Liputan6.com, Jakarta - Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi ke-10 digelar di Ruang Nusantara V, Gedung DPR, Jakarta. Meski acara digelar di gedung rakyat, sang empunya rumah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto, justru tak terlihat batang hidungnya.
Dari deretan kursi depan, hadir Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman, Plt Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Taufiequrachman Ruki, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja. Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyadari hal itu lantas berkomentar saat memberikan sambutan.
"Saya bilang tadi ke Ketua MPR (Zulkifli Hasan), nanti yang selalu hadir tinggal perwakilan MPR dan DPD. Yang satu (DPR) sudah hilang," kata JK, Kamis (3/12/2015).
Baca Juga
JK juga sempat mengomentari pelaksanaan sidang etik MKD pada Rabu, 2 Desember 2015 lalu. Menurut JK, apa yang terjadi dalam sidang etik tersebut merupakan bentuk tragedi dari pemberantasan korupsi.
Ia menyebut sidang etik atas kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dengan terduga Setya Novanto itu sudah mempertontonkan keserakahan. Ironisnya, mereka membahas soal pemberantasan korupsi pada keesokan paginya.
"Kita semalam dipertontonkan di kompleks DPR suatu upaya sekelompok orang, pejabat, pengusaha untuk coba merugikan negara sangat besar. Tragis juga bangsa ini. Malam kita terbuka dengarkan upaya korupsi, pagi ini kita coba bicara bagaimana menghentikan (korupsi)," ujar JK.