Jurus Wagub Djarot Cegah Praktik Prostitusi

Wagub DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, jika tak ada saling jual dan beli bisnis haram ini, dia meyakini tidak prostitusi.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 30 Apr 2015, 03:57 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2015, 03:57 WIB
Wagub Djarot Resmikan 15 RSU Tipe D di Jakarta
Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat saat berkeliling seusai acara peresmian 15 Rumah Sakit Umum (RSU) tipe D di RSU Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta, Kamis (2/4/2015). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Bisnis prostitusi online belakangan terungkap satu per satu. Setelah kasus Deudeuh @tataa-chubby, baru-baru ini terungkap prostitusi di Apartemen Kalibata City, Jakarta Selatan. Pengungkapan prostitusi online itu setelah jajaran Polda Metro Jaya menggerebek 2 tower di apartemen tersebut pada Sabtu 25 April 2015 lalu.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, sebenarnya jalan keluar dan solusi mencegah munculnya prostitusi adalah tidak ada pasar.

"Menurut saya gampang kok solusinya untuk memberantas prostitusi itu. Gampang, paling gampang sederhana yang laki-laki jangan beli, yang perempuan jangan jual. Kalau itu tidak ada bisa selesai," kata Djarot di Balaikota DKI Jakarta, Rabu 29 April 2015.

Menurut Djarot, hal itu merupakan solusi terbaik ketimbang menghentikan dan mengontrol prostitusi itu sendiri. Jika tidak ada saling jual dan beli dalam bisnis haram ini, dia meyakini tidak akan ada praktik prostitusi.

"Lebih baik begitu. Yang harus kita pikirkan adalah dampaknya. Dampak sosial. Laki-laki jangan 'jajan', perempuan jangan 'jual'. Supaya tidak ada proses transaksi jual beli. Itu aman," tandas Djarot.

Pendapat Bang Yos

Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mendukung wacana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang berniat membangun sebuah lokalisasi prostitusi di Ibukota.

"Ahok tentu sudah mempertimbangkan banyak hal. Karena itu kalau memang dirasa baik, ya sudah jalani saja," ujar Sutiyoso saat dihubungi.

Kendati, pria yang karib disapa Bang Yos itu tetap mengingatkan jangan sampai Ahok terlalu fokus ke lokalisasi dan mengenyampingkan program-program pemerintah lainnya yang lebih penting.

Seperti program pengentasan kemiskinan, menurut Sutiyoso, dengan memperbanyak lapangan pekerjaan. Sebab, memberantas kemiskinan bisa membantu mengurangi praktik prostitusi. Karena masalah ekonomi selama ini menjadi alasan utama timbulnya prostitusi.

"Prostitusi merupakan salah satu anak kandung dari kemiskinan, selain kejahatan. Karena itu cara untuk meminimalisir keberadaannya adalah dengan memperbanyak lapangan pekerjaan," ujar dia.

Bang Yos saat memimpin Jakarta, pernah menutup lokalisasi prostitusi Kramat Tunggak, Koja, Jakarta Utara. Namun tak berarti ia anti keberadaan lokalisasi prostitusi. Melainkan alasannya adalah letak lokalisasi itu yang terlalu dekat dengan permukiman penduduk, terutama rumah ibadah.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pernah berwacana membuat lokalisasi prostitusi, dan memberikan sertifikat bagi pekerja seks komersial (PSK). Wacana ini ditentang keras oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Terhadap wacana Ahok, Khofifah mengaku, sudah berdiskusi dengan orang nomor satu di Jakarta itu. Apa yang diucapkan di media, tidak akan dilakukan mantan Bupati Belitung Timur itu.

"Saya sudah bertemu beliau. Saya tanya soal lokalisasi dan dia bilang tidak akan bikin itu. Dia bilang mau tunjukkan ada tempat striptis siang hari, saya tidak sebut hotel. Di Jakarta ada sebuah tempat teman-teman PSK seluruh dunia ada di situ. Beliau ingin sampaikan pesan ada tempat Jakarta yang begitu (bukan bangun lokalisasi)," jelas Khofifah. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya