Warga Australia Ditemukan Tewas di Kamar Hotel Bali

Mereka terkejut saat mendapati jasad terbaring dengan posisi telungkup di atas ranjang. Noda darah yang mengering terlihat di sekitar mulut.

oleh Audrey Santoso diperbarui 27 Jan 2015, 15:59 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2015, 15:59 WIB
Mayat
Ilustrasi

Liputan6.com, Brighton - Seorang pria asal Brighton, Australia ditemukan terbaring kaku di ranjang kamar hotel di Bali, Senin 26 Januari 2015. Awalnya, staf Fave Hotel, curiga karena korban tidak check out di waktu yang seharusnya. Lalu, mereka mengecek kamar yang ditempati salah satu tamunya itu. Di dalamnya, orang yang dicari ternyata sudah tak lagi bernyawa.

Tim forensik mengatakan, tidak ada tanda-tanda kekerasan di jasad. Namun, otopsi tetap dibutuhkan untuk menentukan penyebab pasti kematian pria tersebut. Bagaimanapun, proses pengujian post-mortem tidak bisa dilakukan tanpa persetujuan dari pihak keluarga korban.

Polisi menduga bahwa pria tersebut kemungkinan mengalami sakit, hal itu didasari adanya obat-obatan dan vitamin yang ditemukan di dalam kamar hotel. Aparat juga menjumpai sebuah botol minuman keras yang sudah kosong. Sementara, telepon genggam, dompet dan uang milik korban masih tergeletak di kamar.

Seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (27/1/2014), pria yang identitasnya tidak diungkap tersebut masuk ke kamar 570 Fave Hotel pada 16 Januari 2015. Sesuai jadwal, seharusnya ia meninggalkan hotel pada 26 Januari 2015. Siang itu, staf hotel menelepon ke kamar namun tak ada jawaban hingga melewati jam check out.

Saat malam, dengan menggunakan kunci master, staf hotel membuka kamar. Mereka terkejut saat mendapati jasad terbaring dengan posisi telungkup di atas ranjang. Noda darah yang mengering terlihat di sekitar mulut korban. Saat itu lampu kamar dan pendingin ruangan dalam keadaan menyala.

Kepala Forensik Rumah Sakit Sanglah Denpasar Dokter Ida Bagus Putu berkata, tak ada jejak kekerasan, namun ditemukan tanda bahwa korban meninggal karena kekurangan oksigen.

“Dari pemeriksaan luar, kami menyatakan bahwa korban meninggal sekitar 12 sampai 24 jam sebelum pemeriksaan,” kata Dokter Alit. “Tapi untuk mengetahui penyebabnya perlu dilakukan otopsi.”

Anggota tim investigasi Polres Kuta, Dewa Tagel mengatakan, "Penyelidikan awal menunjukkan bahwa korban mungkin sakit, itu berdasarkan obat yang ditemukan di kamar.

“Kami tidak menemukan tanda kekerasan apapun pada jasad korban, termasuk di TKP. Tidak ada tanda bekas perkelahian karena semua benda masih tertata rapi di tempat yang seharusnya,"ujar Tagel.

Dewa Tagel mengatakan, ada banyak pil dan tablet ditemukan di atas meja samping ranjang dan di dalam kantong barang. Namun semua obat-obatan itu bukanlah narkoba. (Tnt/Ein)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya