7 Kabupaten Terendam Banjir, 120 Ribu Warga Aceh Mengungsi

Di Aceh Timur banjir merendam 25.773 rumah di 276 desa (23 kecamatan), sehingga menyebabkan 59.488 jiwa atau 14.514 KK mengungsi.

oleh Rochmanuddin diperbarui 24 Des 2014, 19:38 WIB
Diterbitkan 24 Des 2014, 19:38 WIB
Evakuasi warga dari kepungan banjir bandang di Desa Blang Weu, Lhokseumawe, Aceh. Banjir akibat guyuran hujan dan angin kencang, merobohkan tujuh rumah warga.(Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Meski pun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak hujan di Aceh sudah terlewati --selama Oktober-November 2014, namun ancaman banjir tetap tinggi.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebanyak 7 kabupaten di Aceh terendam banjir sejak Minggu 21 Desember 2014 hingga saat ini.

"Tercatat banjir merendam 73 kecamatan di 7 kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Selatan, Pidie, Lhokseumawe, dan Banda Aceh," ujar Sutopo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/12/2014).

Sutopo mengatakan, daerah terparah terendam banjir adalah di Aceh Timur dan Aceh Utara yang mencapai ketinggian 50-400 centimeter.

"Data sementara yang dihimpun BPBD, jumlah pengungsi mencapai 120.966 jiwa (20.570 KK)," ujar dia.
 
Sutopo menjelaskan, di Aceh Timur banjir merendam 25.773 rumah di 276 desa (23 kecamatan), sehingga menyebabkan 59.488 jiwa atau 14.514 kepala keluarga (KK) mengungsi.

"Daerah yang terparah adalah Kecamatan Julok yang terendam banjir hingga ketinggian 2 meter. Sebanyak 5.743 jiwa warga 26 desa jiwa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi," jelas dia.
 
Sementara banjir di Aceh Utara, lanjut Sutopo, melanda 20 kecamatan sejak Jumat 19 Desember 2014. Hingga saat ini masih dilakukan pendataan jumlah pengungsi banjir di Aceh Utara.

"Banjir terjadi akibat sungai-sungai yang dangkal sehingga ketika hujan, debit sungai meluap. Selain hujan lokal, juga akibat hujan dari Kabupaten Bener Meriah dan Takengon," kata dia.

Menurut Sutopo, BPBD Kabupaten Aceh Utara bersama TNI, Polri, SKPD, relawan dan masyarakat masih mengevakuasi warga yang terlanda banjir. Bantuan logistik pun terus dikirimkan ke lokasi banjir.

Namun, kata Sutopo, BPBD masih kesulitan menuju lokasi banjir karena keterbatasan perahu karet, peralatan, logistik, kendaraan operasional dan luasnya wilayah yang terendam banjir.

"Kebutuhan mendesak adalah perahu karet, makanan siap saji, selimut, tikar, pakaian dan kebutuhan bayi dan anak," beber dia.
 
Sutopo menambahkan, daerah di Aceh saat ini rentan terjadi banjir karena sedimentasi atau pengendapan sungai akibat degradasi lingkungan.

"Perlu penanganan banjir secara komprehensif, baik struktural maupun non struktural agar banjir dapat diminimumkan risikonya," pungkas Sutopo. (Rmn)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya