Susul Singapura, Kasus Covid-19 di Malaysia Melonjak 57,3 Persen

Singapura tengah dibayang-bayangi dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19. Bukan hanya Negeri Singa, kasus Covid-19 di Malaysia juga melonjak sebesar 57,3 persen dengan 3.626 kasus pada minggu epidemiologi ke-47 (ME47/2023) dari 19--25 November, menurut Kementerian Kesehatan Malaysia.

oleh Putu Elmira diperbarui 05 Des 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2023, 12:00 WIB
Khawatir Virus Corona COVID-19, Warga Malaysia Beraktivitas Pakai Masker
Seorang wanita mengenakan masker di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, (13/2/2020). Total kematian akibat virus tersebut di Provinsi Hubei hingga Rabu (12/2) mencapai 1.310 orang. (AFP/Mohd Rasfan)

Liputan6.com, Jakarta - Singapura tengah dibayang-bayangi dengan peningkatan jumlah kasus Covid-19. Bukan hanya Negeri Singa, kasus Covid-19 di Malaysia juga melonjak sebesar 57,3 persen dengan 3.626 kasus pada minggu epidemiologi ke-47 (ME47/2023) dari 19--25 November, menurut Kementerian Kesehatan Malaysia.

Dikutip dari The Star, Selasa (5/12/2023), sebelumnya, 2.305 kasus dilaporkan dalam ME46/2023 (12--18 November). Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Datuk Dr Muhammad Radzi Abu Hassan mengatakan sebagian besar kasus (48 persen) terjadi pada mereka yang berusia antara 20 dan 40 tahun, dengan 98 persen kasus hanya menunjukkan gejala ringan.

"Kasus mingguan yang terdeteksi telah melampaui 1.000 kasus setiap minggu sejak ME41/2023 hingga ME47/2023, dengan tingkat peningkatan antara 7,1 persen hingga 57,3 persen," katanya dalam keterangan, Minggu, 3 Desember 2023.

Ia menambahkan, "Delapan klaster aktif Covid-19 telah dilaporkan dengan total 121 kasus. Jumlah kumulatif klaster yang dilaporkan sampai dengan ME47/2023 sebanyak 7.248 klaster. Mayoritas laporan merupakan kelompok yang melibatkan sektor pendidikan."

Ia mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan munculnya varian baru Omicron, dengan BA.2.86 yang pertama kali dilaporkan pada 24 Juli 2023. "Ini tergolong VOI (Variant of Interest) dan hampir 46 negara telah melaporkan varian tersebut. Namun, tidak ada perubahan klinis dan tingkat keparahan yang diakibatkannya. Di Malaysia, saat ini sudah ada dua kasus BA.2.86 yang dilaporkan," katanya.

Kasus tersebut terdeteksi melalui skrining gejala dan kedua kasus ini tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri dalam waktu 14 hari sejak gejala muncul. Mereka telah dirawat sebagai pasien rawat jalan dan dalam kondisi stabil.

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Diprediksi Naik 2 Kali Lipat

Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)
Seorang pengunjung, yang mengenakan masker pelindung di tengah kekhawatiran tentang penyebaran Virus Corona COVID-19, berjalan di sepanjang Merlion Park di Singapura pada 17 Februari 2020. (Roslan RAHMAN / AFP)

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) mengatakan pada Sabtu, 2 Desember 2023 bahwa jumlah kasus Covid-19 meningkat secara signifikan di Singapura. Akibat hal itu, pihaknya mendesak masyarakat untuk terus vaksinasi.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin, 4 Desember 2023, jumlah perkiraan kasus infeksi Covid-19 meningkat dua kali lipat menjadi 22.094 pada minggu sekitar 19--25 November 2023, dibandingkan dengan 10.726 pada minggu sebelumnya. "Rata-rata kasus rawat inap dan ICU harian akibat Covid-19 tetap stabil," tambah kementerian.

Kementerian Kesehatan mengatakan peningkatan infeksi mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti musim perjalanan di akhir tahun dan berkurangnya kekebalan penduduk. EG.5 dan sub-lineage HK.3 tetap menjadi subvarian utama di Singapura, mencakup lebih dari 70 persen kasus yang diurutkan.

"Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain yang beredar," kata Kementerian Kesehatan Negeri Singa tersebut.

Mengingat peningkatan penyakit pernafasan di negara-negara belahan bumi Utara pada bulan-bulan musim dingin, kementerian mengatakan kejadian penyakit pernafasan secara keseluruhan di Singapura tetap stabil selama sebulan terakhir. "Tidak ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan parah, termasuk pada anak-anak," tambahnya.

Antisipasi Kasus Covid-19 di Singapura Pengaruhi Indonesia

Orchard Road Singapura Menyongsong Natal
Orang-orang berjalan melewati dekorasi lampu Natal di luar pusat perbelanjaan di sepanjang kawasan Orchard road di Singapura, Selasa (8/12/2020). Mengusung tema Love This Christmas, acara tahun ini lebih sunyi karena aktivitas jalanan dibatasi di tengah pandemi Covid-19. (ROSLAN RAHMAN / AFP)

Situasi peningkatan kasus Covid-19 di Singapura dan Malaysia cukup membuat khawatir negara-negara tetangga mereka, termasuk Indonesia. Selama ini perjalanan udara dari Singapura ke Indonesia atau sebaliknya dan Malaysia ke Indonesia maupun sebaliknya cukup tinggi sehingga dikhawatirkan berpeluang membawa virus Covid-19 ke Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) capaian kunjungan wisatawan mancanegara pada Oktober 2023 didominasi kunjungan asal Malaysia, Australia dan Singapura. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sudah membahas hal tersebut dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Sampai saat ini belum ada pembatasan. Intinya kita harus lebih menjaga kesehatan. Bukan hanya karena Covid-19 di negara tetangga tapi juga kondisi cuaca yang mulai memasuki musim hujan. Tadi saya juga rapat dengan beberapa orang dan ada tiga orang yang batuk-batuk, ini harus diwaspadai juga," kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid, Senin, 4 Desember 2023.

"Kita juga membahas ini dengan Kemenkes, dan yang terpenting selalu menjaga kebersihan dan Kesehatan dengan lebih baik lagi. Rasanya tak ada salahnya kalau kita memakai masker lagi saat berada di tempat umum dan rajin mencuci tangan," tambahnya.

Imbauan Vaksinasi dan Memakai Masker

Khawatir Virus Corona COVID-19, Warga Malaysia Beraktivitas Pakai Masker
Seorang pria menjual masker di tengah kekhawatiran akan penyebaran virus corona COVID-19, di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis, (13/2/2020). Pasien pertama adalah turis China yang masuk ke Johor setelah melintasi Singapura. (AFP/Mohd Rasfan)

Demi mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Indonesia maupun merespons kenaikan kasus di negara-negara tetangga, masyarakat diingatkan kembali untuk vaksinasi. Terlebih lagi, vaksinasi COVID di Indonesia sampai akhir Desember 2023 nanti masih gratis.

"Kita juga melihat ada kenaikan, cuma kan memang bagusnya, kita masih ada vaksinasi, kalau itu divaksin, kita seharusnya bisa bagus," ungkap Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai "Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama 3 Menteri tentang Pengembangan Perangkat Ajar Kesehatan" di Balai Sudirman Jakarta pada Senin, 4 Desember 2023.

"Saya imbau masyarakat yang belum divaksinasi atau sudah lama vaksinasinya, mumpung sampai Desember ini kan masih gratis, ya itu dimanfaatkan saja. Masyarakat juga diharapkan tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Protokol kesehatan seperti cuci tangan pakai sabun dan mengenakan masker kalau sakit dapat diteruskan. Perilakunya tetap saja cuci tangan, pakai masker," lanjut Menkes Budi.

Di Indonesia, Menkes Budi Gunadi Sadikin tidak melihat ada kenaikan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit. Walau begitu, diakuinya ada kenaikan jumlah pasien yang terinfeksi Covid.

"Untuk yang masuk rumah sakit, kita enggak melihat (peningkatan), memang ada peningkatan dari yang kena. Tapi karena imunitasnya sudah bagus dengan vaksinasi jadi bagus," pungkasnya.

Infografis Yuk Hindari 9 Kesalahan Ketika Gunakan Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Hindari 9 Kesalahan Ketika Gunakan Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya