Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Asia Afrika (KAA) tak hanya jadi ajang pertemuan negara-negara nonblok. Tapi juga dijadikan sebagai wadah pameran kebudayaan khas Tanah Air.
Salah satu pameran yang digelar di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, tempat KAA berlangsung, yakni pameran wayang produksi Djawa Arts & Cratfs. Sebuah usaha kecil menengah (UKM) yang memang diundang Kementerian Perdagangan untuk ikut konferensi tingkat tinggi ini.
Benny Adrianto, pemilik sekaligus pengembang produk Djawa Arts & Crafts mengatakan, wayang yang ditampilkan kali ini wayang golek. Namun, wayang-wayang ini dibuat dengan karakter berbagai daerah. Misalnya dari Palembang, Lampung, Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Karakter di sini maksudnya wayang-wayang ini menggunakan pakaian adat. Jadi wayang-wayang ini mewakili karakter-karakter di Indonesia," ujar Benny saat berbincang dengan Liputan6.com di JCC, Jakarta, Minggu (19/4/2015).
Tak cuma mewakili karakter daerah di Tanah Air, Benny juga membuat wayang-wayang dengan karakter negara-negara Asia-Afrika. Dia sengaja membuat wayang berkarater seperti itu sebagai simbol KAA.
"Ada juga wayang yang mewakili karakter-karakter Asia Afrika," ucap Benny.
Menurut Benny, wayang-wayang ini dibuat dengan material berkualitas terbaik. Maka itu banyak delegasi yang tertarik. Seperti Duta Besar Indonesia untuk Belgia, Mohamad Oemar membeli wayang berkarakter Palembang, lengkap dengan pakaian pengantin adat Sriwijaya.
"Dubes Indonesia untuk Belgia tadi beli wayang karakter pengantin Sriwijaya. Harganya Rp 15 juta. Dia sengaja beli buat dibawa ke Belgia nanti," ucap Benny.
Wayang-wayang yang sudah dibeli ini, pengambilannya setelah KAA berakhir. Transaksinya pun demikian, tidak dilakukan di forum internasional ini.
Songket Palembang
Tak cuma wayang, barang-barang produksi khas kebudayaan Tanah Air buatan sejumlah UKM juga dipamerkan di KAA. Salah satunya UKM Zaenal Songket yang memproduksi kain songket khas Palembang.
Andin, pengrajin kain songket dari UKM Zaenal Songket mengatakan, kain-kain songket yang ditampilkan kali ini dibuat dengan tenun. "Dibuat dengan tenun, bukan mesin," ucap dia.
Andin mengaku, banyak delegasi yang tertarik dengan produknya. Mereka sudah bertanya-tanya mengenai detail kain songket ini. Namun, sampai saat ini belum ada yang membeli.
Menurut Andin, beberapa motif kain songket yang dipamerkan di antaranya motif Bunga China, Bintang Berantai, dan Limar. Harga kain songket ini bervariatif. Tergantung jenis bahan dan tingkat kesulitan membuat motif.
"Yang Bunga China harganya Rp 7,5 juta, yang Limar Rp 3,5 juta.
Selain wayang dan kain songket, terdapat juga pameran lain dalam KAA yang digelar di JCC. Seperti pameran kain batik hingga alat-alat kecantikan. Tak ketinggalan pula alat-alat utama sistem persenjataan atau alutsista produksi dalam negeri.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sebelumnya menargetkan, Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung 19-24 April 2015 ini bisa menarik kunjungan 2.500 wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia. Kota yang menjadi target kunjungan wisman adalah Jakarta dan Bandung.
KAA yang digelar di Bandung dan Jakarta ini akan dihadiri 32 kepala negara dan 107 delegasi tinggi dari perwakilan negara. Kepala negara dan kepala pemerintahan yang telah mengonfirmasi akan hadir antara lain Brunei Darussalam, Jordania, Swaziland, dan Tiongkok.
Ada juga Korea Utara, Iran, Madagaskar, Malawi, Myanmar, Namibia, Sudan, Timor Leste, Vietnam, Zimbabwe, Bangladesh, Kamboja, Mesir, Gabon, Malaysia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, dan Thailand.
Sementara 6 wakil kepala negara atau wakil kepala pemerintahan yang telah mengonfirmasi akan menghadiri Peringatan ke-60 KAA ini, yakni dari Aljazair, Angola, Liberia, Filipina, Seychelles, dan Zambia. (Rmn/Mut)