Gadis Ciputat yang Diperkosa Pindah dari Rawamangun untuk Sekolah

Tragisnya nasib AP (13), gadis kelas 2 SMP yang jadi korban perkosaan 7 kuli bangunan di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 24 Sep 2014, 14:17 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2014, 14:17 WIB
Ilustrasi Pencabulan
Ilustrasi Pencabulan (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Tangerang - AP (13), gadis yang menjadi korban pemerkosaan dan ditabrak lari, merupakan pendatang di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Dia baru mau melanjutkan sekolah ke tingkat SMP.

Dikatakan ibu angkat yang juga tantenya, Liana (39), keponakannya itu datang ke Ciputat, Tangsel pada Februari 2014. "Dia datang dari Rawamangun Jakarta Timur. Ke sini mau nerusin sekolah SMP, ikut sama saya," tutur Liana di Tangerang Selatan, Rabu (23/9/2014).

Namun, belum sempat mengecap bangku sekolah, AP diperkosa 7 kuli bangunan Residence One, Ciputat. "Saat itu keponakan saya lagi lewat mau ke warung, dia dijegat dan diperlakukan begitu," kata dia.

Saat kejadian pemerkosaan, sebenarnya Liana sudah melaporkannya ke kepolisian, namun belum ada tanggapan. Selang 3 bulan dan diketahui AP mengandung, Liana melaporkannya kembali ke Polres Jakarta Selatan.

Dari sanalah tertangkap 5 dari 7 tersangka pemerkosaan. Namun, selang beberapa hari dilaporkan ke Polres, AP malah jadi korban tabrak lari, yang hingga kini identitas pengemudi Xenia belum diketahui.

Karena tabrak lari itu juga, janin yang berada di kandungan AP harus dikeluarkan. "Saat masuk rumah sakit janinnya masih sehat. Tapi pas lima harian sudah tidak ada perkembangan, dan harus dikeluarkan dokter," ungkap dia.

Hingga 2 pekan dirawat di RS Sari Asih, keadaan AP semakin membaik. Selang yang ada di tubuhnya mulai dilepas, meski hari ini AP masih dirawat intensif di ICU rumah sakit tersebut.

"Kata dokter kalau keadaan terus begini, dia boleh pindah ke ruang rawat inap. Semoga saja," tandas Liana. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya