Ulat dan Kepompong Daun Jati, Kuliner Ekstrem dari Tuban

Untuk 1 mangkuk penuh berisi ulat dan kepompong seberat 500 gr, dijual dengan harga Rp 25.000.

oleh Liputan6 diperbarui 03 Jan 2015, 07:35 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2015, 07:35 WIB
(Lip6 Pagi) Kuliner-Ulat
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Tuban - Warga perbukitan kapur Kabupaten Tuban, Jawa Timur, punya menu ekstrem tiap musim penghujan yaitu ulat dan kepompong goreng.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (3/1/2015), warga Desa Guwo Terus, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban beramai-ramai masuk ke hutan untuk berburu ulat dan kepompong daun jati.

Binatang pemakan daun itu cukup mudah ditemukan di antara tumpukan dedaunan dan ranting pohon jati yang telah gugur. Bahkan perburuan dilakukan hanya dengan menggunakan tangan dan bekal tempat sebagai wadah penampung ulat dan kepompong.

Biasanya, dalam sehari warga bisa mengumpulkan 2 hingga 5 kg ulat bercampur kepompong daun jati. Hasil buruan itu kemudian akan dijual dan selebihnya dimasak untuk konsumsi keluarga.

Untuk 1 mangkuk penuh berisi ulat dan kepompong seberat 500 gr, dijual dengan harga Rp 25.000. Ulat dan kepompong daun jati cukup lezat dikonsumsi.

Namun sebelum dimasak harus dicuci sampai bersih untuk menghilangkan kotoran tanah yang menempel. Setelah dicampur dengan bumbu, ulat dan kepompong daun jati lalu digoreng sesuai selera garing atau setengah matang.

Kini ulat dan kepompong goreng siap disantap bersama sepiring nasi hangat. Menu tidak lazim itu memiliki rasa unik yaitu sedikit kenyal dan gurih manis dilidah.

Selain itu, warga meyakini ulat dan kepompong daun jati bisa menjadi suplemen penambah stamina karena mengandung protein yang tinggi. (Vra/Ado)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya