Alami Krisis Hakim, MA Lakukan Pendekatan ke Menpan RB

"Kalau orang bilang MA melakukan seleksi secara subjektif itu tidak masuk akal," tegas Hatta.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 19 Agu 2015, 17:26 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2015, 17:26 WIB
20150819-Hatta Ali Pimpin Upacara Peringatan HUT MA ke-70-Jakarta
Para Pimpinan, Hakim Agung, Pejabat eselon dan pegawai mengikuti upacara peringatan HUT Mahkamah Agung ke-70 bertema ‘Meningkatkan Kepercayaan Publik Melalui Independensi Lembaga Peradilan’ di Jakarta, Rabu (19/8/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Agung (MA) mengakui lembaga peradilan khususnya Kelas II tengah krisis hakim. Krisis hakim ini bahkan telah berlangsung 5 tahun terakhir.

Ketua MA Hatta Ali menyatakan, terkait masalah tersebut sudah membicarakan dengan pemerintah melalui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Yuddy Krisnandi.

"Sudah hampir 5 tahun tidak ada perekrutan. Di Pengadilan Kelas II sangat kurang. Nah proses itu telah dibicarakan dengan Menpan dan anggarannya," ujar Hatta di kantornya, Jakarta, Rabu (19/8/2015).

Dia menjelaskan, rekruitmen hakim tingkat pertama berada di bawah kewenangan lembaganya. Hatta Ali menjamin pihaknya akan transparan dalam rekruitmen hakim.

"Kalau orang bilang MA melakukan seleksi secara subjektif itu tidak masuk akal," tegas Hatta.

Dia juga menepis adanya dinasti hakim bila rekruitmen di bawah kendali penuh MA.  Hatta mencontohkan sejumlah saudaranya yang banyak gagal lolos menjadi hakim.

"Ada yang bilang keluarga dibantu, itu tidak bisa. Jangan khawatir soal itu, banyak keponakan saya yang enggak lulus, jadi jangan khawatir soal itu," tutup Hatta.

Juru Bicara MA Suhadi menambahkan, meski pembicaraan dengan Menpan RB sudah dilakukan hingga kini belum mendapatkan titik terang.

"Kami sudah melakukan pendekatan dengan Menpan RB agar menemukan jalan terbaik. Tapi sampai sekarang belum ada titik terang, jadi belum kita umumkan ke masyarakat. Anggarannya sudah ada untuk rekrutmen, tapi pintunya sulit dibuka," tutur Suhadi. (Ron/Yus)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya