Pencarian AirAsia QZ8501 di Selat Karimata Dilanjutkan Besok

Kapten Kapal Ahmad mengatakan, 5 kapal yang dikerahkan juga tak menemukan jejak pesawat AirAsia QZ8501 pada hari ini.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 29 Des 2014, 19:20 WIB
Diterbitkan 29 Des 2014, 19:20 WIB
Kapten Kapal KN 224
Nahkoda Kapal KN 224 Kapten Ahmad (Liputan6.com/ Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Belitung Timur - Kapal KN 224 Badan SAR Nasional (Basarnas) yang mencari jejak pesawat AirAsia QZ8501 menepi ke Pulau Manggar, Belitung Timur. Oleh karena itu, pencarian pesawat yang hilang kontak sejak Minggu 28 Desember 2014 itu akan dilanjutkan besok.

"Kita menepi untuk mengisi logistik air tawar. Kalau bahan bakar cukup untuk 7 hari," ujar Nakhoda Kapal Kapten Ahmad di kapal KN 224, Senin (29/12/2014).

Menurut dia, pencarian pada besok akan dilakukan lebih luas sekitar Pertemuan Selat Karimata dan Perairan Laut Jawa yang diperkirakan Pesawat Air Asia QZ8501 berada di sana.

"Lokasi pencarian akan lebih besar daripada hari ini. Sebesar 180 nm kali 30 nm seputar Selat Karimata dan Perairan Laut Jawa," jelas dia.

Kapten Ahmad menuturkan, pencarian pada Selasa 30 Desember dimulai sekitar 07.00 WIB. Diharapkan, cuaca akan mendukung pencarian pesawat yang berisi 162 penumpang.

"Besok pukul 07.00 WIB akan mulai pencarian dengan kecepatan 16 knot/jam diperkirakan akan sampai di titik pencaharian 5-6 jam dengan kondisi gelombang yang mendukung sekitar 0,9 knot," kata Ahmad.

Pencarian Nihil

Pencarian yang dilakukan Basarnas nihil. Kapten Kapal, Ahmad mengatakan, 5 kapal yang dikerahkan juga tak menemukan apa-apa pada hari ini.

"Semua laporan masuk baik itu dari Pangkal Pinang, Palembang, Pontianak, Belitung, serta kita sendiri dari Jakarta semua berakhir nihil. Namun, kita tetap melakukan pencaharian," ujar Kapten Ahmad.

Bukan hanya nihil, tanda-tanda pesawat AirAsia QZ8501 yang diperkirakan jatuh, tidak tampak, baik itu peralatan pesawat, maupun tanda-tanda lain.

"Koper, ataupun sampah pesawat tidak diketemukan. Namun, kita tidak akan berhenti di sini masih ada waktu 5 hari lagi," jelas dia.

Pengerahan alat Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mencari kapal tidak bisa diturunkan lantaran gelombang yang terlalu tinggi.

"Mulai pencarian ROV tidak mungkin diturunkan karena kondisi ombak besar. Maksimal arus gelombang itu satu knot kemarin kan lebih dari dua knot," jelas dia.

ROV merupakan robot pintar di bawah laut, yang digunakan untuk melihat atau mencari jika atau kemungkinan kapal tenggelam. Maksimal 40 meter di bawah laut untuk menggunakan ROV.

Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. (Mvi/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya