Liputan6.com, Jakarta - Kebengisan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-Un, terus berlanjut. Baru-baru ini seorang pemilik perternakan kura-kura diduga telah dieksekusi atas perintah dirinya.
Kabar itu menjadi sorotan pembaca Liputan6.com sepanjang Rabu 8 Juli 2015. Ada kabar lainnya yang terus mendapat perhatian. Informasi tentang kasus Angeline yang masih memeriksa Margriet dan anaknya.
Berikut 5 kabar teratas yang dihimpun Liputan6.com, Kamis (9/7/2015):
1. Gagal Urus Kura-Kura, Warga Korut Dihukum Mati Kim Jong-Un
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un kembali menghukum mati. Kali ini hukuman itu dijatuhkan kepada warganya lantaran dianggap gagal mengurus kura-kura.
Laporan beberapa media lokal menyebut, eksekusi dilakukan karena sang pemilik peternakan membuat Jong-Un kecewa. Kekecewaan anak dari Kim Jong-Il ini muncul akibat pemilik peternakan tersebuut gagal menyediakan air yang cukup bagi kura-kura di peternakannya.
Sang pemilik peternakan di Taedonggang sebenarnya sudah mencoba memberi Jong-Un penjelasan kenapa pasokan air di kolamnya tidak sesuai kemauan pemimpinnya tersebut. Hal ini karena ada masalah teknis terkait listrik, peralatan, dan air.
Namun, alasan tersebut tak cukup bagi Jong-Un. Kematian beberapa bayi dari kura-kura jadi alasan kuat pemimpin berbadan tambun ini kembali mengeksekusi warganya.
Selengkapnya.
2. Margriet Pinjam Kartu Telepon Agus pada Hari Angeline Dikubur
Tersangka pembunuh Angeline, yakni sang ibu angkat Margriet Megawe disebut sempat meminjam kartu SIM telepon seluler milik tersangka lain, Agustinus Hamba May. Peminjaman itu terjadi pada hari di mana bocah malang tersebut dikuburkan.
Informasi ini tercantum dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kedua tersangka. Kesamaan BAP ini juga telah diperagakan saat rekonstruksi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang digelar pada Senin 6 Juli 2015 kemarin.
Namun kepolisian mengaku belum mengetahui apa motif Margriet meminjam kartu SIM Agus.
"Kita tidak mengetahui persis tujuannya apa. Yang tahu cuma Margriet," kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Hery Wiyanto, di Mapolda Bali pada Selasa 7 Juli 2015.
Selengkapnya.
3. Kakak Angkat Angeline Teknisi di Perusahaan Pesawat Tempur AS
Tersangka pembunuhan Angeline, Margriet Megawe memiliki 2 anak kandung yakni Yvonne dan Christina. Keduanya memiliki ayah yang berbeda. Anak bungsu Margriet, yaitu Christina Telly Megawe, berayahkan Douglas Bruce Scarborugh‎, warga negara Amerika Serikat dan telah meninggal dunia.
Seorang pria yang pernah indekos di rumah Margriet, Nengah, menceritakan bahwa Margriet sangat membanggakan Yvonne dan Christina. Apalagi Christina, Margriet selalu menceritakan sang anak yang bekerja di sebuah perusahaan pesawat tempur di Amerika Serikat itu.
"Margriet selalu membanggakan anak bungsunya. Margriet cerita dia (Christina) bekerja pada perusahaan pesawat tempur di Amerika sebagai teknisi kelistrikan," ungkap Nengah kepada Liputan6.com di Bali, Rabu 8 Juli 2015.
Selengkapnya.
4. Pernah Bertransaksi dengan Ibu Angkat Angeline, Pria Ini Kapok
Seorang pria yang pernah indekos di rumah ibu angkat Angeline atau Engeline, mengaku punya pengalaman buruk bertransaksi dengan Margriet Megawe. Saat itu ia akan membeli mobil peninggalan suami Margriet, Douglas Bruce Scarborough, seharga ‎Rp 40 juta.
Pada 2010, ungkap pria Bali ini, Margriet berniat menjual mobil peninggalan suaminya, Taft Hiline. Saat itu, jenis mobil ini sedang naik daun sehingga Nengah tertarik untuk membelinya. Ia pun memberinya tanda jadi Rp 5 juta rupiah.
Tidak hanya memberikan uang tanda jadi, Nengah juga membawa mobil tersebut ke bengkel untuk mengganti beberapa onderdil Taft Hiline tersebut.
"Saya janjikan kekurangan Rp 35 juta dibayar dengan satu are tanah di Kabupaten Bangli. Saat itu harga tanah per satu are antara Rp 30-35 juta. Saat itu kita berdua sepakat dan saya sudah siapkan tanahnya," ungkap Nengah.
Tapi apa yang terjadi. Impian Nengah untuk memiliki Taft Hiline itu pupus setelah Margriet membatalkan menjual mobilnya. Margriet beralasan, ingat bahwa Taft Hiline itu adalah peninggalan suami yang dicintainya.
Selengkapnya.
5. Cerita Dendam Ahok dan Hasrat Lempar Granat ke Kantor Pajak
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengaku pernah ingin melakukan hal nekat. Pria yang karib disapa Ahok itu bercerita, dirinya pernah berniat melempar kantor pajak dengan granat.
Keinginan itu muncul saat dirinya masih tinggal di Belitung Timur. Kala itu, Ahok melihat keluarganya yang berbisnis timah terus diteror petugas pajak untuk memberikan jatah lebih. Meski hasil timah menurun, para oknum pajak tetap saja meminta bayaran tinggi jauh di atas nilai yang harus dibayarkan.
Hal itu memicu kekesalannya. Bahkan, 2 saudaranya menderita stroke karena terus diteror oknum pajak.
"Dulu saya waktu kecil sering berkhayal bawa granat buat timpukin ke orang pajak, gara-gara oknum pajak perasin om saya stroke soal timah. Biarin aja sudah siap mati saya, paling enggak sudah berhasil ngebom dia," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Ayah 3 anak itu mengatakan, perilaku oknum pajak seperti itu menimbulkan dendam pada para pejabat. Ahok mengaku bersyukur, niat buruknya itu tidak sampai terealisasi sampai sekarang.
Advertisement
(Ali/Tnt)