Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Habsy mempertanyakan peluncuran 'kartu sakti' Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang diperuntukan bagi jutaan rakyat miskin. Karena disaat DPR sedang mengalami kisruh adanya dualisme, dia merasa heran dengan siapa pemerintah dapat memutuskan untuk meluncurkan kartu tersebut.
Karena menurutnya, segala sesuatu hal yang berhubungan dengan penggunaan anggaran negara (APBN) itu harus sepengetahuan DPR sebagai mitra kerja dari eksekutif.
"Saya merasa heran, dari mana pos anggarannya diperoleh, sedangkan para menteri Jokowi belum ada yang rapat dengan DPR. Semua anggaran yang digunakan dari APBN kan harus dibahas dan ditetapkan bersama antara pemberintah dan DPR," kata Aboe Bakar di Jakarta, Rabu (5/10/2014).
"Apalagi program ini disebut untuk 1,289 juta masyarakat miskin, dengan total anggaran sebesar Rp 6,44 triliun, ini kan bukan angka yang main-main," sambung dia.
Ketua DPP PKS ini pun mengaku semakin bingung, ketika ada salah satu menteri Presiden Jokowi yang menyebutkan, jika sudah ada posting anggarannya untuk peluncuran 'kartu sakti' yang diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu tersebut.
"Lha ini dapatnya (anggaran) dari mana dan kapan di bahas dengan DPR. Hal aneh lainnya adalah mekanisme penggaran macam apa yang dipergunakan. Kok bisa hanya dalam 2 pekan saja, uang bisa dibagi-bagi langsung ke masyarakat? Bukankah penggunaan anggaran tersebut harus sesuai dengan alur dan prosedur keuangan negara, yang bisa dikatakan hampir mustahil direncanakan dan dieksekusi hanya dalam 2 pekan," beber Aboe Bakar.
Selain itu, Aboe Bakar mempertanyakan, siapakah operatornya di balik peluncuran 'kartu sakti' tersebut dan bagaimana mekanisme pengadaannya. Sebab menurutnya, pengadaan kartu dan lain sebagainya itu harus dilakukan dengan mekanisme tender.
Dia melanjutkan, untuk program sebesar ini tidak bisa digunakan mekanisme penunjukan langsung, dan sangat tidak mungkin hal ini dilakukan hanya dalam waktu 2 pekan saja. "Saya berharap pemerintah menjelaskan berbagai persoalan ini sebagai bentuk pertanggung jawaban dan transparansi keuangan negara," ketus dia.
Namun demikian, terlepas dari semua keanehan serta kontroversi yang dia nilai, dirinya sangat mengapresiasi kerja dari pemerintahan Jokowi-JK yang merealisasikan janji kampanye di Pilpres dengan memberikan pelayanan serta kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
"Ini adalah program dengan rekor tercepat yang pernah direalisasikan pemerintah. Dalam 2 pekan setelah pelantikan, Presiden telah merealisasikan janji kampanyenya untuk menerbitkan tiga kartu tersebut dan itu patut di apresiasi meskipun terlepas begitu kontroversial," tandas Aboe Bakar. (Mut)
Keanehan Peluncuran 'Kartu Sakti' Jokowi Versi PKS
Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al-Habsy mempertanyakan peluncuran 'kartu sakti' Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
diperbarui 05 Nov 2014, 14:35 WIBDiterbitkan 05 Nov 2014, 14:35 WIB
Seorang warga menunjukkan tiga macam kartu yang telah didapatkannya di Jakarta, Senin (3/11/2014). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Akses Jalan Menuju Wisata Sukabumi Kembali Tertimbun Longsor
Pesan Mbah Moen, Tingkat Iman Tertinggi Adalah Menerima Qada dan Qadar, Caranya Begini Kata Gus Baha
KPK Tidak Tutup Kemungkinan Periksa Megawati dalam Kasus Harun Masiku
5 Aktivitas Transfer Manchester United di Bursa Januari 2025: Siapa yang Pergi dan Datang?
Kaleidoskop 2024: Deretan Peristiwa di Kalteng, dari Misteri Hilangnya Mahasiswa hingga Penampakan 'Awan Kinton'
Momen Presiden Prabowo Subianto Hadiri Perayaan Natal Nasional 2024
Khidmat, Malam Perayaan Natal Nasional 2024 di Indonesia Arena
Para Ketua Umum Parpol Kumpul di Kediaman Prabowo, AHY Akui Bahas Soal Politik
Libur Nataru Jumlah Penumpang di Bandara Banyuwangi Meningkat, Tingkat Keterisian Capai 92 Persen
Tidak Terpakai di Olympique Lyon, Wilfried Zaha Jadi Incaran Klub MLS
Prabowo Tegaskan Bukan Memaafkan Koruptor: Enak Aja, Udah Nyolong
VIDEO: Wamen Komdigi Pastikan Kualitas Internet Baik Selama Libur Nataru