Ribuan Warga Pulau Enggano Bengkulu Menjerit Minta Listrik

Masalah utama di pulau itu adalah tidak adanya sumber listrik baik itu air mengalir, uap ataupun gas bumi.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 23 Okt 2015, 01:27 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2015, 01:27 WIB
Foto ilustrasi listrik
(Foto: Dokumentasi PLN)

Liputan6.com, Bengkulu - Kemerdekaan Republik Indonesia yang telah berlangsung selama 70 tahun rupanya belum dirasakan oleh ribuan warga Pulau Enggano Bengkulu.

Warga pulau yang tercatat sebagai pulau terluar Indonesia bagian barat dan berada di tengah Samudera Hindia itu, hingga kini masih terus menjerit meminta kepada pemerintah agar bisa memberikan layanan dan fasilitas seperti yang dirasakan saudara sebangsa dan setanah air berupa aliran listrik.

Hidi Chistopher, seorang aktivis lingkungan hidup yang mewakili warga Enggano bersuara keras kepada petinggi PLN wilayah Sumatera Bagian Selatan saat dilakukan sosialisasi penyaluran subsidi listrik tepat sasaran di Bengkulu, Kamis (22/10/2015).

"Mewakili warga Pulau Enggano, kami minta pemerintah Republik Indonesia melalui PLN ini agar bisa sesegera mungkin memberikan layanan listrik kepada saudara-saudara kami di Pulau Enggano, mereka juga bagian dari republik ini, sudah lama mereka mendambakan listrik, kami terus berteriak tetapi sampai hari ini, mana kepedulian pemerintah," ujar Christopher kepada General Manager PLN wilayah Sumbagsel Budi Pangestu.

Budi Pangestu yang didesak, ternyata tidak mampu memberikan jawaban. Dia bahkan melemparkan persoalan ini kepada Manager Area PT PLN (persero) Bengkulu, Joni.

Joni beralasan, pihaknya sudah melakukan survei jaringan di Pulau Enggano dan mendapatkan sebanyak 850 kepala keluarga (kk) yang terdata sangat membutuhkan listrik. Tetapi masalah utama di pulau itu adalah tidak adanya sumber listrik baik itu air mengalir, uap ataupun gas bumi.

"Kami sudah berkoordinasi dengan PLN Pusat dan membuat proposal agar bisa membangun jaringan dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS, tetapi masih menunggu realisasi yang dijanjika oleh Bank Dunia yang sampai hari ini juga belum jelas kapan terealisasi," tukas Joni.

(Ali/Mar)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya