Liputan6.com, Jakarta - Nasib para korban kekerasan seksual anak yang masih terkatung-katung proses kasusnya mendatangi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (19/11/2014). Salah satunya korban berinisial H. Wanita berusia 14 tahun yang dijadikan budak seks 7 pria di Cilegon, Banten, selama 2 tahun itu berbagi cerita.
Awalnya, H diimingi oleh salah satu kawannya berinisial GG sebuah HP. Namun, saat ingin mengambil HP tersebut, korban H pun dibekap dengan bantal. Usai itu, GG pun melakukan tindak kekerasan seksual kepadanya. Tak hanya itu, GG juga memfoto H saat dalam kondisi bugil.
"Foto itulah yang kerap dipakai untuk mengancam agar meminta 'jatah' kepada saya. Bahkan akibat sering meminta jatah, GG yang sering menghubungi saya, ada warga berinisial RT mengikuti, dan malah ikut menggilir saya. Saya diam saja selama 2 tahun demi menjaga kehormatan keluarga. Saya masih ingin sekolah, Selamatkan saya Pak Jokowi, saya masih mau meraih masa depan," ujar korban.
Ibunda korban, Daniyanti menuturkan salah satu pelaku berinisial SD (44 tahun) kerap mencaci keluarga dan anaknya. Dia pun menuding anaknya sudah kotor dan bejat.
"Bayangkan anak saya digilir. Kasus ini sudah direkontruksi tapi dari kejaksaan berkasnya dikembalikan, jadi 7 tersangka itu masih menghirup udara bebas. Saya minta tolong Pak Jokowi, saya minta keadilan, saya minta tolong pak," jelasnya sambil menangis.
Selain itu, seorang bapak yang mengadu ke Komnas PA, bernama Edison Situmorang merasa kaget setelah anaknya dilecehkan tetangganya sendiri yang notabene polisi.
"Saya tidak menaruh curiga karena dia polisi, ternyata dia tega melakukan pencabulan terhadap anak saya yang baru berusia 4,5 tahun. Saya sudah melaporkan ini ke Polres Jatinegara, tapi saya takut dan minta perlindungan karena dia berasal dari Polres Jatinegara juga. Karena itu saya mohon perlindungan dari Pak Presiden," ungkap dia.
Selain itu, Ibu Supriyani dari Depok pun mengadu kepada Komnas PA karena anaknya yang 7 tahun mendapat perlakukan pelecehan oleh tetangganya yang masih berumur 13 tahun.
"Kejadian itu divideokan, saya pegang videonya. Anak saya jadi takut. Saya sudah visum tapi dari kepolisian selalu bilang belum ada hasil, belum ada hasil, karena itu saya mohon agar kasus ini bisa segera mendapatkan keadilan," cerita dia.
Terakhir, Seorang ibu bernama Patricia yang anak kembarnya dilecehkan anak tetangganya yang menumpang untuk sekolah di Yogyakarta.
"Bayangkan anak TK bisa menahan perasaan ini hingga dia kelas 2 SD dan baru bercerita bahwa, maaf, saat anak saya di Yogyakarta, kedua anak tetangga saya yang menumpang untuk bersekolah itu memainkan kelamin anak saya, hingga celananya basah. Bahkan sampai pagi, anak saya tidak memakai celana. Anak saya tahu, tapi diam saja karena takut dibunuh," ujar Patricia.
Dia mengaku sudah melakukan mediasi hingga 3 kali. Tapi keluarganya tidak menggubris. "Jika mediasi terakhir tidak berhasil juga, saya akan membawa kasus ini sampai pengadilan. Anak saya mentalnya sudah hancur," ungkap Patricia. (Ali/Mut)