Liputan6.com, Jakarta - Jamu menjadi warisan turun-temurun yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Salah satunya adalah Jamu Ny Idep Cirebon yang mulai dijual sejak 1925 atau hampir berusia 1 abad, yang dirintis oleh Kwee Kwan Soen.
Dikutip dari Regional Liputan6.com, usaha jamu dilanjutkan oleh anak hasil pernikahan dengan istri keduanya, Arniti, warga Pagundan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, bernama Kwee San Nio hingga 2008. Tidak sedikit pelanggan jamu Ny Idep hingga keturunannya masih mengonsumsi jamu warisan keluarga Tionghoa Cirebon ini.
"Ini berdasarkan pengalaman yang saya alami juga bagaimana Cirebon tempo dulu cerita-cerita kecil yang berkesan dan dikenang hingga saat ini. Contohnya jamu dan sampai sekarang pelanggannya masih bertahan," kata tokoh budayawan Tionghoa Cirebon, Jeremy Huang.
Advertisement
Ia melanjutkan, jamu Ny Idep mulai berkembang dan banyak pelanggan ketika dikelola oleh anak Kwee San Nio. Selain jamu, saat itu sang perintis juga berjualan tembakau.
Jamu Ny Idep berkhasiat membantu menyembuhkan kencing manis, darah tinggi, kencing batu, ginjal, gatal. Bahkan, sebagian orang meyakini Jamu Ny Idep dapat membantu memiliki keturunan.
"Ada juga bumbu empal, beras kencur, bandrek kolestrol dan lain lain. Bahkan sekarang bisa meningkatkan imunitas tubuh," kata dia.
Jamu Ny Idep di Cirebon cukup banyak dikenal oleh seluruh kalangan. Pelanggan jamu Ny Idep Cirebon tidak hanya warga Pantura Jawa Barat saja.
"Pembeli jamu Ny Idep ada yang dari Sumatera, Kalimantan bahkan hingga Timor Timur," ujar dia.
Usaha Turun Temurun
Setiap warga luar Cirebon datang ke toko jamu Ny Idep Cirebon, mereka kerap membeli oleh-oleh bumbu empal dan wedang bandrek hasil produksi sendiri. Dia menyebut, mantan Wali Kota Cirebon pada 1984, Dasawarsa termasuk salah satu pelanggan setia jamu Ny Idep.
Mantan Wali Kota Cirebon tersebut jadi pelanggan setia jamu Ny Idep sebelum menjadi pejabat. "Sampai sekarang bumbu empal gentong dan wedang bandrek jadi oleh-oleh pelanggan sampai keluarga kami sendiri di Kanada dan Belanda," sebut Jeremy.
Memasuki Juli 2008, Kwee San Nio tidak lagi berjualan jamu dan memutuskan untuk pindah ke Bandung. Hingga 5 September 2011, Kwee San Nio meninggal dunia dan usaha jamu saat ini diteruskan oleh anaknya.
Selain khas Cirebon, ada pula jamu khas Semarang, yakni jamu jun. Dikutip dari jurnal "Pengetahuan dan Praktik Konsumsi Jamu Jun pada Masyarakat Semarang" oleh Muhammad Rizky Adi Pratama dan Fauzan Azalfa Nurhuda dari Program Studi Antropologi, FISIP, Universitas Padjadjaran, jamu jun adalah jamu berbahan baku 12 rempah alami yang berasal dari Demak. Jamu ini populer di wilayah sepanjang pantai utara Jawa Tengah, salah satunya di Pasar Semawis di wilayah pecinan Kota Semarang.
Advertisement
Jamu Jun Khas Semarang
Wilayah pecinan di Semarang berada di Kelurahan Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Di sana, terdapat warung-warung obat tradisional etnis Tionghoa.
Obat-obatan tersebut diracik oleh mereka secara turun temurun dari generasi ke generasi. Salah satu jenis dagangan yang disajikan di pasar Semawis adalah jamu jun.
Jamu ini berasal dari Demak, tetapi juga dikenal luas di seluruh wilayah pantai utara Jawa Tengah. Jamu jun terbuat dari bahan dasar tepung beras dan dicampur dengan aneka jenis rempah.
Bentuk jamu ini serupa bubur dan saat dijual disimpan dalam gentong tanah liat yang disebut dengan jun, sehingga jamu ini dikenal dengan nama jamu jun (jamu gentong). Jamu Jun disajikan dalam mangkuk saji kecil.
Jamu jun adalah minuman yang unik karena disajikan seperti minuman kolak pisang. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu tersebut, yakni tepung beras, tepung beras ketan putih, gula jawa, lada bubuk, rempah-rempah (adas manis, bunga lawang, batang sereh, ruas ibu jari jahe ujuran, dan ruas kayu manis), santan, daun pandan, dan garam.
Langkah Pembuatan Jamu Jun
- Sangrai bahan rempah hingga aroma keluar, lalu beri air sedikit saja yaitu sekitar 250 ml.
- Setelah air mendidih saring rempah-rempah kecuali jahe, lalu gula jawa dimasukkan hingga larut.
- Campurkan tepung-tepung ke dalam 250 ml air, beri lada dan masak hingga meletup, kemudian angkat.
- Masak santan dan daun pandan, beri garam secukupnya, kemudian aduk hingga air sedikit meletup.
- Jamu jun sudah siap untuk dinikmati.
Berdasarkan sejarahnya, jamu jun dibuat dengan bahan-bahan yang mudah ditemui di Demak. Jamu ini berfungsi sebagai obat dan dibuat untuk menyembuhkan penyakit pada masa yang lalu.
Hal ini menjadikan jamu jun sesuai dengan penjelasan Permenkes No.003 tahun 2010. Manfaat jamu jun antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menghangatkan tubuh
Jamu jun dapat menghangatkan tubuh karena kandungan jahe di dalamnya. Selain itu, jahe juga berfungsi sebagai obat untuk beberapa gangguan perut seperti mulas dan kembung. Menurut literatur, jahe sangat bermanfaat untuk menghangatkan kulit maupun tubuh (Jumarani, 2009). Selain itu, bahan-bahan lain yang terkandung di dalam jamu jun seperti kapulaga juga mempunyai khasiat yaitu untuk meredakan radang lambung (gastritis), mual, muntah, muntah, perut sebah, dan kembung (Jumarani, 2009).
2. Mengobati demam atau influenza
Jamu jun dapat membantu mengobati demam atau influenza karena kandungan kayu manis di dalamnya. Kayu manis biasanya digunakan pada pengobatan tradisional China untuk mengobati orang yang mengalami demam atau influenza.
3. Melegakan tenggorokan
Jamu jun dapat melegakan tenggorokan karena kandungan merica bubuk. Merica bubuk memiliki sensasi rasa pedas sehingga tenggorokan menjadi terasa lebih segar.
Selain itu, terdapat juga kandungan sereh yang berfungsi untuk melegakan tenggorokan. Beberapa manfaat lain dari jamu jun adalah dapat mengobati batuk, mengobati masuk angin, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Advertisement