Liputan6.com, Jakarta - Berada di jantung markas Negara Islam Irak-Suriah (ISIS), tak serta merta membuat seseorang atau lembaga bisa leluasa mengorek informasi soal kelompok militan itu. Hal ini pula yang dialami Dubes Indonesia untuk Irak Safzen Noerdin. Safzen mengaku tidak bisa menggali informasi terkait ISIS dari Pemerintah Irak. Sebab, kata dia, Pemerintah Irak menilai pergerakan ISIS bukan persoalan negara mereka.
"Kalau (soal ISIS) itu yang ditanyakan saya boleh katakan, sebenarnya lebih tahu orang Indonesia ketimbang saya di sana. Karena sama sekali nggak bisa kita korek soal itu dengan Pemerintah Irak," kata Safzen di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Dia menambahkan, "Irak selalu katakan itu persoalan individu jangan hubungkan dengan negara. Mereka santun banget kalau bicara soal itu. Jadi kita lebih tahu banyak di Indonesia," tegas Safzen.
Dia mengatakan, pihaknya tidak memiliki sama sekali data tentang pergerakan ISIS yang merekrut warga negara Indonesia di Irak. Namun ia menjelaskan, telah mengimbau seribu WNI yang sebagian besar menetap di Kurdhistan, untuk tidak bergabung dengan kelompok ekstremis tersebut.
"Tidak ada data dan tidak ada satupun yang memberikan. Dan jangan coba-coba kita tanya ke ISIS-nya," tegas Safzen.
Dia menuturkan, pihaknya lebih banyak tahu soal ISIS dari media massa. "Kami juga suka melihat di media mereka sendiri yang mengatakan kami telah ini dan ada kemarin Abu Jandal. Kami sama dengan teman-teman di sini lihatnya dari media massa dan ada beberapa medsos mereka yang aktif memberitakan. Tapi dengan pemerintah Irak tidak sama sekali," tandas Safzen.
Sebelumnya, seorang WNI yang dikabarkan bergabung dengan kelompok ISIS melakukan aksi bom bunuh diri di Irak. WNI tersebut diyakini melancarkan aksinya menjadi 'pengantin' (bomber bunuh diri) dengan meledakkan diri di Irak akhir pekan lalu.
Disebut, dalam aksinya pelaku menabrakkan sebuah minibus yang penuh bahan peledak ke sebuah pangkalan militer di luar kota Tikrit, Baghdad Utara. Bus pun kemudian meledak.
Pada situs SITE yang dilansir Channel News Asia, WNI tersebut diketahui bernama Hanzhalah Al-Indunisi. Namun para analis menduga kuat, nama tersebut bukan nama asli.
Menurut data yang dihimpun SITE, Hanzhalah Al-Indunisi merupakan anggota ISIS asal Indonesia kedua yang tewas karena aksi bom bunuh diri. Selain itu, ada 5 WNI yang meregang nyawa tahun ini karena bertempur di Timur Tengah. (Sun/Ein)
Dubes RI: Sulit Korek Informasi Soal ISIS dari Pemerintah Irak
"Tidak ada data dan tidak ada satupun yang memberikan. Dan jangan coba-coba kita tanya ke ISIS-nya," tegas Dubes Indonesia untuk Irak.
diperbarui 12 Feb 2015, 17:01 WIBDiterbitkan 12 Feb 2015, 17:01 WIB
Teroris ISIS tersebut telah mengeksekusi banyak wanita, termasuk perempuan hamil di Kota Al-Fallujah, Irak... Selengkapnya
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Indra Sjafri Sudah Punya 23 pemain Timnas Indonesia U-20 untuk Piala Asia U-20 2025, Akan Diumumkan Paling Lambat 2 Februari
Top 3: Zodiak yang Dikenal Paling Pekerja Keras
Timnas Futsal Indonesia Menang Lawan Jepang di 4 Nations World Series 2025, Hector Souto Beri Pesan Bijak Ini
Top 3 Berita Bola: Masih Belum Puas, Manchester United Coba Rekrut Satu Penyerang Lagi
Turis Ukraina Diculik dan Dirampok WNA Rusia di Bali, Ni Luh Djelantik: Bisa Saja Menimpa WNI
350 Caption Hari Jumat Singkat untuk Inspirasi dan Motivasi
Polisi Gerebek Kafe, Tangkap Sindikat Penggelapan Mobil di Gorontalo
Artis Larasati Nugroho Alami Kecelakaan, Mobil Tabrak Pohon Hingga Terbalik
Pulang ke Tanah Leluhur, Puan Maharani Ziarah ke Makam Taufiq Kiemas
Memahami Arti Zakat Mal: Kewajiban dan Manfaatnya dalam Islam
Tiga Faktor Kemenangan Timnas Indonesia U-20 atas India U-20: Hadapi Pemain 17 Tahun hingga Minim Ancaman
Tiga Pemain Timnas Indonesia U-20 yang Tampil Gemilang saat Kalahkan India, Siapa Saja Dia?