markus Spiske/Unsplash.com)

Konferensi Perubahan Iklim dengan nama resmi Conference of the Parties (COP) ke-27 saat ini digelar 6 November--18 November 2022. Janji untuk melakukan yang lebih baik berikut pembahasan masalah besar lingkungan kemungkinan berada dalam negosiasi penting.

Setiap tahun perwakilan tiap negara berkumpul untuk membahas aksi perubahan iklim untuk COP. Menyusul COP26 di Glasgow tahun lalu, COP ke-27 kini diselenggarakan di Mesir.

Konferensi Perubahan Iklim PBB sudah diadakan sejak 1995. KTT dua minggu ini menjadi ruang penting bagi para pemimpin dunia, politisi, pakar, dan banyak orang lainnya untuk membahas iklim krisis di tingkat global.

Konferensi tahunan menyatukan orang-orang yang menandatangani Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC), yaitu perjanjian lingkungan internasional yang menangani perubahan iklim 30 tahun yang lalu. Setiap negara anggota PBB merupakan penandatangan UNFCCC, serta Palestina, Kepulauan Cook, dan Niue. Secara efektif setiap bangsa, negara, atau negara bagian di dunia terlibat, memberikan sebanyak 197 penandatangan.

Indonesia di COP27

Wakil Presiden Ma'ruf Amin
Wapres Ma'ruf Amin mewakili Presiden Jokowi dalam Konferensi Tingkat Tinggi Conference of The Parties 27 (KTT COP27) di Sharm El-Sheikh, Mesir, pada Senin (7/11/2022). (Foto:Liputan6/Delvira Hutabarat)

Mengutip Liputan6.com, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mewakili Indonesia ikut memberikan pernyataan nasional pada Konferensi Tingkat Tinggi Conference of The Parties 27 (KTT COP27) di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Senin, 7 November 2022. Indonesia menyampaikan tiga poin usulan yang dirasa perlu dilakukan secara bersama oleh negara-negara di dunia untuk mengatasi krisis iklim.

Pertama, Wapres menegaskan KTT COP27 harus menjadi implementasi kesepakatan-kesepakatan yang akan dihasilkan dan yang telah dihasilkan dari KTT terdahulu. "Satu tahun pasca-Glasgow, belum ada kemajuan global signifikan. Untuk itu, COP27 harus dimanfaatkan tidak hanya untuk majukan ambisi, namun juga implementasi, termasuk pemenuhan dukungan negara maju kepada negara berkembang," sebut Ma'ruf dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.

Kemudian poin berikutnya proses implementasi kesepakatan hendaknya dilakukan sesuai dengan kapasitas dan keunggulan masing-masing negara. Ia beralasan tiap negara memiliki potensi berbeda dan potensi tersebut jika dimaksimalkan dapat membawa hasil yang terbaik, bahkan bisa membantu negara lain yang punya keunggulan berbeda.

Ketiga, Wapres pun memaparkan langkah-langkah konkret yang telah dilakukan Indonesia dalam upaya menurunkan emisi, di antaranya investasi untuk transisi energi, pendanaan untuk aksi iklim, dan meningkatkan target penurunan emisi. Ke depan, Wapres menekankan langkah nyata seperti ini akan terus dilanjutkan, khususnya dalam keketuaan Indonesia pada KTT G20 dan ASEAN 2023.

  

Harapan dari COP27

Hadapi Global Warming, Mesin Penghisap Emisi Karbon Kini Dibangun
Emisi karbon merupakan kunci penting untuk menghindari perubahan iklim saat ini. Solusinya adalah mesin penghisap karbon di Swiss. (Pixabay)

Apa yang bisa diharapkan dari penyelenggaraan COP27? "Pekerjaan ke depan begitu besar. Sama besarnya dengan dampak iklim yang kita lihat di seluruh dunia," sebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pertemuan pra-COP dikutip dari euronews, Minggu, 6 November 2022.

"Sepertiga dari Pakistan banjir. Musim panas terpanas di Eropa dalam 500 tahun. Filipina terpukul, seluruh Kuba padam," ungkapnya

Ia menambahkan bahwa di AS, Badai Ian telah memberikan pengingat brutal bahwa tidak ada negara dan ekonomi yang kebal dari krisis iklim. Gencarnya bencana iklim pada 2022 hanya menyisakan sedikit ruang bernapas bagi masyarakat internasional untuk merespons.

Seperti yang ditunjukkan oleh laporan terbaru dari Panel antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) PBB, waktu terus berjalan semakin berbahaya menuju ambang batas 1,5C dari pemanasan global. "COP27 sangat penting – tetapi jalan kita masih panjang," tambah Guterres.  

Para pemimpin dunia bakal menangani beberapa masalah paling berat seputar iklim termasuk keuangan, dekarbonisasi, adaptasi, serta pertanian. Di minggu kedua, topik besar yang dibahas termasuk gender, air dan keanekaragaman hayati sebagai sorotan.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan
Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya